Cerita Sekolah Minggu Kisah Para Rasul 4 32 37

Bahan Ajar Sekolah MInggu 26 Agustus 2018
Tema: “Saling Mendoakan” (Kisah Rasul 4:23-37)
Tujuan:
- Anak-anak tahu bahwa Tuhan meminta kita untuk saling menolong dan mendoakan
- Anak-anak belajar bahwa dengan selalu dekat kepada Tuhan kita dimampukan melakukan hal-hal yang berkenan kepadaNya


Setelah Petrus dan Yohanes di lepaskan dari pemeriksaan oleh para pemuka agama dan Ahli Taurat, mereka kembali mendapati saudara-saudara seiman, dan menceritakan kepada mereka apa yang terjadi. Hal ini menimbulkan rasa kuatir karena mungkin saja dikemudian hari Petrus dan Yohanes akan ditangkap dan diadili lagi juga besar kemungkinan setiap orang percaya akan diperlakukan demikian. Karena itu mereka kemudian bersekutu bersama dan memanjatkan doa kepada Tuhan atas segala hal yang menimpa diri mereka dan memohon kekuatan dari Tuhan agar mereka berani memberitakan firmanNya. Tuhan menjawab doa dan permohonan mereka dengan mengaruniakan Roh Kudus untuk memampukan mereka bersaksi.
Penyertaan Roh Kudus dalam diri mereka masing-masing juga kemudian memampukan mereka untuk saling mendukung baik dalam doa-doa mereka maupun dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini diwujudkan dalam cara hidup jemaat yang saling menopang kehidupan dan keadaan satu dengan yang lain dengan apa yang mereka miliki. Semua yang dimiliki oleh masing-masing orang diberikan untuk dapat digunakan bersama-sama sehingga tidak ada yang berkekurangan.
Dalam bacaan diceritakan Yusuf yang oleh para rasul disebut Barnabas bahkan menjual ladang miliknya kemudian menyerahkan uang hasil penjualan itu kepada para rasul untuk dapat dipergunakan bersama sesuai keperluan masing-masing.
Kekuatan yang mempersatukan mereka untuk saling mendoakan dan saling berbagi adalah Roh Kudus yang dikaruniakan kepada mereka yang mengaku percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus. Di tengah ancaman atas keselamatan jiwa mereka sebagai orang percaya, mereka diperhadapkan pada pilihan untuk menyangkal iman mereka kepada Tuhan Yesus atau dimusuhi bahkan dikejar-kejar untuk ditangkap dan dihukum. Tanpa kekuatan dari Roh Kudus mereka sudah pasti memilih untuk menyelematkan diri mereka dengan cara menyangkal iman dan percaya kepada Tuhan Yesus.
Kekuatan itu juga yang kemudian membuat semakin banyak orang menjadi percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus.
Keadaan yang dialami oleh jemaat mula-mula mungkin tidak pernah kita dengar atau lihat di saat ini, walaupun kenyataannya di beberapa tempat masih terjadi juga tekanan seperti yang dialami oleh jemaat mula-mula. Namun tekanan dalam bentuk yang lain sebenarnya sedang terjadi dan dialami oleh kita sebagai orang percaya di waktu ini. Ada begitu banyak godaan maupun tekanan yang secara langsung maupun tidak langsung membuat iman dan percaya kita menjadi goyah dan memperhadapkan kita pada pilihan percaya kepada Tuhan dan dianggap bodoh atau sebaliknya menyangkali iman dan percaya kita sehingga dianggap pintar atau cocok dengan kehidupan modern saat ini. Disamping kepercayaan lain yang berusaha membuat kita mempertanyakan kembali iman dan percaya kita kepada Tuhan Yesus.
Satu-satunya yang bisa membuat kita mampu bertahan bahkan mampu menyaksikan tentang Tuhan Yesus adalah kekuatan dari Roh Kudus yang dikaruniakan Tuhan kepada kita dan itu semua dapat bertumbuh dan hidup jika kita berada dalam persekutuan yang benar untuk saling mendukung dan saling mendoakan satu dengan yang lain.
Yang menarik yang perlu kita renungkan dan dapat kita ajarkan kepada anak-anak dari bacaan kita hari ini adalah apakah kita sudah menjadi orang-orang percaya yang membangun persekutuan untuk saling mendoakan dan mendukung dalam berbagai hal? Ajak anak-anak untuk saling mendoakan dan saling menopang satu sama lain dan selalu bersekutu kepada Tuhan karena hanya dengan dekat kepada Tuhan kita akan selalu dituntun oleh Roh Kudus agar mampu saling mendukung dan mendoakan. MInta anak-anak untuk mulai mendoakan teman, saudara dan orang tua mereka.


Efesus 4:2
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.


Gambar Peraga

Cerita Sekolah Minggu Kisah Para Rasul 4 32 37

Cerita Sekolah Minggu Kisah Para Rasul 4 32 37

Lembaran doa
Potong dan bagikan lembaran doa kepada masing-masing anak untuk dituliskan beban doanya kemudian tukarkan dengan temannya untuk didoakan
Cerita Sekolah Minggu Kisah Para Rasul 4 32 37


Page 2

Home Bahan Ajar dan Aktivitas

Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 4: 32-37

Tentu kita akan sangat kagum melihat cara hidup jemaat mula-mula, sebab yang mereka perlihatkan itu adalah cara hidup yang telah dilahirkan kembali oleh kuasa kembangkitan Yesus dan oleh kuasa Roh Kudus yang dicurahkan dalam hidup jemaat. Cara hidup jemaat yang disaksikan di Kisah Para Rasul 2 dan 4 memperlihatkan bagaimana sukacita jemaat dalam imannya. Beberapa cara hidup jemaat yang diperlihatkan pada kita seperti: Bertekun dalam pengajaran, berdoa bersama, memecahkan roti bersama, makan bersama dengan gembira sambil memuji Allah, mereka sehati sejiwa, tidak ada yang berkekurangan sebab segala sesuatu yang ada pada mereka menjadi kepunyaan mereka bersama.

Nama minggu kita dinamakan Quasimodogeniti “Jadilah seperti bayi yang baru lahir”, hidup seorang bayi yang benar-benar bergantung pada ibunya, dan dengan penuh kasih sayang si ibu akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi bayinya. Nas firman Tuhan bagi kita saat ini juga hendak mengajarkan kita tentang hal ini, bahwa mereka yang telah percaya pada keselamatan Tuhan Yesus  adalah orang-orang yang dilahirkan kembali menjadi manusia baru di dalam Yesus Kristus. Sebagai manusia baru, mereka mempercayakan sepenuhnya hidupnya kepada Tuhan.

Sehingga sangat menarik kita lihat bagaimana cara hidup yang diperlihatkan oleh jemaat mula-mula ini, dikatakan “tidak seorang pun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama”. Seperti yang dilakukan oleh Yusuf yang menjual ladangnya dan kemudian hasil penjualannya diletakkan di depan kaki rasul-rasul.  Tentu hal ini bukan menjadi suatu aturan yang dipaksakan oleh para rasul saat itu, tetapi ini adalah sukarela jemaat sebagai ungkapan imannya pada keselamatan Tuhan. Walaupun teknis pemberian yang seperti ini bukan sesuatu yang lazim dalam konteks kehidupan berjemaat saat ini, namun ada inti dan nilai hidup kristiani yang hendak kita terima dari sini yaitu menyerahkan hidup kita dan segala sesuatu yang ada pada kita kepada Tuhan agar dapat dipakai menjadi kemuliaan nama Tuhan. Sehingga apa yang dapat kita berikan tentunya tidak hanya sebatas materi, namun kita mau mempersembahkan hidup kita ini kepada Tuhan untuk membangun persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan.   

Hidup persekutuan jemaat mula-mula memperlihatkan kepada kita bahwa persekutuan mereka tidak hanya sebatas pada ibadah bersama, berdoa bersama, makan bersama tetapi juga hidup bersama dalam satu kasih sebagaimana yang dikatakan dalam nas ini “mereka sehati dan sejiwa”. Yang mempersatukan mereka bukanlah ikatan keluarga atau karena saling mengenal, tetapi mereka terikat oleh kasih Tuhan.

Doa Tuhan Yesus sebelum menghadapi penderitaanNya yaitu supaya mereka semua menjadi satu sama seperti Bapa di dalam Yesus dan Yesus di dalam Bapa (Yoh. 17:21) terlihat dalam kehidupan jemaat mula-mula, yakni hidup yang sehati dan sejiwa. Kehidupan yang seperti inilah yang Tuhan harapkan dari kita orang-orang yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus, bahwa relasi kita dengan Tuhan akan kelihatan dengan relasi kita dengan sesama kita. layaknya seperti mangnet, kasih Yesus telah menarik kita menjadikan kita semua menjadi satu dengan kasih Yesus.  

Hidup yang sehati dan sejiwa adalah buah dari karya keselamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, bahwa Yesus sampai mati di kayu salib adalah hanya karena kasihNya agar kita disatukan dalam kasih Allah. Seperti Yesus yang memberikan diriNya bagi keselamatan kita, maka demikianlah dengan kita agar membuka diri, memberikan diri kita kepada orang lain. Hal inilah yang ditunjukkan oleh mereka yang telah menerima berita tentang keselamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, mereka berlomba-lomba, tanpa paksaan memperlihatkan kasihnya dengan berlimpah-limpah.

Persekutuan yang kudus yang didirikan oleh Tuhan di dunia ini bukan persekutuan yang munafik, yang egois, sama-sama beribadah, sama-sama berdoa, sama-sama mendengarkan firman Tuhan,  bersatu di dalam doa, bersatu di dalam ibadah namun tidak bersatu di dalam kehidupan yang nyata. Sehingga kita hendak menggumuli kembali bagaimana kehidupan jemaat mula-mula ini, yakni hidup yang sehati dan sejiwa ini tetap menjadi dasar kehidupan kita.

Seperti yang diperlihatkan oleh jemaat mula-mula, bahwa mereka yang sehati dan sejiwa memberikan apa yang ada padanya menjadi milik bersama, hal ini bisa menjadi teladan bagi kita dengan selalu bertanya pada diri kita sendiri, apa yang dapat kuberikan? Apa yang dapat kulakukan untuk membantunya? Artinya bahwa iman kita kepada Tuhan akan berbuahkan kepekaan pada orang lain. Maka bagaimana kita membangun diri kita menjadi orang yang berbahagia ketika kita dapat memberi, dapat menolong dan dapat berbuat sesuatu hal yang baik bagi sesama kita.