Suara kencang, gerakan secara tiba-tiba, atau perubahan sekecil apapun di sekitarnya bisa membuat bayi sering merasa kaget saat tidur.
Penyebab gerakan bayi yang sering kaget saat tidur ini adalah respons refleks yang disebut refleks Moro. Ini adalah salah satu dari berbagai macam gerakan refleks bayi lainnya.
Orangtua tak perlu merasa khawatir berlebihan karena refleks ini akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai bayi sering terkejut saat tidur.
Penyebab bayi sering kaget saat tidur
Reflek Moro pada bayi dimulai sejak ia lahir dan menjadi salah satu tanda dari perkembangan bayi.
Reflek Moro adalah respons motorik tanpa disengaja yang sudah ada sejak bayi baru lahir.
Gerakan secara tiba-tiba ini adalah cara untuk melindungi diri juga menandakan bahwa ia mampu berkembang di lingkungan baru.
Mengutip dari Stanford Chidren’s Health, ciri khas utama refleks ini adalah bayi merentangkan kedua tangan dan menggerakkan kaki saat kaget.
Pada saat yang sama, kepalanya juga sedikit mengarah ke belakang. Kemudian, kedua tangan akan mengarah kembali mendekat ke tubuh mereka.
Refleks ini bisa disertai dengan tangisan maupun tidak. Refleks Moro akan muncul ketika terlelap sehingga terlihat seakan bayi suka kaget saat tidur.
Orangtua tak perlu khawatir karena adanya Moro ini justru berarti bayi berkembang secara normal.
Baca Juga
- Ini 10 Cara Mengecilkan Perut Setelah Melahirkan 1 Tahun
- Vernix Caseosa, Lapisan Pelindung pada Kulit Bayi Baru Lahir
- Cara Menghilangkan Kebiasaan Mengisap Jempol pada Anak
Ketika anak tidak menunjukkan refleks Moro atau hanya muncul di satu sisi tubuh, itu bisa jadi merupakan gejala terjadinya:
- Cedera saat proses persalinan,
- Infeksi,
- Otot lemah,
- Lumpuh otak (spastic cerebral palsy), atau
- Kerusakan saraf perifer.
Selain karena reflek moro, ada banyak faktor lain yang menjadi penyebab bayi sering atau suka kaget saat tidur. Beberapa di antaranya adalah:
- Suara kencang.
- Cahaya terlalu terang.
- Gerakan tiba-tiba.
- Tangisannya sendiri.
- Transisi dari digendong dan akan diletakkan (begitu pula sebaliknya).
Kapan refleks Moro pada bayi hilang?
Setiap bayi mempunyai gerakan refleks atau rasa kaget yang berbeda-beda. Refleks lain muncul beberapa hari setelah lahir dan berhenti lebih cepat.
Akan tetapi, umumnya refleks sering kaget saat tidur ini berlangsung hingga bayi berusia sekitar 2 bulan. Seiring berjalannya waktu, refleks mulai memudar pada usia 12 minggu dan kemungkinan akan hilang pada usia 4 - 6 bulan.
Mengingat lehernya semakin kuat menopang kepala, saat kaget bayi hanya akan merentangkan kedua lengan tanpa menggerakkan kepala atau kaki.
Apabila pada usia lebih dari 7 bulan bayi masih sering terkejut saat tidur, sebaiknya orangtua melakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Baca Juga
- 7 Cara Membersihkan Hidung Bayi yang Tersumbat Kotoran dan Lendir
- Penyebab Bayi Bosan Minum Susu Formula dan Cara Mengatasinya
- Penyebab Ruam Popok dan Sederet Cara untuk Mengatasinya
Cara mengatasi bayi yang suka kagetan saat tidur
Refleks Moro membuat anak mudah kaget dan terbangunMeskipun refleks Moro atau bayi sering kaget saat tidur adalah tanda perkembangan yang baik pada bayi, ini juga bisa menurunkan kualitas tidurnya.
Oleh karena itu, sebaiknya orangtua juga perlu mengetahui cara menidurkan bayi agar kualitas tidurnya tidak terganggu.
Berikut adalah beberapa cara untuk menenangkan dan meminimalisasi bayi sering terkejut saat tidur, di antaranya adalah:
1. Dekatkan tubuh saat menurunkan bayi
Ketika akan menurunkan bayi dari gendongan, sebisa mungkin dekatkan tubuhnya ke pelukan Anda selama mungkin.
Setelah sudah menyentuh kasur, baru lepaskan secara perlahan. Ini seharusnya cukup untuk mencegah ia merasakan sensasi terjatuh yang dapat memciu bayi kaget saat tidur.
2. Membedong bayi
Anda juga bisa membungkus bayi dengan kain bedong atau swaddle untuk membuat mereka merasa nyaman. Namun, pastikan tidak mengikatnya terlalu rapat terutama di bagian pinggang ke bawah.
Penting untuk tidak sembarangan membedong bayi. Pastikan selalu menggunakan kain tipis yang tidak membatasi gerakan tubuh bayi sehingga mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS).
Baca Juga
- Salep untuk Mengatasi Impetigo pada Bayi, Apakah Manjur?
- Menggelar Baby Shower Adalah Hal Seru Meski Virtual, Ini 6 Caranya
- Berbagai Penyebab Bercak Putih pada Kulit Bayi, Berbahayakah?
3. Menopang leher
Bayi berusia di bawah 4 bulan masih belum maksimal menopang kepala. Oleh sebab itu, orangtua bisa memegang leher serta kepala bayi untuk menggendong atau menenangkannya. Ini juga dilakukan untuk mencegah bayi sering terkejut saat tidur.
Baca Juga
- Sikat Gigi Bayi, Bagaimana Memilih yang Bagus?
- 6 Cara Membangunkan Anak di Pagi Hari yang Efektif dan Minim Drama
- Makanan yang Dilarang untuk Ibu Menyusui, Apa Saja? (Plus Minuman)
Catatan dari SehatQ
Refleks Moro ini sudah ada bahkan sejak usia janin masih 25 minggu dalam kandungan. Bagi orang yang pertama kali melihatnya, mungkin akan merasa kaget atau khawatir ketika bayi kaget saat tidur dan terus berulang.
Namun, selalu ingat bahwa refleks Moro merupakan indikator perkembangan bayi yang normal.
Umumnya, dokter spesialis anak akan memeriksa bagaimana respons bayi saat baru lahir. Selama tidak ada tanda-tanda perkembangan tidak normal, seperti refleks hanya di satu sisi tubuh atau berlangsung cukup lama seperti kejang, orangtua tak perlu risau.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai gerakan refleks seperti bayi sering kaget saat tidur, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.