Contoh keteladanan terhadap sifat Rasul Fathonah dilakukan dengan cara

Ada beberapa sifat wajib yang dimiliki para rasul, yaitu shidiq (jujur), amanah, tabligh (penyampai wahyu), dan fathonah (cerdas). Rasulullah SAW dalam H.R. Baihaqi, sebagaimana bersabda: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak." 

Dari hadist tersebut kamu jadi tahu bahwa sifat fathonah adalah salah satu yang bisa diteladani oleh umat muslim. Untuk tahu lebih jauh tentang sifat rasul ini, berikut arti kata sifat fathonah yang di bisa kamu teladani.

1. Arti sifat fathonah

arti sifa fatonah (pexels.com/Michael Burrows)

Dilansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sifat fathonah adalah sifat cerdas dan bijaksana yang dilakukan oleh setiap rasul yang diutus Allah SWT. Sifat fathonah memiliki kebalikan sifat, yakni baladah yang artinya bodoh. Maka dari itu, tidak mungkin Rasulullah SAW memiliki sifat bodoh dalam tutur kata dan perilaku. 

Dikutip dari buku Akidah Islam oleh Syeikh Ibrahim Al-Bujuri, wajib bagi rasul bersifat fathonah. Hal ini terlihat dari bagaimana rasul menghadapi dan membangun argumentasi untuk orang-orang yang menentangnya.

2. Keteladanan rasul dari sifat fathonah

ilustrasi ka'bah (pexels.com/Haydan As-soendawy)

Kala itu, rasul diminta menyelesaikan pertikaian kabilah Arab yang berselisih karena peletakan batu Hajar Aswad. Menurut mereka, batu Hajar Aswad adalah simbol kemuliaan sehingga setiap kabilah merasa berhak untuk mengangkat batu hitam dan meletakkan di Ka'bah. 

Inilah yang menyebabkan pertikaian sesama muslim sehingga sulit ditemukan jalan keluar. Lalu, datanglah Rasulullah SAW yang saat itu belum menjadi rasul menengahi. Kemudian rasul mencari cara dengan sama-sama memegang ujung kain yang berisi batu Hajar Aswad dan meletakkannya dengan perwakilan kabilah. 

Strategi ini berhasil diterapkan dan kabilah yang bertikai merasakan kepuasan. Dengan kecerdasannya, rasul telah membantu perselisihan kabilah sehingga selesai dengan damai.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Nabi dan Rasul menurut Islam

3. Manfaat meneladani sifat cerdas

ilustrasi lentera (pexels.com/Craig Adderley)

Sifat fathonah bisa jadi senjata yang dimiliki umat muslim untuk menuntut ilmu dan menjalani hidup. Dengan orang memiliki kecerdasan, mereka menjadi orang bisa berpikiran jernih, mampu melihat tanda kekuasaan Allah SWT, dan mempercayainya. 

Kecerdasan layaknya lentera yang membawa kehidupan seseorang menjadi lebih terang. Oleh karenanya, setiap muslim dapat meneladani sifat ini di sepanjang kehidupan melalui proses pembelajaran. 

Baca Juga: Sifat Jaiz Rasul dan Artinya yang Perlu Umat Islam Ketahui

tirto.id - Salah satu sifat wajib dari para rasul adalah sifat fathonah (fatanah), yaitu cerdas dan bijaksana, selain dari shiddiq (jujur), amanah, dan tablig. Umat Islam dianjurkan untuk meneladani sifat mulia ini. Karena itulah, menuntut ilmu agar menjadi cerdas adalah salah satu kewajiban setiap muslim, sejak ia lahir hingga meninggal dunia.

Sifat fathonah ini merupakan salah satu akhlak terpuji dalam Islam. Menyebarkan budi pekerti mulia merupakan misi universal Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana sabda beliau: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak," (H.R. Baihaqi).

Arti Sifat Fathonah dan Keteladananya

Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017) yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dijelaskan bahwa sifat fathonah adalah sikap cerdas dan bijaksana yang dilakukan oleh setiap rasul yang diutus Allah SWT.

Kebalikan dari sifat fathonah ini adalah baladah yang bermakna bodoh. Artinya, mustahil bagi Nabi Muhammad bersikap bodoh dalam tindak-tanduk dan tutur katanya.

Salah satu contoh sifat fathonah yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW adalah ketika beliau diminta untuk menyelesaikan pertikaian kabilah Arab karena perkara peletakan batu Hajar Aswad.

Menurut masyarakat Arab, batu Hajar Aswad adalah simbol kemuliaan. Saat mereka merenovasi Ka'bah, setiap kabilah merasa berhak untuk mengangkat batu hitam tersebut dan meletakkannya di Ka'bah.

Karena setiap kabilah merasa paling berhak, mereka bertikai satu sama lain, dan tidak menemukan titik terang. Hal ini terus berlanjut sampai mereka bersepakat untuk menunjuk Muhammad yang dikenal dengan julukan Al-Amin (orang yang bisa dipercaya) untuk menengahi masalah tersebut.

Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, Muhammad SAW, yang saat itu belum diangkat menjadi rasul, mengajak semua kabilah yang bersengketa untuk memegang ujung kain yang dibawa beliau SAW. Di atas kain itu, diletakkan batu Hajar Aswad yang dibawa oleh semua perwakilan kabilah yang bertikai.

Setelah sampai di hadapan Ka'bah, Muhammad SAW kemudian mengambil Hajar Aswad dengan tangannya sendiri, kemudian meletakkannya di rukun timur Ka'bah.

Dengan strategi cerdas nan bijak itu, semua kabilah merasa puas dengan keputusan Muhammad SAW. Pertikaian pun selesai tanpa menimbulkan pertumpahan darah.

Berdasarkan teladan sifat fathonah itu, umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu agar menjadi cerdas dan bijaksana. Bagaimanapun juga kecerdasan dan kebijaksanaan tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari pengalaman dan proses belajar.

Karena itulah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam, laki-laki dan perempuan. Setiap sesuatu yang di dunia ini akan memintakan pengampunan kepada Allah Swt untuk para pencari ilmu, hingga ikan di laut pun ikut memintakan pengampunan baginya," (H.R. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Baca juga:

  • Hasbi Ash-Shiddieqy di antara Fikih ala Indonesia & Tafsir Alquran
  • Apa Itu Perilaku Jujur: Arti, Dalil, dan Hikmahnya dalam Islam

Baca juga artikel terkait ISLAM atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/ylk)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Kapanlagi.com - Rasul adalah orang terpilih yang mendapat tugas dari Allah SWT untuk memberi petunjuk dan memperbaiki segenap manusia. Sebagai manusia terpilih, Rasul punya sifat wajib terpuji. Sebagai umat muslim, kalian tentu perlu mengetahui arti sidiq, amanah, tabligh, fathonah sebagai sifat wajibnya.

Dengan mengetahui arti sidiq dan sifat wajib rasul lain, diharapkan kalian bisa meniru atau meneladaninya. Terlebih, tugas rasul begitu mulia, yakni sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia.

Selain mengetahui arti sidiq dan sifat wajib lainnya, ada pula informasi mengenai sifat mustahil rasul yang juga perlu kalian ketahui. Nah, agar lebih jelas dalam memahaminya, silakan simak informasi mengenai sifat-sifat rasul berikut ini.

 

Ilustrasi (Credit: Unsplash)

1. Arti Sidiq

Arti sidiq adalah jujur. As-sidiq sebagai sifat wajib rasul berarti selalu benar. Rasul tak mungkin berbohong kepada Allah maupun kepada orang lain.

Sebagai seorang rasul, bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh. Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:

"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."

Kejujuran ini juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada ayahnya yang menyembah berhala. Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan sesembahan tersebut. Al-Quran pun merekam peristiwa tersebut:

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Alquran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi." (QS Maryam: 41).

Ilustrasi (Credit: Unsplash)

Selain arti sidiq, kalian juga perlu mengetahui arti dari sifat wajib rasul lainnya. Penjelasan tersebut akan kalian dapat dalam informasi berikut ini.

2. Amanah

Arti amanah adalah terpercaya. Sifat ini wajib dimiliki oleh rasul, sebab jika tidak tugas-tugasnya yang sangat berat tak mungkin terlaksana.

Sebagai contoh, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107:

"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu."

3. Tabligh

Arti Tabligh adalah menyampaikan. Rasul harus menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. Tak ada sesuatu yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW, segalanya disampaikan kepada umat. Terdapat sebuah riwayat yang diceritakan Ali bin Abi Talib ketika ditanya tentang wahyu yang tak ada dalam Al-Quran. Ali menegaskan ayat dalam Al-Quran berikut ini:

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

Ali juga menegaskan dengan berkata:

"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Alquran."

4. Fathonah

Arti fathonah adalah cerdas. Rasul merupakan manusia pilihan yang memiliki kecerdasan tinggi. Kecerdasan tersebut dibutuhkan untuk menjalankan tugas dari Allah SWT. Beliau menyampaikan ribuan ayat Al-Quran, menjelaskan dalam puluhan ribu hadis, menjelaskan firman-firman Allah, dan dituntut memiliki kemampuan berdebat dengan orang kafir dengan cara sebaik mungkin. Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah pun punya banyak peran semasa hidup. Beliau berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, pebisnis, panglima perang, hingga politisi.

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Arti Fathonah adalah cerdas. Tentu bukan tanpa alasan mengapa dari sekian banyak sifat, cerdas menjadi salah satu sifat wajib bagi Nabi dan Rasul. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Nabi dan Rasul membutuhkan sifat fathonah untuk menghafal wahyu yang diberikan Allah SWT.

Tak sampai di situ, dengan kecerdasan yang dimiliki, Nabi dan Rasul juga mampu menemukan cara penyampaian yang tepat kepada umatnya. Di samping itu, ternyata sifat fathonah juga masih punya manfaat lainnya. Bahkan, tak saja untuk zaman Nabi dan Rasul, sifat fathonah juga bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masa kini.

Pasalnya, dengan fathonah atau kecerdasan, seseorang bisa solusi paling efektif untuk setiap masalah yang dihadapi di segala aspek. Mulai dari masalah dalam lingkup pribadi, sosial, pekerjaan, dan sebagainya.

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Setiap muslim wajib meneladani sifat fathonah dan sifat wajib Nabi dan Rasul lainnya. Selain melalui contoh yang dicontohkan Nabi dan Rasul, kita juga bisa belajar arti fathonah melalui orang-orang sekitar.

Ya, sebab bisa jadi ada saudara muslim kita yang sudah mencontoh sifat fathonah Nabi dan Rasul. Untuk itu, selain memahami arti fathonah, penting juga untuk tahu ciri-ciri muslim yang fathonah. Berikut ciri-ciri muslim yang mempunyai sifat fathonah.

1. Merupakan seorang yang pandai dalam memberikan nasihat baik. Tak saja baik, muslim yang fathonah juga pandai dalam penyampaian sehingga tidak akan menyinggung perasaan orang lain.

2. Seorang muslim yang fathonah juga mampu menyampaikan berita atau kabar kebaikan. Dia bisa memfilter mana yang pantas disampaikan dan tidak.

3. Muslim yang fathonah cenderung cerdas dalam bertutur kata dan berkomunikasi. Biasanya, kemampuan ini akan dimanfaatkan untuk mengajak kebaikan dengan beramar ma'ruf nahi munkar.

4. Arti fathonah adalah cerdas, itu artinya seorang muslim harus cerdas dalam menyampaikan amanat yang diberikan.

5. Fathonah atau cerdas dalam konteks muslim ternyata juga mencakup pandai dalam beribadah. Maksudnya, seorang muslim harus mengerjakan suatu amalan dengan memprioritaskan ibadah maupun amalan yang paling utama.

6. Seorang muslim yang fathonah juga harus cerdas dalam dalam bersosialisasi. Pasalnya, kehidupan sehari-hari seorang muslim tidak lepas dari silahturahim. Sehingga setiap masalah baik yang muncul di lingkungan masyarakat maupun keluarga harus bisa diatasi dengan cara cerdas.

Ilustrasi (Credit: Unsplash)

Selain arti fathonah, setiap muslim juga perlu tahu cara menumbuhkan sifat fathonah. Sebab, sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya fathonah jadi sifat wajib Nabi dan Rasul yang berguna di kehidupan saat ini.

Arti fathonah adalah cerdas, sehingga cara menumbuhkan sifat wajib Nabi dan Rasul tersebut adalah dengan memperbanyak ilmu. Pasalnya, seperti kata pepatah semakin banyak seseorang tahu, semakin seseorang tersebut merasa bodoh. Dengan begitu, seorang muslim akan lebih tergerak untuk memperbanyak ilmu.

Sebab, seperti yang kita tahu dalam agama Islam, menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban. Hal tersebut seperti yang terkandung dalam hadis yang berbunyi:

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224)

Namun tetap harus dipahami bahwa kecerdasan atau fathonah tak saja mengenai ilmu yang didapat dari belajar. Kecerdasan dalam sifat fathonah juga meliputi kecerdasan dalam bersosial dan memetik hikmah dari setiap kejadian. Hal tersebut sebagaimana yang terkandung dalam Alquran surat Al-Baqarah: 269, yang bunyinya:

"Allah menganugerahkan al-hikmah (pemahaman yang dalam tentang Alquran dan sunnah) kepada siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Hanya orang-orang yang berakal (ulul albab) yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah." (Q.S. Al-Baqarah: 269)

Dengan memupuk sifat fathonah, seorang muslim juga akan semakin teguh pada keimanannya.

Ilustrasi (Credit: Unsplash)

Ash shidqu atau memiliki arti benar adalah sebuah sikap yang menunjukkan kenyataannya, baik berupa perkataan, sikap, ataupun perbuatan. Dalam bahasa, istilah lain Shiddiq artinya adalah jujur. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda,

"Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari)

Memiliki sikap Shiddiq juga baik untuk diri sendiri. Salah satunya yaitu, jiwa yang tenang. Manakala manusia bisa berlaku benar atau jujur dalam hidupnya, niscaya dia akan memperoleh ketenangan jiwa yang didambakannya itu. Hal ini diungkapkan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda,

"Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwamu dan kamu tidak suka bila hal itu diketahui orang lain." (HR. Ahmad)

Selain itu, keutamaan arti Shiddiq yang lainnya juga menjadi sebuah sumber keselamatan. Ya, salah satu usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan keselamatan dalam hidup ini adalah berlaku jujur, dalam hadist lainnya, Rasulullah saw. bersabda,

"Kamu harus berkata benar, karena sesungguhnya ia bersama kebajikan dan keduanya adalah dalam surga." (HR. Ahmad, Bukhari, dan Ibnu Majah)

Kemudian, berlaku benar atau jujur, akan membuat kita terhindar dari kemunafikan dan dijauhkan dari kelompok orang-orang munafik. Ini merupakan salah satu ciri orang munafik yakni berdusta. Rasulullah SAW bersabda,

"Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata dusta, bila berjanji mangkir, dan bila dipercaya khianat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Ternyata sifat Shiddiq ini juga memiliki jenisnya loh KLovers. Ya, hal ini juga perlu KLovers ketahui. Bukan hanya tahu Shiddiq artinya saja, namun juga jenisnya. Dan berikut ini jenis-jenis Shiddiq dalam Islam:

1. Shiddiq artinya dalam perkataan, yang memiliki arti menegakkan lisan di atas perkataan seperti tegaknya bulir pada tangkainya.

2. Shiddiq artinya dalam perbuatan, yang memiliki makna yaitu menegakkan amal pada perintah dan mengikuti sunnah, layaknya kepala yang tegak di atas jasad.

3. Shiddiq artinya dalam keadaan, yang memiliki makna yaitu menegakkan amal hati dan anggota tubuh pada keikhlasan. Ini sesuai dengan firman Allah SWT, "Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al-Ahzab:24).

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Dan yang terakhir yaitu, ciri-ciri dari sifat Shiddiq. Ya, muslim yang memiliki sikap Shiddiq memiliki ciri-cirinya loh. Dan berikut ini ciri-ciri dari muslim yang memiliki sikap Shiddiq tersebut:

1. Mengikuti jejak keutamaan para Nabi yang mencakup perbuatan.

2. Mempunyai komitmen kuat terhadap Islam.

3. Mempunyai keimanan kepada Allah dan Rasulullah SAW, mendirikan salat, menepati janji, serta menunaikan zakat.

4. Tidak ragu berjihad dengan harta dan jiwa.

5. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.

6. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan.

7. Ketegasan dan kemantapan hati.

8. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Setelah mengetahui Shiddiq artinya dan sifat wajib rasul lainnya, kalian juga perlu menyimak penjelasan tentang sifat mustahil atau sifat yang tak mungkin dimiliki oleh rasul berikut ini.

1. Kidzib

Arti Kidzib adalah bohong atau dusta. Rasul jelas tak akan melakukan perbuatan dusta karena beliau harus menyampaikan kebenaran, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Hal tersebut terdapat dalam Firman Allah, berikut ini:

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut keinginannya. Tidak lain (Alquran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4)

2. Khianat

Arti khianat adalah bertentangan atau mengingkari janji. Rasul tak mungkin punya sifat semacam ini, tak mungkin berkhianat pada perintah Allah SWT. Hal tersebut juga terdapat dalam firman Allah berikut ini:

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut keinginannya. Tidak lain (Alquran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4).

3. Al Kitman

Arti Al kitman adalah menyembunyikan rahasia. Sebagai orang yang menyampaikan ajaran baik, Rasul tak mungkin menyembunyikan kebenaran ajaran. Selain itu, Rasul juga benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari sifat tersebut. Hal ini pun dijelaskan dalam Alquran yang berbunyi:

"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.

Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)." (QS Al-A'am: 50).

4. Al Baladah

Arti Al Baladah adalah bodoh. Hal ini berkebalikan dengan sifat wajib fathonah. Meski saat dipilih oleh Allah Rasul merupakan orang yang tak bisa membaca dan menulis, tapi Rasulullah merupakan orang yang dianugerahi kemampuan untuk menyampaikan wahyu. Beliau juga seseorang yang adil dan bijaksana sehingga bisa menjalankan tugasnya dalam berdakwah dengan baik.

KLovers, itulah penjelasan mengenai Shiddiq artinya beserta sifat wajib rasul lainnya yang penuh teladan. Lengkap dengan penjelasan mengenai sifat mustahil yang tak mungkin dimiliki rasul.

Yuk, simak juga

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA