Curah pendapat dalam proses pembuatan karya disebut juga

Metode Curah Pendapat (Brainstorming)

  • Abdurrahman
  • 29/12/2019
  • Metode
  • 1769
Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on tumblr
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on telegram

Metode brainstorming adalah suatu teknik mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan melontarkan suatu masalah kepada peserta didik, kemudian mereka menjawab, menyatakan pendapat, atau komentar sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah, 2001: 73).

Tujuan brainstorming adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, atau pengalaman seluruh peserta didik yang sama maupun berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mind map) untuk menjadi pelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan peserta didik dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas.

Berikut ini adalah langkah-langkah metode brainstorming:

  1. Pemberian informasi dan motivasi.
  2. Identifikasi.
  3. Klasifikasi.
  4. Verifikasi.
  5. Konklusi (Penyepakatan).

Brainstorming dalam bahasa Indonesia disebut sebagai curah gagasan/curah pendapat/sumbang saran. Dengan demikian, keutamaan metode ini adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam prosesnya, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Brainstorming adalah metode yang sangat tepat untuk menjabarkan proses tersebut dengan mudah dan efisien.

Keunggulan metode brainstorming, yaitu:

  1. Peserta didik berpikir untuk menyatakan pendapat.
  2. Melatih peserta didik berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
  3. Merangsang peserta didik untuk selalu siap berpendapat sesuai dengan masalah yang diberikan oleh guru.
  4. Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam menerima pelajaran.
  5. Peserta didik yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru.
  6. Terjadi persaingan yang sehat.
  7. Peserta didik merasa bebas dan gembira.
  8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Kekurangan metode brainstorming, yaitu:

  1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada peserta didik untuk berpikir dengan baik.
  2. Peserta didik yang kurang pandai selalu ketinggalan.
  3. Guru hanya menampung pendapat, tidak pernah merumuskan kesimpulan.
  4. Peserta didik tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah.
  5. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
  6. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan (Roestiyah, 2001: 74-75).

Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan dalam kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin. Caranya dengan menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan dan membuat perencanaan proses belajar mengajar dengan matang.

Selamat mencoba!

0 Comments

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Search

#Popular

  • Penulis Terpilih
  • Olimpiade Nasional
Previous
Next

Praktik Kotor Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

7 Pahlawan Nasional yang Pernah menjadi Guru

Andai Aku Pejuang Kemerdekaan

Call For Volunteer

Jalan Terjal Pendidikan Keragaman

Pembelajaran di Sekolah vs Youtube

Golden Age, Masa Perkembangan Anak

Ujian Sekolah Berbasis Pilihan Ganda Menutup Pengembangan Siswa

Technology For Education In Digital Era

Sejarah Kurikulum di Indonesia

Perubahan Konseptual

Titik Balik Pendidikan Kita

Kajian Keluarga FIS, menjadi Orang Tua Hebat

KBRI Kuala Lumpur Gelar Pelatihan Mutu Guru

Catat! Ini Tanggal Pelaksanaan UN Terakhir

Orangtua dan Guru: Pemantik atau Penghambat kreativitas

Sumbatan Komunikasi Guru Murid

Manusia dan Kebudayaan: Relasi yang tak dapat dipisahkan

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA