Frekuensi pernapasan pada orang dewasa normal dan sehat berkisar antara

Secara ringkas, proses pernapasan manusia dimulai dari menghirup oksigen, melakukan pertukaran dengan karbon dioksida di paru-paru, lalu dikeluarkan bersama dengan uap air lewat rongga hidung. Walaupun prosesnya sama di tiap manusia, rupanya terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.

Frekuensi pernapasan pada manusia dikontrol oleh bagian otak yang disebut dengan medula oblongata. Di medula oblongata terdapat sel-sel yang sangat peka terhadap kadar karbon dioksida dalam darah.

Ketika kadar karbon dioksida dalam darah meningkat hingga di atas normal, medula oblongata akan meningkatkan aktivitas otot-otot interkostal dan diafragma. Akibatnya, frekuensi pernapasan akan meningkat untuk mengembalikan konsentrasi karbon dioksida ke batas normal.

Beberapa faktor yang memengaruhi medula oblongata untuk meningkatkan atau menurunkan ritme pernapasan adalah usia, aktivitas, jenis kelamin, suhu tubuh, serta posisi tubuh.

Usia

Jika kita perhatikan, bayi memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan karena bayi masih berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga membutuhkan energi yang lebih banyak untuk mendukung tumbuh kembangnya.

[Baca juga: Sistem Pernapasan Manusia, dan Beberapa Gangguannya]

Aktivitas

Semakin berat aktivitas seseorang, maka frekuensi pernapasannya pun akan semakin meningkat. Gunanya adalah untuk memasok energi yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas tersebut.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin pun memiliki pengaruh terhadap frekuensi pernapasan pada manusia. Laki-laki biasanya memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan volume paru-paru wanita lebih kecil dibandingkan laki-laki.

Suhu Tubuh

Ketika seseorang merasa kedinginan dan suhu tubuhnya menurun, otak akan mengirim sinyal agar paru-paru meningkatkan frekuensi pernapasannya. Dengan begitu, tubuh akan mempercepat pembakaran agar tetap hangat.

Posisi Tubuh

Terakhir, ini juga dapat dipengaruhi juga oleh posisi tubuhnya. Jika seseorang berada dalam posisi berdiri, frekuensi pernapasannya akan lebih tinggi dibandingkan jika ia sedang duduk atau berbaring. Hal ini terjadi karena ketika ia berdiri, tubuh memerlukan energi yang lebih besar untuk menjaga agar tetap seimbang, sehingga frekuensi pernapasan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut.

Ditulis Tribunners, Sugeng Prayitno

PERNAPASAN

dalam praktek klinik bermakna sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri, sedang hasil rekamannya disebut dengan spirogram.Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% [350 ml] dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya sebanyak 30% [150 ml] menetap di ruang rugi [anatomic dead space].Volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute volume of respiration [MVR] atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini didapatkan dari hasil kali antara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal permenit. Rata-rata MVR dari 500 ml volume tidal sebanyak 12 kali pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.Volume pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan mengambil nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume cadangan inspirasi [Inspiratory reserve volume] sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya, sehingga volume tidal totalnya sebesar 3600 ml.Meskipun paru dalam keadaan kosong setelah fase ekspirasi maksimal, akan tetapi sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara sisa yang disebut dengan volume residu yang mempertahankan paru-paru dari keadaan kollaps, besarnya volume residu sekitar 1200 ml.Berikut cara pemeriksaan vital paru dengan alat spirometri :1. Siapkan alat spirometri2. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data seperti umur, seks, TB, BB3. Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.4. Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum melakukan pemeriksaan.5. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.6. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal [tidak terputus]. Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan kurva pada layar monitor spirometri.7. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi maksimal.

8. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman [tekan tombol print pada alat spirometri] [duniaalatkedokteran.blogspot.com ]

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar pada tubuh, yang memiliki banyak fungsi penting, salah satunya memproduksi hormon. Hipotiroidisme adalah gangguan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon menjadi kurang aktif.

Akibatnya, kadar hormon menurun dan bisa memperlambat berbagai proses dalam tubuh, termasuk pernapasan. Kondisi ini dapat melemahkan otot-otot pernapasan dan menyebabkan kapasitas oksigen di paru-paru menjadi berkurang. Hal itu dapat menyebabkan bradipnea.

3. Keracunan

keracunan karbon monoksida” width=”640″ height=”428″ srcset=”//cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-699×467.jpg 699w, //cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-300×200.jpg 300w, //cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-90×60.jpg 90w, //cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-45×30.jpg 45w” sizes=”[max-width: 640px] 100vw, 640px” />

Keracunan dari zat tertentu dapat memengaruhi proses di dalam tubuh, salah satunya memperlambat pernapasan. Salah satu zat yang mengganggu pernapasan adalah sodium zide, zat kimia yang digunakan pada airbag mobil untuk mengembang.

Zat ini juga ditemukan pada pestisida dan bahan peledak. Jika terhirup dalam jumlah tertentu, zat kimia tersebut dapat memperlambat sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular serta menimbulkan gejala mual, muntah, dan sakit kepala.

Ada juga keracunan karbon monoksida, yaitu gas yang dihasilkan dari pembakaran atau asap kendaraan. Gas ini dapat terhirup dan tercampur dalam darah dan menyebabkan kadar oksigen menurun, sakit kepala dan pusing, koma, dan gagal bernapas.

4. Cedera kepala dan kondisi lainnya

Mendapat cedera di bagian kepala, tepatnya di area batang otak [kepala bagian bawah] dapat menyebabkan brakardi [penurunan denyut jantung] sekaligus bradipnea. Biasanya cedera kepala sering terjadi akibat pukulan benda tajam, terjatuh, atau mengalami kecelakaan.

Selain itu, orang dengan penyakit pneumonia, edema paru, bronkitis kronis, asma kronis, sindrom Guillain-Barré atau amyotrophic lateral sclerosis [ALS] juga memiliki gejala penurunan kecepatan pernapasan.

Salah satu komponen penting dalam tubuh yakni memiliki frekuensi napas yang normal. Setiap usia, dari bayi hingga dewasa, punya frekuensi pernapasan normal yang bervariasi. Agar tahu berapa frekuensi napas normal yang seharusnya Anda miliki di kelompok usia saat ini, simak penjelasan berikut, ya!

Sebelum membahas nilai frekuensi napas normal, Anda perlu memahami dulu apa itu frekuensi napas pada tubuh.

Frekuensi napas adalah jumlah napas yang dilakukan seseorang per menit. Anda dapat mengukur frekuensi napas yang dihirup dan diembuskan ketika sedang istirahat.

Pengukuran yang satu ini tidak menentu karena dapat meningkat saat sedang demam maupun mengalami kondisi medis lainnya.

Itu sebabnya, saat memeriksa pernapasan, penting untuk mengetahui apakah Anda sedang mengalami kesulitan bernapas atau tidak.

Pernapasan atau respirasi sendiri adalah proses yang melibatkan otak, batang otak, otot pernapasan, paru-paru, saluran udara, dan pembuluh darah.

Anda dapat mengukur frekuensi napas Anda dengan menghitung oksigen yang Anda hirup dalam satu menit.

Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan.

  1. Duduk dan cobalah untuk santai.
  2. Perhitungan frekuensi napas paling baik dilakukan ketika Anda duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur.
  3. Hitung laju pernapasan Anda dengan menghitung berapa kali dada atau perut Anda mengembang dalam satu menit.
  4. Catat perhitungan tersebut.

Apa itu frekuensi napas normal?

Cleveland Clinic menyebutkan bahwa frekuensi napas normal pada orang dewasa adalah 12-20 napas per menit.

Frekuensi napas pada orang lanjut usia atau lansia cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa lainnya, khususnya pada mereka yang mendapat perawatan kesehatan jangka panjang.

Pada orang lanjut usia [lansia], frekuensi pernapasan normal dapat mencapai lebih dari 28 napas per menit.

Secara garis besar, berikut ini daftar frekuensi napas normal pada bayi baru lahir hingga lansia:

  • Bayi [0-1 tahun]: 30-60 napas per menit
  • Balita [1-3 tahun]: 24-40 napas per menit
  • Preschooler [3-6 tahun]: 22-34 napas per menit
  • Anak usia sekolah [6-12 tahun]: 18-30 napas per menit
  • Remaja [12-18 tahun]: 12-16 napas per menit
  • Dewasa [19-59 tahun]: 12-20 napas per menit
  • Lansia [usia 60 tahun ke atas]: 28 napas per menit

Frekuensi pernapasan normal berubah seiring dengan bertambahnya usia. Seperti pada penjelasan di atas, laju pernapasan normal terus berkurang hingga seseorang mencapai usia dewasa.

Ini merupakan salah satu tanda vital yang biasanya diperiksa tenaga kesehatan saat Anda mengalami kondisis tertentu bersamaan dengan pengecekan tekanan darah, suhu tubuh, dan denyut nadi.

Apa artinya jika frekuensi pernapasan abnormal?

Laju napas di bawah 12 atau di atas 25 dalam posisi istirahat disebut abnormal atau menandakan gangguan kesehatan tertentu.

Berikut beberapa kondisi yang biasanya ditandai dengan frekuensi napas tidak normal:

1. Bradipnea

Ketika frekuensi napas lebih lambat dari batas normal, kemungkinan Anda mengalami kondisi bernama bradipnea.

Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai kondisi kesehatan, seperti:

  • konsumsi alkohol yang berlebihan,
  • gangguan pada otak,
  • kondisi metabolisme yang tidak normal,
  • pengaruh obat-obatan tertentu, dan
  • sleep apnea.

Bradipnea dapat diatasi dengan mengobati penyebabnya sesuai dengan anjuran dokter yang merawat Anda.

2. Takipnea

Jika pernapasan terlalu cepat, Anda mungkin mengalami kondisi yang bernama takipnea.

Petugas kesehatan menggunakan istilah itu terutama ketika Anda mengalaminya akibat penyakit paru-paru atau gangguan kesehatan lainnya.

Di sisi lain, laju pernapasan Anda juga bisa lebih cepat ketika mengalami hiperventilasi.

Hiperventilasi adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ketika Anda mengambil napas dalam-dalam dengan cepat.

Kondisi ini bisa terjadi karena penyakit paru-paru, kecemasan, atau panik.

Berikut ini daftar kemungkinan penyebab frekuensi napas lebih cepat dari batas normal:

  • Asma
  • Bekuan darah di arteri di paru-paru
  • Tersedak
  • Penyakit paru obstruktif kronik [PPOK] dan penyakit paru kronis lainnya
  • Gagal jantung
  • Infeksi pada saluran udara terkecil di paru-paru pada anak-anak [bronchiolitis]
  • Pneumonia atau infeksi paru-paru lainnya
  • Takipnea transien pada bayi baru lahir
  • Kecemasan dan panik
  • Penyakit paru-paru serius lainnya

Frekuensi napas yang lebih cepat dari batas normal perlu mendapatkan perawatan dari tenaga medis. Kondisi ini sering dianggap sebagai kondisi darurat medis [kecuali jika penyebabnya adalah kecemasan].

Jika Anda mengidap asma atau PPOK, gunakan obat inhaler seperti anjuran dokter. Meskipun begitu, Anda mungkin masih tetap memerlukan bantuan medis.

Frekuensi napas di atas atau di bawah normal pada bayi

Standford Children’s Health menyebutkan bahwa pola pernapasan bayi dapat berbeda antara satu bayi dengan yang lainnya.

Bayi mungkin bernapas dengan cepat beberapa kali, kemudian istirahat selama kurang dari sepuluh detik, lalu bernapas kembali. Tak perlu khawatir karena kondisi ini adalah hal yang normal.

Namun, ketika bayi bernapas lebih dari 60 napas per menit, ia mungkin merasa kepanasan, rewel, atau menangis. Biasanya, frekuensi napas bayi kembali normal ketika mereka sudah merasa nyaman.

Sesak Napas pada Bayi, Kenali Jenis dan Bahayanya untuk Kesehatan

Ketika bayi Anda berhenti bernapas selama lebih dari 20 detik, itu disebut apnea. Kondisi ini dapat berarti serius dan membutuhkan pertolongan medis.

Jangan ragu menghubungi dokter jika Anda atau anak-anak Anda mengalami gejala gangguan pernapasan.

Dokter akan memberikan saran terbaik, sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda atau anak Anda alami.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Rodríguez-Molinero, A., Narvaiza, L., Ruiz, J., & Gálvez-Barrón, C. [2013]. Normal Respiratory Rate and Peripheral Blood Oxygen Saturation in the Elderly Population. Journal Of The American Geriatrics Society, 61[12], 2238-2240. doi: 10.1111/jgs.12580

Chourpiliadis, C., & Bhardwaj, A. [2020]. Physiology, Respiratory Rate. Statpearls Publishing. Retrieved from //www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537306/

Vital Signs. [2021]. Retrieved 15 March 2021, from //my.clevelandclinic.org/health/articles/10881-vital-signs#

Vital Signs [Body Temperature, Pulse Rate, Respiration Rate, Blood Pressure]. [2021]. Retrieved 15 March 2021, from //www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/vital-signs-body-temperature-pulse-rate-respiration-rate-blood-pressure#

Pediatric Respiratory Rates. [2021]. Retrieved 15 March 2021, from //www.health.ny.gov/professionals/ems/pdf/assmttools.pdf

How to measure your respiratory rate. [2021]. Retrieved 15 March 2021, from //www.mayoclinic.org/how-to-measure-respiratory-rate/art-20482580

Encyclopedia, M., & breathing, R. [2021]. Rapid shallow breathing: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 15 March 2021, from //medlineplus.gov/ency/article/007198.htm

Whited, L., & Graham, D. [2020]. Abnormal Respirations. Statpearls Publishing. Retrieved from //www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470309/

default – Stanford Children’s Health. [2021]. Retrieved 15 March 2021, from //www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=breathing-problems-90-P02666

Video yang berhubungan