Coba jelaskan Dimanakah pertemuan lempeng Eurasia Lempeng Pasifik dan lempeng Australia?

Skip to main content
Indonesia termasuk negara yang rentan mengalami bencana alam. Hal ini disebabkan posisi Indonesia yang terletak di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa, sampai Nusa Tenggara. Sedangkan lempeng Pasifik bertabrakan dengan lempeng Eurasia di utara Papua dan Maluku Utara. Jika lempeng-lempeng ini bergeser, maka bumi di atasnya akan mengalami gempa.

Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam yang cukup parah. Pada tahun 2004, tsunami di Aceh menewaskan ribuan orang dan meratakan Serambi Mekkah ini. Gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006 membuat kota ini lumpuh beberapa waktu. Menyusul setelah itu di kota yang sama, erupsi gunung Merapi tahun 2010.

Pada hari Minggu pagi, tanggal 27 Juni 2006 silam, Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami gempa tektonik sebesar 6,2 SR yang meluluhlantakkan hampir seluruh daerah Bantul, selatan DIY, dan beberapa daerah di bagian utara.

Pada saat itu jaringan listrik di daerah Bantul mati total. Warga selama berhari-hari harus hidup tanpa listrik karena jaringan terputus. Padahal saat itu rumah sakit dan pusat-pusat pengungsian sangat membutuhkan aliran listrik untuk melakukan perawatan bagi para korban.

Krisis listrik gara-gara gempa ini serupa dengan yang dialamiChristchurch di New Zealand pada tahun 2011. Stuart Kilduff, seorang Manajer Operasi Untuk Energi di Orion New Zealand, waktu itu sedang menghadiri konferensi di Wellington (440 km dari Christchurch) saat mendapat kabar bahwa kampung halamannya Christchurch terkena bencana gempa bumi.

Saat itu juga Stuart terbang kembali ke Christchurch. Setelah mengetahui seluruh keluarganya selamat, Kilduff bersama tim menghabiskan malam pertamanya memeriksa kerusakan jaringan listrik di kota itu.

Mereka menggunakandigital outage management systemdari GE untuk mensurvei jaringan yang mati dan yang masih hidup lalu memulai perencaan perbaikan listrik. Tim Stuart memakai teknologi GE bernama PowerOn, yang berfungsi untuk mengembalikan arus listrik di beberapa lokasi vital seperti rumah sakit, yang dipenuhi sekitar 6,600 orang terluka yang sedang dirawat.

Sedangkan pada malam kedua dan ketiga, Stuart dan timnya bekerja dicontrol roomuntuk memetakan jaringan mana yang masih tersedia dan yang mana yang tidak. Sistem PowerOn dari GE menyediakan gambaran jaringan listrik secarareal timebagi mereka.Dengan begitu, Stuart dan timnya mampu memonitor dan mengontrol distribusi listrik di seluruh jaringan listrik Christchurch, dan melacak regu teknisi lapangan yang sedang melakukan perbaikan listrik di berbagai penjuru kota.

Jelas teknologi GE PowerOn ini bakal sangat berguna jika diaplikasikan di kota-kota di Indonesia sebagai salah satu infrastruktur untuk menghadapi bencana alam. GE PowerOn tidak hanya membantu memulihkan jaringan listrik di kota yang terkena bencana, tapi juga bisa menentukan prioritas tempat-tempat mana saja yang lebih membutuhkan arus listrik di saat-saat genting. Dengan begitu, kecil kemungkinan para pengungsi di kamp pengungsian maupun korban luka di rumah sakit-rumah sakit akan dibiarkan kekurangan listrik. Para pengungsi bisa hidup dengan layak dan korban luka tidak perlu menunggu untuk mendapatkan perawatan. Proses pemulihan sebuah kota yang mengalami bencana alam dengan sendirinya akan berlangsung lebih cepat.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA