Carilah beberapa contoh file digital yang merupakan file antara atau konversi. lalu jelaskanlah masing-masing contoh tersebut!

Basis data atau kerap disebut “database” merupakan kumpulan informasi yang disimpan secara sistematis dalam perangkat komputer sehingga dapat dicari dan diperiksa melalui suatu program komputer saat informasi tertentu sedang dibutuhkan.

Ketika mendokumentasikan data atau proses hingga menjadi database, kamu dapat meningkatkan pemahaman atas sistem tersebut dengan melihatnya dari beberapa perspektif.

Oleh karena itu, agar dapat menjadi sistem database yang rapi dan terstruktur, kamu membutuhkan Entity Relationship Diagram (ERD).  Entity-relationship diagram (ERD) merupakan sebuah model untuk menyusun database agar dapat menggambarkan data yang mempunyai relasi dengan database yang akan didesain.

Baca juga: Panduan Lengkap Cara Membuat Database WordPress di MYSQL

Istilah dan Komponen Penyusun ERD

Diagram ER biasanya berhubungan langsung dengan diagram data flow untuk menampilkan konten data store. Ketiga hal tersebut dapat membantu memvisualisasikan bagaimana data saling terhubung dan berguna untuk mengonstruksi basis data relasional. Saat kamu ingin mulai membuat ERD, ada beberapa istilah umum dan komponen ERD yang perlu kamu pahami terlebih dulu.

Hal yang harus Anda lakukan sebelum mengetahui cara membuat entity relationship diagram adalah memahami beberapa komponen penyusunnya. Simak komponen penyusun ERD berikut ini:

Kumpulan objek yang dapat diidentifikasikan secara unik atau saling berbeda. Biasanya, simbol dari entitas adalah persegi panjang. Selain itu, ada juga “Entitas Lemah” yang dilambangkan dengan gambar persegi panjang kecil di dalam persegi panjang yang lebih besar. Disebut entitas lemah karena harus berhubungan langsung dengan entitas lain sebab dia tidak dapat teridentifikasi secara unik.

Komponen kedua dari ERD adalah atribut. Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Atribut kunci merupakan hal pembeda atribut dengan entitas. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips dan terbagi menjadi beberapa jenis:

    1. Atribut kunci (key): atribut yang digunakan untuk menentukan entitas secara unik. Contoh: NPWP, NIM (Nomor Induk Mahasiswa).
    2. Atribut simpel: atribut bernilai tunggal yang tidak dapat dipecah lagi (atomic). Contoh: Alamat, tahun terbit buku, nama penerbit.
    3. Atribut multinilai (multivalue): atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap entitas instan. Contoh: nama beberapa pengarang dari sebuah buku pelajaran.
    4. Atribut gabungan (composite): atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil dengan arti tertentu. Contoh: nama lengkap yang terbagi menjadi nama depan, tengah, dan belakang.
    5. Atribut derivatif: atribut yang dihasilkan dari atribut lain dan tidak wajib ditulis dalam diagram ER. Contoh: usia, kelas, selisih harga.

Baca juga: Cara Mengatasi Error Establishing A Database Connection (WordPress)

Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Gambar relasi diwakili oleh simbol belah ketupat. Relasi juga terbagi menjadi beberapa jenis:

    1. One to one: setiap entitas hanya bisa mempunyai relasi dengan satu entitas lain. Contoh: siswa dengan nomor induk siswa
    2. One to many: hubungan antara satu entitas dengan beberapa entitas dan sebaliknya. Contoh: guru dengan murid dan sebaliknya.
    3. Many to many: setiap entitas bisa mempunyai relasi dengan entitas lain, dan sebaliknya. Contoh: siswa dan ekstrakurikuler.

Garis yang menghubungkan antar atribut untuk menunjukkan hubungan entitas pada diagram ER.

Cara Membuat ERD (Entity Relationship Diagram)

Setelah memahami beberapa istilah komponen dalam ERD dan contoh-contohnya, kamu sudah dapat membuat ERD-mu sendiri. Begini cara membuat ERD:

Langkah pertama dalam membuat ERD adalah mengidentifikasi semua entitas yang akan kamu gunakan. Tulislah dalam sebuah persegi panjang dengan deskripsi singkat tentang informasi apa yang akan disimpan. Gambarlah sebuah persegi untuk setiap entitas yang terpikirkan olehmu, jangan lupa berikan space di sekitar kotak untuk informasi lainnya nanti.

Baca juga: Cara Import Backup Database Postgresql Database Menggunakan phpPgAdmin

Cari dua entitas yang sekiranya mempunyai hubungan. Jika sudah ditemukan, buatlah garis yang menghubungkan keduanya. Selanjutnya, bagaimanakah kedua entitas tersebut berhubungan? Kamu bisa membuat simbol diamond untuk mendeksripsikan hubungan kedua entitas tersebut.

Jangan lupa tambahkan atribut kunci untuk setiap entitas dengan menggunakan simbol oval. Ingat beberapa perbedaan atribut yang sudah disebutkan di atas.

Setelah kamu sudah membuat beberapa contoh entitas yang terhubungkan oleh garis dan membuat diamond di antara kedua entitas tersebut, berarti semua hubungan telah mempunyai deskripsi masing-masing. Mungkin tidak setiap entitas mempunyai hubungan, atau beberapa di antaranya malah memiliki relasi yang banyak, tapi itu tidak masalah, tetap lanjutkan ERD-mu.

Setelah diagrammu sudah penuh, pastikan kembali hal-hal yang tadinya kamu ragukan, apakah entitas dan atribut yang belum mempunyai hubungan memang perlu ditulis? Jika tidak, kamu bisa menghapus atau mengubah nama entitas tersebut. Berikut ini ada beberapa tips agar ERD-mu efektif dan mudah dipahami:

  1. Pastikan nama entitas hanya muncul sekali dalam setiap diagram.
  2. Namai setiap entitas, relasi, dan atribut pada program.
  3. Uji kembali dengan teliti relasi antarentitas. Apakah mereka dibutuhkan? Atau adakah hubungan-hubungan yang terlewatkan? Buanglah relasi yang berulang. Jangan gabungkan relasi dengan satu sama lain.
  4. Gunakan warna terang yang berbeda untuk menandai porsi penting ERD-mu.

Baca juga: Big Data: Perkembangan, dan Dampaknya pada Bisnis

Sumber gambar: smartdraw.com

Bagaimana menurutmu, sulitkah membuat ERD? Satu hal lagi yang perlu kamu perhatikan tentang ERD adalah jika datamu sudah terlalu penuh hingga tidak mendapat tempat penyimpanan, kamu bisa menggunakan penyimpanan cloud. Tapi, pastikan kembali keamanan tempat penyimpanan cloud-mu, pilihlah hosting terbaik yang sudah terjamin keamanannya.


Desain grafis. ©2018 Merdeka.com

JABAR | 4 Desember 2020 11:21 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Dunia gambar digital semakin berkembang seiring dengan kencangnya perkembangan hardware pencipta image maupun pengelola hingga pencetakan yang sangat bervariasi. Bagi kamu yang sudah terbiasa dengan dunia desain grafis, istilah bitmap dan vektor tentu sudah tak asing lagi. Kedua istilah tersebut biasa digunakan untuk membedakan sebuah gambar.

Bitmap dan vektor kerap sulit dibedakan. Padahal keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan tersebut tergantung daripada kebutuhan dari sebuah desain grafis.

Agar kamu tidak salah mengerti maka berikut ini informasi lengkap mengenai perbedaan bitmap dan vektor yang telah dirangkum merdeka.com melalui academia.edu.

2 dari 3 halaman


1. Bitmap
Bitmap merupakan gambar bertipe raster yang mengandalkan jumlah pixel dalam satu satuan tertentu. Dalam hal ini semakin rapat pixel maka semakin baik kualitas gambarnya. Sebaliknya jika dipaksa diperbesar akan terlihat pecah. Besar file yang dihasilkan cenderung besar. Contoh bitmap adalah .bmp, jpg, .dan .gif.

2. Vektor
Vektor merupakan serangkaian instruksi metematis yang dijabarkan dalam bentuk, garis, dan bagian-bagian lain yang saling berhubungan satu sama lain dalam sebuah gambar. Vektor kebalikan dari bitmap sebab cenderung memiliki ukuran file yang jauh lebih kecil dan jika diubah ukurannya kualitasnya tetap. Contoh file vektor adalah .wmf, swf, cdr dan .ai. Vektor sering digunakan dalam membuat logo, animasi, ilustrasi, kartun, clipart dan lain sebagainya.

3 dari 3 halaman

  1. Terbuat dari: Bitmap terdiri dari pixel, setiap pixel memiliki warna tersendiri yang membentuk sebuah gambar. Sedangkan vektor terbuat dari jalur, yang mana setiap titik terdapat hitungan matematika yang membatasi jalur tersebut. 
  2. Ukuran: Bitmap ketika diperbesar maka gambarnya akan pecah. Sedangkan vektor ukurannya dapat diperbesar tanpa mengurangi kualitas gambar. 
  3. Mengganti warna: Bitmap mengganti warnanya cenderung lebih sulit, karena setiap pixel memiliki warnanya tersendiri, tidak ada garis pembantu. Sementara vektor lebih mudah mengganti warna karena terdapat garis pembantu di setiap bentuk. 
  4. Penggunaan: Bitmap biasanya digunakan dalam fotografi, editing dengan warna yang saling mencampur. Sedangkan vektor digunakan untuk membuat logo, ilustrasi, gambar teknik. 
  5. Ukuran file: Bitmap ukurannya lebih besar ketimbang vektor
  6. Konversi: Bitmap biasanya membutuhkan waktu yang banyak untuk mengubah menjadi vektor tergantung kerumitan gambar. Sementara vektor lebih mudah diubah ke bitmap. 
  7. Jenis file: Bitmap .png, .jpg, .gif, .psd. Sedangkan vektor jenis filenya adalah .svg, .ai, .cdr, .ppt, .eps, .wmf. 
  8. Program yang digunakan: Bitmap menggunakan Adobe Photoshop, Paint, GIMP sedangkan vektor menggunakan Adobe Ilustrator, CorelDraw, Inkscape, Firework dan Freehand.
(mdk/nof)

Video liên quan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA