Cara menghitung dlq dengan excel

Successfully reported this slideshow.

Your SlideShare is downloading. ×

Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau

Cara menghitung dlq dengan excel

Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau

  1. 1. Opissen yudisyus 20100430019 Hasil Perhitungan Dengan Metode LQ di Provinsi Riau Tabel 1 Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010* Rerata Keterangan 1. Pertanian 1,19 1,24 1,24 1,26 1,30 1,25 Basis 2. Penggalian 5,96 6,00 6,22 6,04 6,03 6,05 Basis 3. Industri Pengolahan 0,37 0,39 0,41 0,42 0,44 0,41 Non Basis 4. Listrik & Air Bersih 0,32 0,31 0,30 0,28 0,28 0,30 Non Basis 5. Konstruksi 0,47 0,50 0,52 0,54 0,55 0,52 Non Basis 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 0,45 0,46 0,47 0,51 0,53 0,48 Non Basis 7. Pengangkutan & Komunikasi 0,39 0,37 0,35 0,34 0,33 0,36 Non Basis 8. Keu, Real Estat & Jasa Perusahaan 0,12 0,13 0,13 0,14 0,15 0,13 Non Basis 9. Jasa-Jasa 0,47 0,50 0,52 0,54 0,56 0,52 Non Basis Rumus ⁄ ⁄ = Nilai produksi subsektor i pada provinsi = Total PDRB Provinsi = Nilai produksi subsektor i nasional =Total PDB nasional
  2. 2. Opissen yudisyus 20100430019 Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga kriteria yaitu : LQ > 1 ; artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. LQ = 1 ; artinya komoditas itu tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor. LQ < 1 ; artinya komoditas itu termasuk non-basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar. Hasil Analisis LQ, sesuai dengan tabel-1 di atas, menunjukkan dua sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor pertanian (1,25) dan sektor penggalian (6,05). Dengan nilai LQ lebih dari 1, artinya dua sektor tersebut menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan, memiliki keunggulan komparatif, dan hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di Propinsi Riau tetapi juga dapat di ekspor ke luar wilayah. Sedangkan, tujuh sektor lain, yaitu : sektor industri pengolahan, listrik dan air bersih, konstruksi, perdagangan,hotel, dan restoran, keuangan, real estat, dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa merupakan sektor non-basis, dimana produksi komoditas di Propinsi Riau tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.
  3. 3. Opissen yudisyus 20100430019 Hasil Perhitungan Dengan Metode DLQ di Provinsi Riau Tabel 2 Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010* Rerata Keterangan 1. Pertanian 3,19 1,43 0,48 0,35 1,32 1,36 Potensi perkembangan lebih cepat 2. Penggalian 13,18 0,02 206,36 0,00 0,26 43,96 Potensi perkembangan lebih cepat 3. Industri Pengolahan 0,57 1,27 1,45 2,00 0,59 1,18 Potensi perkembangan lebih cepat 4. Listrik & Air Bersih 6,78 0,85 1,40 0,03 7,22 3,25 Potensi perkembangan lebih cepat 5. Konstruksi 0,42 1,33 1,78 0,93 0,98 1,09 Potensi perkembangan lebih cepat 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,70 0,23 0,78 76,68 0,40 15,96 Potensi perkembangan lebih cepat 7. Pengangkutan & Komunikasi 1,44 0,57 1,10 0,61 1,67 1,08 Potensi perkembangan lebih cepat 8. Keu, Real Estat & Jasa Perusahaan 4,21 0,61 0,60 1,10 0,60 1,42 Potensi perkembangan lebih cepat 9. Jasa-Jasa 1,41 1,11 1,04 0,70 0,85 1,02 Potensi perkembangan lebih cepat
  4. 4. Opissen yudisyus 20100430019 Rumus DLQ [ ( ) ( )⁄ ( ) ( )⁄ ]t Dimana : DLQij = Indeks potensi sektor i di regional gj = Laju pertumbuhan sektor i di regional Gj = Rata-rata laju pertumbuhan sektor i di regional gi = Laju pertumbuhan sektor i di nasional Gi = Rata-rata laju pertumbuhan sektor i di nasional t = Selisih tahun akhir dan tahun awal nilai DLQ dapat di artikan jika : DLQ > 1, maka potensi perkembangan sektor i di regional lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di nasional DLQ < 1, maka potensi perkembangan sektor i di regional lebih lambat dibandingkan sektor yang sama di nasional
  5. 5. Opissen yudisyus 20100430019 Hasil Analisis DLQ, sesuai dengan tabel-2 di atas, menunjukkan bahwa seluruh sektor di Propinsi Riau memiliki potensi perkembangan lebih cepat dibandingkan dengan seluruh sektor nasional dengan nilai > 1. Dimana sektor penggalian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai yang tinggi (43,96) dan (15,96). Hasil Perhitungan Dengan Metode SS di Provinsi Riau Tabel 3 Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010* Rerata 1. Pertanian 4,18 4,90 3,97 4,89 2,64 4,12 2. Penggalian -0,54 -1,61 -1,02 1,45 0,74 -0,19 3. Industri Pengolahan 6,21 9,89 5,19 4,21 6,99 6,50 4. Listrik & Air Bersih 6,35 12,63 12,31 14,35 6,53 10,44 5. Konstruksi 11,47 16,76 13,00 12,88 11,62 13,15 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 12,56 14,45 10,94 7,21 14,68 11,97 7. Pengangkutan & Komunikasi 18,68 17,95 21,34 20,81 18,71 19,50 8. Keu, Real Estat & Jasa Perusahaan 16,02 17,91 16,23 12,26 11,03 14,69 9. Jasa-Jasa 10,95 12,74 9,84 11,99 10,29 11,16 Rumus Shift Share: SS = G + (Gi – G) + (gi ‐ g ) Dimana :
  6. 6. Opissen yudisyus 20100430019 gi = Pertumbuhan ekonomi regional sektor i Gi = Pertumbuhan ekonomi nasional sektor i G = Pertumbuhan ekonomi nasional g = Pertumbuhan ekonomi regional Hasil Analisis SS, sesuai dengan tabel-3 di atas, menunjukkan bahwa sektor pertanian, industri pengolahan, listrik & air bersih, kontruksi, perdagangan, hotel & restoran, pengangkutan, dan komunikasi, keu, real estat dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa lebih kompetitif dibandingkan dengan sektor penggalian (-0,19). Dimana sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor yang paling kompetitif dibandingkan dengan 8 sektor yang lain dengan rerata (19,50) disusul tempat kedua sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan (14,69) dan kosntruksi (13,15).
  7. 7. Opissen yudisyus 20100430019 Tipology Klassen Tabel 4 Rerata Laju Pertumbuhan Sektoral (r) Rerata Kontribusi Sektoral Thdp PDB(Y) Y Sektor >= Y PDB Y Sektor < Y PDB r Sektor >= r PDB Sektor Maju&Tumbuh pesat (1): Sektor Maju tapi tertekan (2) : Pertanian Industri pengolahan Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran Keu, real estat & jasa perusahaan Jasa-jasa r Sektor < r PDB Sektor Potensial (3): Sektor relative tertinggal (4) : Penggalian Listrik & Air bersih Pengangkutan & Komunikasi Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral menghasilkan empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut: Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I).
  8. 8. Opissen yudisyus 20100430019 Kuadran ini merupakan kuadran sektor dengan laju pertumbuhan PDRB (ri) yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (r) dan memiliki kontribusi terhadap PDRB (yi) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (y). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan ri lebih besar dari r dan yi lebih besar dari y. Sektor dalam kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor yang potensial karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa pasar yang lebih besar daripada daerah yang menjadi acuan atau secara nasional. Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II). Sektor yang berada pada kuadran ini memiliki nilai pertumbuhan PDRB (ri) yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (r) tetapi memiliki kontribusi terhadap PDRB daerah (yi) yang lebih besar dibandingkan kontribusi nilai sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (y). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan ri lebih kecil dari r dan yi lebih besar dari y. Sektor dalam kategori ini juga dapat dikatakan sebagai sektor yang telah jenuh. Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat (Kuadran III). Kuadran ini merupakan kuadran untuk sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (ri)yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (r), tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB (yi) lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (y).. Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan ri lebih besar dari r dan yi lebih kecil dari y. Sektor dalam Kuadran III dapat diartikan sebagai sektor yang sedang booming. Meskipun pangsa pasar daerahnya relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata nasional. Sektor relatif tertingggal (Kuadran IV).
  9. 9. Opissen yudisyus 20100430019 Kuadran ini ditempati oleh sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (ri) yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (r) dan sekaligus memiliki kontribusi tersebut terhadap PDRB (yi) yang lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (y). Rerata Laju Pertumbuhan Sektoral (r) Rerata Kontribusi Sektoral Thdp PDB(Y) Y Sektor >= Y PDB Y Sektor < Y PDB r Sektor >= r PDB Sektor Maju&Tumbuh pesat (1): Sektor Maju tapi tertekan (2) : r Sektor < r PDB Sektor Potensial/msih dpt berkembang pesat (3): Sektor relative tertinggal (4) : Hasil Analisis Tipology Klassen, sesuai dengan tabel-4 di atas, menunjukkan bahwa sektor maju dan tumbuh pesat ditempati oleh sektor pertanian. Hal ini tidak mengherankan karena Provinsi Riau di dominasi oleh sektor perkebunan baik sawit maupun karet. Sementara sektor
  10. 10. Opissen yudisyus 20100430019 maju tapi tertekan dihuni oleh industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, hotel & restoran, keu, real estat & jasa perusahaan dan jasa-jasa. Sementara sektor potensial ditempati oleh sektor penggalian, perkembangan ini dipicu karena letak Propinsi Riau masih dalam kawasan daerah bukit barisan sehingga potensi disektor penggalian masih banyak belum tergali secara optimal. Listrik dan air bersih, pengangkutan dan komunikasi menempati posisi sektor relative tertinggal.

Apa itu LQ dan DLQ?

Analisis ini dibagi menjadi dua yaitu, LQ (Location Quotient) dan DLQ (Dinamis Location Quotient). Analisis LQ digunakan hanya untuk mengetahui sub sektor basis dan non- basis. Sedangkan analisis DLQ digunakan untuk mengetahui sub sektor basis/non basis dalam tempo per tahun dan per periode yang ditentukan.

Jelaskan apa makna nilai Location Quotient LQ 1?

LQ = 1, mengindikasikan bahwa adanya produktivitas berimbang yang berarti sektor ini masih belum layak untuk diekspor. (peranan sektor sama baik di daerah ataupun secara nasional)

Langkah langkah analisis shift share?

Terdapat enam langkah-langkah menganalisis shift share:.
Menentukan Wilayah yang akan dianalisis..
Menentukan indikator kegiatan ekonomi yang akan dianalisis (Pendapatan atau Tenaga Kerja) serta periodenya..
Menentukan sektor yang akan dianalisis..
Menghitung perubahan indikator kegiatan ekonomi..

Apa yang dimaksud dengan analisis shift share?

Menurut Field dan Mac Gregor, 1987 analisa shift share adalah teknik analisa yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan dan kinerja perekonomian yang ada di beberapa wilayah yang berbeda.