Contoh panduan evaluasi staf baru dengan memakai kriteria

Di dalam sebuah perusahaan, kinerja karyawan menjadi elemen penting karena akan menentukan produktivitas dan kualitas. Namun tiap orang memiliki asumsinya sendiri dalam menilai kinerja seseorang. Perbedaan inilah yang harusnya dibuat standar terukur berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama atau biasa disebut sebagai penilaian kinerja.

Sebagaimana menurut Mathis dan Jackson, memiliki pengertian bahwa penilaian kinerja sebagai proses evaluasi terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan yang dikomparasikan mesti dengan standar yang dilanjutkan dengan memberikan informasi tersebut kepada karyawan.

Penilaian kinerja ini sering juga dengan memberi peringkat pada karyawan melalui peninjauan, evaluasi, dan penilaian hasil kerja.

Dalam melakukan penilaian kinerja, tentu tidak dilakukan secara asal-asalan. Semua hal harus dipikirkan agar penilaian kinerja yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan optimal. Berikut 5 tahapan yang bisa dilakukan dalam melakukan penilaian kinerja.

1.     Tahap Perencanaan

Sebagaimana umumnya suatu kegiatan, penilaian kinerja juga harus diawali dengan suatu perencanaan. Perencanaan, biasanya disusun pada awal tahun untuk rencana satu tahun kedepannya.

Tahap ini diambil dalam upaya penyusunan sasaran kinerja yang diharapkan kepada karyawan dan kompetensi apa yang diharapkan oleh perusahaan untuk setiap karyawan.

Selain itu harus dipertimbangkan hal-hal apa saja yang harus menjadi standar dalam penilaian kinerja agar penilaian menjadi ideal.

Untuk mencapai penilaian yang ideal tersebut maka penilaian haruslah objektif. Penilaian yang objektif ini adalah berdasarkan standar-standar acuan yang sudah disetujui dan nilainya sesuai dengan tingkat pencapaian.

Pada tahap ini juga sudah harus ditentukan sistem atau metode penilaian kerja apa yang akan dipakai. Secara umum, ada empat metode yang digunakan dalam penilaian kinerja karyawan.

Yaitu Behavior Appraisal System (tingkah laku), Personal/Performer Appraisal System (ciri dan sifat individu), Result Oriented Appraisal System (hasil kerja), dan Contingency Appraisal System (kombinasi ketiganya).

2.     Penyusunan Data dan Bahan

Setelah perencanaan sudah matang, langkah berikutnya adalah melakukan penyusunan data dan bahan. Data-data yang terkait seperti laporan kerja, catatan perusahaan, hingga data-data penunjang lain harus disiapkan.

Selanjutnya, data-data itu dijadikan rujukan dari pihak penilai baik itu manajer, pimpinan, kepala divisi, dan lainnya untuk berdiskusi dalam melakukan penyusunan bahan yang diperlukan dalam penilaian kinerja.

Bahan penilaian yang dibuat sudah memasukkan standar kinerja yang terstruktur, terukur, realistis, tidak rumit, dan memiliki kekuatan nilai. Standar kinerja juga dispesifikkan berdasarkan posisi dan jabatan karyawan agar lebih mudah dalam menjabarkan penilaiannya berdasarkan tanggung jawab yang dimiliki.

3.     Pelaksanaan atau Performing

Pelaksanaan menjadi tahap pamungkas dengan malakukan pemantauan (Ongoing Tracking) dan umpan balik (Feedback) yang dilaksanakan sepanjang tahun berjalan. Biasanya, dalam pelaksanaannya akan ada proses review baik tiap bulan atau pada tengah tahun. Proses umpan balik dilakukan bisa berupa pemberian coaching dari atasan kepada karyawannya.

Oleh karena itu, pada tahap ini perlu komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan agar tidak terjadi kesalah pahaman. Pemberian arahan atau teguran sangat penting pada langkah pelaksanaan ini agar tujuan yang telah dibuat dalam perencanaan bisa tercapai.

Namun, jika memang diperlukan bisa juga dilakukan review kembali akan sasaran kinerja yang dibuat saat tahap perencanaan.

4.     Penilaian dan Review

Hasil yang didapat dari pelaksanaan tentunya harus dilakukan penilaian di tiap akhir tahun pelaksanaan. Tahap ini membutuhkan komunikasi yang intens mengenai review dari seluruh proses pelaksanaan penilaian kinerja sepanjang tahun. Para penilai atau pimpinan harus kembali berdiskusi dengan melihat berbagai sudut pandang dan kondisi.

Tahap penilaian dilakukan dengan mengkomparasikan antara hasil kerja karyawan dengan standar yang telah ditetapkan. Perbandingan inilah yang akan digunakan dalam pengidentifikasian kinerja karyawan apakah sudah sesuai dengan target yang diinginkan.

Mengulas kembali hasil penilaian juga harus dilakukan dengan melibatkan respon dari karyawan. Hal ini karena mungkin saja mereka memiliki pandangan yang tidak sama yang bisa menjadi bahan rujukan.

Baca Juga : Jenis – Jenis Tes Asesmen Untuk Penilaian Karyawan

5.     Pembuatan Laporan Hasil

Setelah semua langkah dilakukan termasuk mereview hasil penilaian, langkah terakhir adalah dengan membuat laporan. Laporan hasil dari proses penilaian kinerja ini selayaknya diberikan kepada setiap karyawan sebagai bahan rujukan mereka.

Sampaikan juga rencana pengembangan yang direncanakan perusahaan untuk selanjutnya agar karyawan juga bisa melakukan persiapan atau bahkan memberikan saran dan masukannya.

Mengetahui proses penilaian kinerja karyawan secara bertahap merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Terlebih lagi jika didukung oleh sistem yang baik. LinovHR adalah salah satu Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan yang dapat membantu manajemen dalam melakukan proses penilaian kinerja karyawan secara otomatis dan tepat.

Dapatkan informasi mengenai Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan LinovHR melalui website kami. Atau hubungi tim sales kami di 021 2854 2835 atau email di