Contoh Soal NPV dalam bentuk tabel

Rumus NPV atau Net Present Value banyak digunakan dalam penyusunan laporan arus kas. Rumus NPV juga dipakai untuk mencari patokan untung-rugi dari suatu proyek, bisnis, atau investasi yang dijalankan oleh seseorang atau perusahaan. Selain mengetahui rumus NPV, agar perhitungannya akuran maka kamu perlu secara tepat memasukkan angka-angka yang dibutuhkan.

Dalam penggunannya, rumus NPV menggunakan harga pembelian awal dan nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung sebuah aset. Kamu juga harus tahu nilai proyek atau investasi yang dijalankan berdasarkan arus kas yang masuk dan keluar. Selain itu, kamu juga perlu menyesuaikan suku bunga dan harga pembelian awal.

Rumus NPV

Contoh Soal NPV dalam bentuk tabel
Ketahui Rumus NPV (Foto: Pexels)

Mungkin akan terlihat rumit untuk menghitung net present value dengan rumus NPV. Pasalnya, kamu harus menambahkan semua arus kas yang terjadi di masa depan. Lalu, kamu perlu mendiskosn arus kas tersebut dengan tingkat diskonto. Terakhir menguranginya dengan investasi awal.

Namun, semuanya tetap bisa kamu lakukan jika tahu rumus dan konsep dasarnya. Berikut rumus NPV yang harus kamu gunakan!

NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)

Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t

C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke-0 (dalam Rupiah)

r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)

Rumus NPV:

Net Present Value = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

Contoh Penggunaan Rumus NPV

Sebuah perusahaan ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga mesin produksi yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12 persen per tahun. Besaran arus kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp50 juta per tahun selama lima tahun.

Apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini cukup menguntungkan atau tidak?

Cara menghitung NPV-nya:

Ct = Rp50 juta

C0 = Rp150 juta

r = 12% (0,12)

Jawaban:

(C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

= ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

= (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

= 180,24 – 150

NPV = 30,24

Menghitung NPV dengan Menggunakan Tabel PVIFA

Selain rumus di atas, kamu pun bisa menghitung lebih cepat dengan menggunakan tabel PVIFA (Present Value Interest Factor for an Annuity) di bawah ini!

https://i1.wp.com/ilmumanajemenindustri.com/wp-content/uploads/2018/04/tabel-PVIFA-Present-Value-Interest-Factor-for-an-Annuity.png?w=700&ssl=1

Kemudian, masukkan rumus NPV di bawah ini:

NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0

Apabila menggunakan contoh kasus yang sama, kamu bisa mendapatkan nilai 3.6048 yang didapat dari suku bunga 12% (r) dalam periode lima tahun (t). Sekarang masukkan angka-angka tersebut dalam rumusnya:

NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0

NPV = (50 x 3,6048) – 150

NPV = 180,24 – 150

NPV = 30,24

Baca juga: 

Pengertian Rasio Solvabilitas, Jenis, Manfaat, dan Rumusnya

Rasio Profitabilitas: Jenis, Manfaat, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Wajib Tahu, Inilah 7 Indikator Keuangan yang Sehat

Manfaat Perhitungan NPV

Contoh Soal NPV dalam bentuk tabel
Manfaat Perhitungan NPV (Foto: Pexels)

Dalam dunia usaha, perhitungan yang matang untuk mengukur peluang memang perlu dilakukan. Terlebih lagi saat kondisi keuangan sedang naik-turun. Hal tersebut pastinya akan berdampak langsung pada cash flow.

Begitu juga dalam investasi untuk memperluas atau menambah jumlah produksi suatu barang. Jangan mengambil risiko dari investasi yang membawa kamu dalam kerugian. Jika pun itu menguntungkan, coba hitung lagi besaran keuntungan yang akan didapat nantinya. Apa keuntungan di masa depan berbanding dengan seluruh usaha dan uang yang sudah keluarkan untuk mencapainya?

Dengan menghitung NPV, kamu bisa tahu nilai dari rencana investasi yang akan dilakukan. Mudahnya, kamu bisa melihat nilai yang akan keluar. Jika memang tidak bagus, lebih baik jangan dilakukan.

Jika nilai NPV > 0, ada kemungkinan kamu akan mendapatkan keuntungan di masa depan. Investasi pun bisa tetap dilanjutkan. Namun, tetap perlu melihat besaran margin yang diterima.

Jika nilai NPV = 0, usaha yang kamu jalankan seperti diam di tempat. Kamu seperti tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian dalam jumlah yang besar. Malahan, ada kemungkinan usaha kamu hanya membuang waktu dan tenaga saja.

Jika nilai NPV < 0, sebaiknya investasi tidak perlu dilanjutkan. Hal ini hanya akan membawa keterpurukan dari perjalanan usaha kamu nantinya.

Semoga informasi di atas dapat berguna untuk bisa lebih paham dalam mengambil langkah investasi.

Bagaimana cara menghitung NPV?

Rumus NPV untuk Investasi Arus Kas Tunggal Yang perlu disiapkan adalah data atau variabel, investasi awal, arus kas di tahun tertentu, masa waktu arus kas dan tingkat diskonto, rumus net present value = [Arus kas/ (1+i)^t] – Investasi awal.

Bagaimana cara menghitung NPV di Excel?

Cara Menghitung NPV dengan Excel Kamu hanya tinggal memasukkan angka-angka dari nilai investasi awal, persentase tingkat keuntungan/diskonto, dan arus kas masuk (keuntungan) tiap tahun. Syntax dasar rumus NPV: =NPV(rate;value1;[value2]...)

Bagaimana jika NPV 0?

Nilai NPV yang netral atau sama dengan 0 (= 0) menunjukkan bahwa investasi tersebut hanya balik modal (tidak untung dan juga tidak rugi).

Data data apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan NPV?

Cara menghitung NPV memerlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat atau benefit dari proyek yang direncanakan. Perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.