Cara membaca mad jaiz munfasil sama dengan mad thobii pendapat ini menurut

Merdeka.com - Saat membaca Alquran, wajib mengetahui tajwid. Salah satu dari hukum bacaan tajwid tersebut adalah hukum bacaan mad. Mad menjadi salah satu hukum yang paling penting untuk dipelajari dalam ilmu tajwid.

Hal ini dikarenakan bila pemahaman minim terhadap hukum mad, akan menyebabkan qori’ jatuh pada kesalahan. Memendekkan yang seharusnya dibaca panjang dan juga sebaliknya, yaitu memanjangkan apa yang seharusnya dibaca pendek.

Dalam hal ini pengertian mad menurut bahasa artinya memanjangkan dan menambah. sedangkan menurut istilah mad artinya memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf mad (asli).

Huruf mad seperti yang dimaksudkan dalam definisi di atas itu ada tiga yakni alif (أ), wawu (و), ya’ (ي). ketiganya merupakan huruf-huruf dasar mad.

Berikut ini macam-macam mad bacaan tajwid Al-Quran beserta dengan penjelasan dan contohnya telah dirangkum merdeka.com, Rabu, (29/04/2020).

2 dari 8 halaman

Mad Thabi'i

Mad Thabi’i(mas asli) merupakan macam-macam mad yang terjadi apabila ada alif yang terletak sesudah fathah, atau ya’ sukun terletak sedudah kasrah atau juga huruf wau yang terletak sesudah dhammah maka ini dihukumi sebagai bacaan mad thabi’i. Dimana Mad berarti panjang dan Thabi’i yang artinya biasa.

Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif, contohnya:
كتَا بٌ - يَقُوْلُ - سمِيْعٌ

Mad Far'i

Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah Mad Far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Nah, Mad Far'i ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut:

3 dari 8 halaman

Mad Jaiz Munfasil terjadi apabila ada mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah, namun hamzah tersebut berada pada lain kalimat. Jaiz sendiri berarti boleh, sedangkan Munfashil memiliki arti terpisah.

Nah, untuk membaca mad ini adalah boleh seperti Mad Wajib Muttasil tadi dan boleh juga seperti Mad Thobi’i. Begini contohnya:
وَﻻَأنْتُمْ بِمَا أُنْزِلَ

4 dari 8 halaman

Macam-macam mad selanjutnya adalah bagian dari Mad Far’I, pertama yaitu Mad Wajib Muttasil. Terjadinya mad ini apabila mad thabi’I bertemu dengan hamzah pada satu kalimat atau ayat.

©2019 Merdeka.com

Untuk cara membacanya, wajib dipanjangkan sepanjang lima harakat atau setara dengan dua setengah kali dari mad thabi’i (dua setengah alif). Contohnya:
سَوَآءٌ - جَآءَ - جِيْءَ

5 dari 8 halaman

©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ini adalah mad yang terjadi jika ada Mad Thob’i bertemu dengan huruf mati atau sukun. Cara membacanya adalah sepanjang enam harakat. Contohnya:
آﻻَن

6 dari 8 halaman

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ini masih termausk ke dalam macam-macam mad. Mad ini terjadi jika ada Mad Thabi’i bertemu dengan tasydid pada satu kata atau ayat.

Cara membaca mad ini adalah harus panjang selama tiga kali Mad Thabi’i atau sekitar enam harakat. Contohnya:
وَﻻَالضَّآلِّينَ اَلصّاخَةُ

7 dari 8 halaman

©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Macam-macam mad selanjutnya adalah Mad Layyin. Mad ini terjadi jika setelah huruf yang berharakat fatha wau sukun atau ya’ sukun. Cara membacanya adalah dengan membaca mad dengan sekedar lunak dan lemas saja. Contohnya:
رَيْبٌ خَوْفٌ‎

8 dari 8 halaman

Mad ‘Arid Lissukun dibaca jika terdapat waqaf atau tempat pemberhentian membaca, sedangkan sebelum waqaf tersebut terdapat Mad Thobi’i atau Mad Lein. Cara membacanya adalah terbagi menjadi tiga macam:

  • Yang paling utama dibaca panjang seperti halnya mad wajib muttashil atau setara 6 harakat.
  • Yang pertengahan bisa dibaca sepanjang empat harakat ya’ni dua kalinya mad thobi’i.
  • Yang pendek ya’ni boleh hanya dibaca seperti mad thobi’i biasa. Contohnya: بَصِيْرٌ خَالِدُوْنَ والنَّاسِ سَمِيْعٌ

Pelajaran ilmu tajwid di halaman ini meliputi Huruf Tafkhim dan Huruf Qolqolah Huruf Mad dan Bagiannya Mad Tobi'i Mad Lazim Muttasil Mad Jaiz Munfashil Mad Mutowwal Nama kitab: Terjemah Syifaul Jinan fi Tarjamati Hidayatish Shibyan Penulis: Ahmad Muthahhar bin Abdurrahman Nama lengkap: Kh. Ahmad Muthohhar ibn Abdurrahman al-Maraqi al-Samarani Penerjemah ke Bahasa Indonesia: Judul kitab matan: Nazham Hidayatush Shibyan منظومة هداية الصبيان Penulis: Said Al-Hadhrami Nama lengkap: Said bin Said bin Nabhan Al-Hadhrami سعيد بن سعد بن نبهان الحضرم Wafat: 1359 H Bidang studi: Tajwid Al-Quran

Daftar Isi


باب حروف التفخيم وحروف القلقلة


Huruf Tafkhim dan Huruf Qolqolah Yang disebut tafkhim adalah menebalkan suara huruf. Sedangkan tarqiq adalah menipiskan suara huruf.

وَاَحْرُفُ التَّفْخِيْمِ سَبْعٌ تُحْصَرُ *** فِى خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ بِغُلْوٍ تُشْهَرُ

Jumlah huruf tafkhim itu ada tujuh yang teringkas dalam kata خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ. Yaitu, kha' (خ), shad (ص), dhad (ض), ghain (غ), tha' (ط), qaf (ق), zha' (ز). Huruf tafkhim disebut juga dengan huruf isti'la'. Seperti kata ادخلوها، والصافات، فضلنابعضهم، غاسق، والطيبون، فالحق أقول، إنا منتظرون.

Catatan:

Adapun selain huruf tujuh di atas kecuali lam Jalalah (lam dalam lafadz Allah) setelah harkat dhommah atau fathah maka dibaca tafkhim. Seperti الله أكبر، رحمه الله. Apabila setelah kasrah maka wajib dibaca tarqiq seperti بِسمِ الله. Kemudian ra' apabila dibaca dhommah atau fathah maka wajib tafkhim seperti رُخَاءً، رَبَّنَا. Juga wajib dibaca tafkhim apabila sukun setelah dhommah dan fathah seperti اُنْصُرْنَا.

قَلْقَلَةٌ يَجْمَعُهَا قَطْبُ جَدِ *** بَيِّنْ لَدٰى وَقْفٍ وَسَكْنٍ تُرْشَدِ

Qolqolah adalah huruf yang bisa kembali (memantul) apabila dalam keadaan mati dan waqaf. Jumlahnya ada lima yang terkumpul dalam kata قَطْبُ جَدِ. Yaitu, qaf, tha', ba', jim, dal. Contohnya ketika mati (sukun) seperti أقرب، قطمير، يبتغون، أجرا، يدعون. Ketika waqaf (berhenti) seperti واقْ، محيطْ، منيبْ، بهيجْ، رشيدْ.
Bab Huruf Mad dan Bagiannya Definisi mad secara bahasa adalah tambah. Menurut ulama ahli tajwid adalah memanjangkan suara huruf yang wajib dipanjangkan.

وَاَحْرُفُ الْمَدِّ ثَلَاثٌ تُوْصَفُ *** اَلْوَاوُ ثُمَّ الْيَاءُ ثُمَّ الْاَلِفُ

Huruf mad itu ada tiga yaitu wawu, ya' dan alif.

وَشَرْطُهَا اسْكَانُ وَاوٍ بَعْدَ ضَمْ *** وَسَكْنُ يَاٍء بَعْدَ كِسْرٍ مُلْتَزَمْ وَاَلِفٌ مِنْ بَعْدِ فَتْحٍ وَقَعَا *** وَلَفْظُ نُوْحِيْهَا لِكُلٍّ جَمَعَا

Adapun syarat huruf mad adalah apabila wawu jatuh setelah dhommah, ya' jatuh setelah kasroh, dan alif jatuh setelah fathah. Contohnya berkumpul dalam lafadz نُوْحِيْهَا.
Mad Tobi'i

فَانْ فَقَدْتَ بَعْدَ حَرْفِهِ السُّكُوْنُ *** وَالْهَمْزَ فَالْمَدُّ طَبِيْعِىٌّ يَكُوْنُ

Apabila setelah huruf mad tidak ada huruf yang sukun, maka disebut mad thabi'i seperti الذين أمنوا وكانوا. Panjangnya kira-kira satu alif.
Mad Wajib Muttasil

وَاِنْ تَلَاهُ الْهَمْزُ فِى كَلِمَتِهْ *** فَوَاجِبٌ مُتَّصِلٌ كَجَاءَتِهْ

Apabila ada huruf mad yang setelahnya berupa huruf hamzah dan terdapat dalam satu kata, maka disebut mad wajib muttashil [1] seperti firman Allah جاءته البشري، هنيئا مريئا، تَبُوْءَ. Sedangkan perkiraan panjangnya, ulama qurra' berbeda pendapat.[2]

Catatan:

[1] Seandainya ada wawu dan ya' jatuh setelah fathah itu tidak disebut huruf mad akan tetapi disebut huruf lin; tidak panjang bacaannya seperti lafadz خَوْفٍ، الصَّيْفِ. Kecuali apabila huruf yang jatuh setelah wawu dan ya' tersebut berupa hamzah maka bisa dibaca panjang seperti شَيْءٍ. [2] (a) Tersebut dalam kitab Nihayatul Qaul Al-Mufid: mengurangi atau menambah panjangnya mad thobi'i dari satu alif itu hukumnya haram secara syara', jadi disiksa pelakunya, diberi pahala yang meninggalkannya. Adapun orang bodoh yang melakukannya termasuk bid'ah yang buruk karena itu wajib dijauhi. Disebut wajib karena ulama sepakat wajib membaca panjang. Disebut muttasil karena huruf mad tersebut bertemu hamzah dalam satu kata yang sama; (b) Panjangnya menurut Imam Abu Amar, Qalun dan Ibnu Katsir adalah 1 1/2 alif (satu setengah alif); menurut Abu Amir dan Al-Kisai 2 alif; menurut Ashim 2 1/2 alif; menurut Warasy dan Hamzah 3 alif. Semua itu harus dilakukan dengan melalui berguru pada guru yang ahli qiroah karena tidak bisa dikira-kira sendiri tanpa melihat praktiknya.
Mad Jaiz Munfasil

وَاِنْ تَلَاهُ وَبِاُخْرَى اتَّصَلَا *** فَجَائِزٌ مُنْفَصِلٌ كَلاَ اِلٰى

Apabila ada huruf mad yang bertempat di akhir kata setelah itu terdapat hamzah yang bertempat di kata yang lain setelahnya dan tidak ada yang memisahkan antara mad dan hamzah tersebut, maka disebut mad jaiz munfasil seperti lafadz لا اِليَ، وابتغوا إليه، واتبعونِي أهْدِكُم Sedangkan kadar panjangnya mad jaiz munfashil itu sama dengan mad jaiz muttasil. Sebagian ulama qurra' menyebut sama dengan mad thobi'i.

Catatan:

Disebut jaiz karena ulama qurra' berbeda pendapat terkait kadar panjangnya.
Mad Lazim Mutowwal

وَاِنْ يَكُنْ مَا بَعْدَهُ مُشَدَّدَا *** فَلَازِمٌ مُطَوَّلٌ كَحَادَّ

Apabila ada huruf mad yang setelahnya berupa huruf yang ditasydid, maka harus disebut mad lazim mutowwal seperti lafadz يُوَادُّوْنَ مَنْ حَادَّ الله، اَتُحَاجُّوْنِي Sedangkan panjangnya ulama qurra' sepakat 3 alif.

كَذَاكَ كُلُّ سَاكِنٍ تَاءَصَّلاَ *** مُخَفَّفًا يَكُوْنُ اَوْمُثَقَّلًا

Begitu juga disebut mad lazim mutowwal yaitu huruf mad yang setelahnya berupa huruf mati serta asal matinya (maksudnya tidak hilang ketika waqaf atau wasol) sama saja mukhoffaf seperti الأن، محيَايَ، atau mutsaqqol seperti lafadz حَادَّ seperti yang sudah dibahas di muka.

وَمِنْهُ مَا يَاءْتِى فَوَاتِحَ السُّوَرْ *** وَفِى ثَمَانٍ مِنْ حُرُوْفِهَا ظَهَرْ فِى كَمْ عَسَلْ نَقَصَ حَصْرُهَاعُرِفْ

Termasuk mad lazim mutowwal adalah mad yang berada di awal surah. Huruf satu itu ketika dilepas menjadi tiga huruf sing tengah mati (sukun). Sedangkan jumlahnya huruf tersebut ada delapan yang terkumpul dalam ucapan nadzim كَمْ عَسَلْ نَقَصَ Yaitu: kaf, mim, ain, sin, lam, nun, qaf, shad. Contoh: كهيعص، ألم، يس، ص، ق، ن

وَمَا سِوَاهَا فَطَبِيْعِى لَاالْاَ لِفْ

Huruf mad yang berada di awal surah yang selain delapan huruf di atas maka harus disebut mad tobi'i. Selain alif. Karena, tidak ada huruf mad. Maka tidak disebut mad tobi'i. Adapun jumlah huruf tersebut ada 8 (delapan) yang berkumpul dalam lafadz حَيٌّ طَاهِر. Yaitu, huruf ha', ya', tha', ha' dan ra'. Contoh: حم، يس، طه، الر

وَاِنْ يَكُنُ قَدْ عَرَضَ السُّكُوْنُ *** وَقْفًا فَعَارِضٌ كَنَسْتَعِيْنُ

Apabila terdapat huruf mad yang huruf setelahnya itu mati dan matinya bersifat baru karena waqaf, maka disebut mad aridhi. Seperti رب العالمين، الرحيم، نستعين. Sedangkan kadar panjangnya sama dengan mad jaiz munfasil.

Berikut daftar contohnya


وَاخْتِمْ بِحَمْدِاللهِ وَالصَّلاَةِ *** عَلَى النَّبِىِّ طَيِّبِا لصِّفَاتِ وَالْا اَلِ وَالصَّحْبِ مَعَ السَّلَامِ *** اَبْيَا تُهَا اَرْبَعُوْنَ باِلتَّمَامِ


Risalah ini berakhir dengan memuji pada Allah dan tambahan rahmat pada Nabi Muhammad saw yang sangat indah sifat-sifatnya. Juga kepada keluarga dan Sahabat Nabi. Bait nadzam risalah ini berjumlah 40 bait.[alkhoirot.org]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA