Alfath Prannisa, 144030022 and pembimbing 1, Dr.H.Horas Djulius., SE (2018) FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF PADA 10 KOTA DI INDONESIA. Skripsi(S1) thesis, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpas Bandung.
Official URL: //fe.unpas.ac.id/
Abstract
ABSTRAK Industri kreatif dapat diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan inovasi, kreativitas, ide dan gagasan yang berasal atau mengandalkan dari sumber daya manusia (kegiatan manusia), sehingga hasil produksinya baik barang dan jasa memiliki nilai tambah yang lebih besar. Menurut Badan Ekonomi Kreatif Indonesia terdapat 16 subsektor industri kreatif dan 10 kota kreatif. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah industri kreatif pada klasifikasi kota kreatif di Indonesia tahun 2005-2015. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan data sekunder terhadap klasifikasi kota kreatif di Indonesia menurut Badan Ekonomi Kreatif yaitu Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung, Padang, Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Surakarta dan Banyuwangi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji asumsi klasik dan uji statistik. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel karena merupakan gabungan dari data cross section dan time series. Hasil analisis mendapatkan bahwa perkembangan industri kreatif di Indonesia berfluktuasi. Perkembangan nilai tambah, kapital dan tenaga kerja memiliki hasil yang beragam. Hasil statistik menunjukkan variabel tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tambah industri kreatif pada tingkat nasional baik secara simultan maupun secara parsial, sedangkan pada variabel kapital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tambah secara parsial. Pada tingkat kota-kabupaten atau provinsi memiliki hasil yang beragam secara parsial, dibeberapa daerah terdapat variabel kapital dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tambah baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan pada daerah lain variabel kapital tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah secara parsial. Kata kunci : New Growth Theory, Ekonomi Kreatif, Fungsi Produksi, Knowledge
Actions (login required)
View Item |
J@TI Undip, Vol IV, No 1, Januari 2009 33
luhur yang mereka anut juga perlu
dipertahankan. Oleh karena itu, upaya yang
perlu dilakukan adalah membagi dua sektor
industri, pertama yang mempertahankan
tradisi batik, dan sektor kedua menggunakan
teknologi dengan produktivitas tinggi. Dengan
demikian, industri dapat menerima
perkembangan, dengan tetap menjaga budaya
dan tradisi yang ada.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian
ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan (1) SDM kreatif pada industri
kecil, menengah, dan besar yaitu motivasi,
bakat/minat, komunikasi, dan kompetensi; (2)
Pekerjaan kreatif pada industri kecil,
menengah, dan besar yaitu pekerjaan,
kepemimpinan, dan kewirausahaan; (3)
Kreativitas organisasi pada industri kecil,
menengah, dan besar yaitu kinerja
perusahaan, kebijakan, struktur dan budaya
organisasi, serta sistem komunikasi; (4)
Kreativitas dalam pemanfaatan sumberdaya
dari lingkungan pada industri kecil,
menengah, dan besar yaitu pemberdayaan
sumberdaya eksternal, teknologi, persaingan,
dan peraturan pemerintah; (5) Inovasi produk
pada industri kecil, menengah, dan besar yaitu
desain, bahan, alat, dan pemanfaatan limbah
batik. Secara keseluruhan, tidak terdapat
perbedaan kreativitas di industri kecil,
menengah, dan besar, sama-sama kreatif.
Tetapi, secara deskriptif, terdapat perbedaan
faktor-faktor dominan pada beberapa
pengembangan kreativitas, yaitu pada SDM
kreatif, faktor dominan di industri kecil dan
besar yaitu komunikasi, sedangkan di industri
menengah yaitu motivasi. Pada pekerjaan
kreatif, faktor dominan di industri kecil yaitu
pekerjaan, sedangkan di industri menengah
dan besar yaitu kepemimpinan. Faktor
dominan yang mempengaruhi inovasi produk
di industri kecil dan besar adalah desain,
sedangkan pada industri menengah yaitu
desain dan alat. Faktor dominan yang
mempengaruhi pengembangan kreativitas
organisasi di industri kecil, menengah, dan
besar, sama, yaitu kebijakan. Tidak ada
perbedaan faktor dominan yang
mempengaruhi pengembangan kreativitas
dalam pemanfaatan sumber daya dari
lingkungan, yaitu pemberdayaan sumber daya
eksternal.
Perlu melakukan upaya peningkatan
kreativitas pada ketiga industri, terutama pada
faktor-faktor kritis pengembangan kreativitas.
Pada industri kecil dan besar, faktor kritisnya
adalah alat. Kedua industri harus
mengembangkan kreativitas mereka agar
dapat membuat inovasi alat sendiri, sehingga
tidak memiliki ketergantungan terhadap
pengrajin alat dan impor luar negeri. Faktor
kritis di industri menengah yaitu teknologi,
dimana industri ini sebaiknya membuka diri
terhadap perkembangan zaman dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djoemena, Nian S., (1990), Batik dan
Mitra, Penerbit Djambatan, Jakarta.
2. Doellah, Santosa, (2002), Pengaruh
Zaman dan Lingkungan, Danar Hadi,
Surakarta.
3. Fink, Arlene, (1995), The Survey Kit:
How to Analyze Survey Data, SAGE
Publications, London.
4. Isdianto, Drs. Budi MSn, (2008),
Mensejahterakan Masyarakat melalui
Pengembangan Industri Kreatif – Sektor
Kerajinan, Fak. Seni Rupa dan Desain,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
5. Kao, John J., (1991), Managing Creativity,
Prentice Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey.
6. Kartikasari, Yasmin, (2008), Analisa
Ekonomi Politik pada Jejaring Aktor
Mengenai Ekonomi Kreatif di Bandung
melalui Pendekatan Budaya, Program
Magister Studi Pembangunan Sekolah
Arsitektur, Perencana, dan Pengembangan
Kebijakan, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
7. Litwin, Mark S., (2005), The Survey Kit:
How to Measure Survey Reliability and
Validity, SAGE Publications, London.
8. McGuinness, Mark, (2008), Creative
Management for Creative Teams, London,
www.wishfulthinking.co.uk.
9. Musrofi, M., (2008), Creative Manager,
Creative Entrepreneur, PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta.
10. Simatupang, Togar M., (2008),
Perkembangan Industri Kreatif, Sekolah