MATERI TEKS ANEKDOT KELAS X SEMESTER 1 Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata. Berikut adalah contoh anekdot. Contoh 1 : Dosen yang juga Menjadi Pejabat Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. Tono: “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.” Udin: “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.” Tono: “Ya, Udin tahu penyebabnya. ” Udin: “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.” Tono: “Bukan itu penyebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.” Udin: “Loh, apa hubungannya.” Tono: “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” Udin: “???” Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id dengan penyesuaian. Contoh 2 : Cara Keledai Membaca Buku Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin. Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya. Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya. Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si Keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya. “Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya,” kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?” Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu.” “Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya.” Jadi, kalau kita juga membuka- buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik serius. Sumber: http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian) Analisis Teks Anekdot dari judul “Dosen yang juga Menjadi Pejabat” adalah sebagai berikut :
Analisis Teks Anekdot dari judul “Cara Keledai Membaca Buku” adalah sebagaiberikut:
Batasan Anekdot, isi pokok dan fungsi
Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan AnekdotKelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena. Dalam anekdot berjudul Dosen yang juga Menjadi Pejabat terdapat sindiran atas dosen yang juga menjadi pejabat. Cerita tersebut menjadi lucu karena alasan dosen tidak mau berdiri, duduk terus selama mengajar, karena takut akan kehilangan kursinya kalau ia duduk. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Teks AnekdotMembandingkan Anekdot dengan Humor Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara keduanya, bacalah humor berikut ini. Surat Tukang Buah kepada Tukang Sayur Wajahmu memang manggis sifatmu juga melon kolis Tapi hatiku nanas karena cemburu Terasa sirsak napasku Hatiku anggur lebur Ini delima dalam hidupku Memang ini salakku Jarang apel di malam minggu Ya Tuhan ... Aku mohon belimbing-mu Kalo memang per-pisang-an ini yang terbaik untukmu Semangka kau bahagia dengan pria lain Sawo nara……… Dari : Durianto
Membalas kentang suratmu itu Brokoli-brokoli sudah kubilang Jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai Jagungmu tak pernah dicukur Disuruh dateng malem minggu eh nongolnya hari labu Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare Kalo mau nelpon aku aja mesti ke wortel Terus terong aja cintaku padamu sudah lama tomat Jangan kangkung aku lagi aku mau hidup seledri Cabe dech. Dari : Sayurati (Dikutip dari https://plus.google.com/u/0/communities/ 104074508652281682239 dengan penyesuaian) Setelah membaca humor tersebut, dapat disimpulkan tentang makna.
Persamaan dan perbedaan antara humor dan anekdot. Perbedaan Anekdot dan Humor adalah sebagai berikut :
Persamaan anekdot dengan humor adalah sebagai berikut.
Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam AnekdotKritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya. Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat.
Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kritik yang disampaikan dalam anekdot tersebut ditujukan pada para pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan. Pesan tersirat yang ingin disampaikan adalah agar para pejabat sadar diri dan beredia diganti oleh generasi berikutnya ketika masa jabatannya habis. Makna Tersirat dalam Anekdot Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik . Sekarang, mari kita perhatikan lagi anekdot "Dosen yang juga Menjadi Pejabat"
Dalam teks anekdot di atas, kritik yang diampaikan ditujukan pada para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Tujuan yang ingin disampaikan tentu bukan hanya menyindir para pejabat yang tidak mau atau takut kehilangan jabatan, tetapi jauh lebih dari itu yaitu agar para pejabat sadar bahwa jabatan itu ada masanya. Ketika masa jabatan sudah habis, hendaknya para pejabat itu dengan legawa bersedia digantikan oleh orang lain. Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot. Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot Anekdot memiliki struktur teks yang yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi ^ orientasi ^ krisis ^ reaksi ^ koda. 1.Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu teks. 2.Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis. 3.Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. 4.Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. 5.Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak ada. Contoh analisis struktur teks anekdot.
Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks AnekdotSeperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu; (b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban; (c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, dan lalu; (d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya; (e) menggunakan imperative sentece (kalimat perintah); (f) menggunakan (kalimat seru). Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk drama atau dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan. Contoh analisis kaidah kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan Tindak
Judul anekdot: Aksi maling Tertangkap CCTV
Judul anekdot: Dosen yang menjadi Pejabat
Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya. Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur dan ciri kebahasaannya, berikutnya siswa akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu baca dengan pola penyajian yang berbeda. Berikut ini adalah contoh teks anekdot Seorang Dosen yang juga Menjadi Pejabat dengan pola penyajian naratif yang diubah dari teks aslinya yang berbentuk dialog. Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Kejadianyang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Dalam contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga.
Demikian Materi Teks Anekdot yang dapat saya sampaikan, semoga dapat membantu dalam belajar. Sumber : Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia : buku guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. xviii, 366 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X ISBN 978-602-427-102-2 (jilid lengkap) ISBN 978-602-427-103-9 (jilid 1) Penulis : Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. Penelaah : Dwi Purnanto, Hasanuddin WS, Liliana Muliastuti, Muhammad Rapi Tang Penyelia Penerbitan : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud Page 2
|