Bukti bahwa Yesus adalah Allah yang turun ke dunia tampak dalam peristiwa

84 Buku Guru Kelas VIII Metode Pengamatan, Berbagi, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan. Waktu 3 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan secitra dengan Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri lih. Kej 1:26. Hal tersebut menegaskan bahwa dalam diri manusia terkandung dimensi kemanusiaan dan dimensi keallahan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan utuh. Dimensi kemanusiaan nampak dalam kenyataan berikut: ia diciptakan, lahir dari rahim seorang ibu, berjenis kelamin, mengungkapkan perasaan, dapat sakit, dapat mati dan sebagainya. Dalam diri manusia juga mengandung dimensi ke-allahan, sehingga manusia dapat mengasihi, dapat berdoa, dapat mengampuni dan sebagainya. Tetapi karena dibatasi kemanusiaannya manusia tidak dapat sepenuhnya memancarkan dan menghadirkan keillahiannya. Kedua dimensi tersebut perlu di- pahami secara baik, sebab karya penyelamatan Allah menggunakan ke dua dimensi tersebut, sehingga penyelamatan Allah bisa dirasakan manusia secara sempurna. Hal tersebut dilaksanakan Allah dengan menjelma dalam manusia Yesus. Maka dalam diri Yesus tampaklah secara sempurna ke dua dimensi tersebut. Yesus sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah. 1. Yesus Sungguh-sungguh Manusia. Yesus sungguh-sungguh manusia nampak dalam kenyataan berikut: Menurut silsilah, nenek moyang Yesus adalah Abraham Mat i:1-17, Yesus dilahirkan oleh ibunya Maria, berjenis kelamin laki-laki, lahir di bungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan Luk 2:1-7, Ia bekerja menjadi tukang kayu Mark 6:3, bisa marah Luk 19:45, merasa sedih 14: 34, merasa lapar Mat 21:18, Haus Mat 25:35, ketakutan Mark 22:44, kemanusiaan Yesus sangat nampak nyata ketika dia harus mengalami nasib yang dialami oleh semua manusia yaitu mengalami kematian Luk 23:44-49, Mark 15: 33-41, Mat 27:45-56, Yoh 19:28-30. Dari berbagai peristiwa tersebut hendak menegaskan bahwa Yesus hidup dalam sejarah manusia dan menjalani hidup sebagaimana manusia pada umumnya. 2. Yesus Sungguh-sungguh Allah. Yohanes dalam Injilnya memberikan kesaksian tentang asal-usul Yesus sebagai berikut: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di an- tara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya Yoh 1:1,4. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Selanjutnya keempat Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes memberitakan keallahan Yesus dengan memberi kesaksian tentang Sabda dan tindakan-Nya. 85 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Sabda Yesus yang menunjukkan bahwa Dia adalah Allah, misalnya, Aku dan Bapa adalah satu lih. Yoh 10:30. Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa lih. Yoh 14:9. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku lih 14:11. Dan bagaimana para pengakuan para murid-Nya ? . Ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup Kata Yesus kepadanya: Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga lih.Mat 16:15-17. Dan di lain kesempatan Tomas berkata,Ya Tuhanku dan Allahku lih Yoh 29:28. Dan roh- roh jahatpun berteriak, Engkaulah Anak Allah lih Mark 3:11. Dan ketika Yesus di salib, Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah. lih. Mat 27:54. Keallahan Yesus juga tampak dalam hal-hal berikut: warta malaikat tentang kelahiran Yesus kepada para gembala Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud Luk 2:11. Dan tiba-tiba tampaklah bersama- sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya ayat 13-14. Keillahian Yesus juga tampak dalam beberapa peristiwa mukjizat yang dilakukan Yesus, misalnya: Peristiwa penggandaan roti lih. Yoh 6:1-15, Yesus menyembuhkan orang lumpuh lih. Luk 5:27-32, Yesus membangkitkan anak muda di Nain lih. Luk 7:11-17, Yesus mengusir roh jahat lih. Luk 8:26-39, Yesus meredakan angin ribut lih. Luk 8:22-25, Yesus berjalan di atas air lih. Mat 14:22-33, Keillahian Yesus juga tampak ketika Yesus bangkit dari alam maut lih. Mat 28:1-10, dan ketika Ia naik ke Surga lih. Luk 24:50-53. Berbagai macam peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah. 3. Makna Yesus Sungguh Manusia dan Sungguh Allah bagi Hidup Kita Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia berarti Allah menjelma menjadi manusia. Allah yang mengambil kodrat manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, ingin menunjukkan pada kita bahwa Allah itu pengasih. Dia mau turun ke bumi ingin merasakan suka duka yang dialami manusia dan bergaul dengan manusia, Dia terbuka dan solider dengan kehidupan manusia. Dia menyapa manusia secara pribadi dan akrab dengan manusia, dengan demikian pewartaan karya keselamatan dapat lebih mudah dipahami dan diterima oleh manusia. Dengan memahami tentang Yesus yang sungguh manusia dan sungguh Allah, kita dipanggil untuk meneladani cinta-Nya. Walau Ia Allah, Ia tidak meninggikan diri- Nya. Ia mau turun ke bumi, tiada lain untuk menyelamatkan manusia. Kita patut bersyukur kepada-Nya karena Allah sungguh baik. Ia sungguh mengasihi kita dan tidak membiarkan kita binasa karena dosa. 86 Buku Guru Kelas VIII Kegiatan Pembelajaran Doa Bapa yang mahabaik, sungguh kami bersyukur kepada-Mu, karena kasih-Mu kami dapat berjumpa kembali dengan teman-teman kami. Ya Bapa, hari ini kami akan berusaha memahami pribadi Putera-Mu, yang sungguh Allah, sungguh manusia, Bimbinglah kami agar dapat memhami Pribadi Putera-Mu, Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin. Langkah 1 Memahami Ciri-ciri Manusia dan Ciri-ciri Allah 1. Guru mengajak peserta didik untuk menyimak dan membaca dialog berikut ini: Sepenggal Percakapan Jadi kamu tidak bisa memaakan dia? tanya Ryan sahabatku Untuk kali ini tidak. Berulangkali aku sudah memaakan, dan dia tak pernah berubah. Kesabaranku ada batasnya juga. Jawabku Baru saja kita ke luar Gerejamelalui Sabda-Nya, Tuhan tadi menyapa kita: Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu Ryan mencoba mengingatkan. Dengar Ryan Aku bukan Tuhan sanggahku cepat. Lho, siapa yang bilang kamu Tuhan, Terlalu sempurna Dia kubandingkan dengan kamu. Dan terlalu sombong kamu bicara seperti itu. Seakan-akan kamu sudah seperti Tuhan kalau bisa memaakan. Ingat Nes Allah yang mahasempurna saja rela merendahkan diri-Nya, menjadi manusia sama seperti kita. Jangan sampai kita yang penuh keterbatasan justru ingin meninggikan diri sama seperti Allah. Ryan mencoba menasehatiku. Dan hatiku sudah terlanjur membatu Oleh: Sulis 2. Guru mengajak peserta didik untuk mendalami dialog tersebut dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang isi dan makna cerita tersebut berkaitan dengan dimensi kemanusiaan dan dimensi keillahian yang dimiliki oleh setiap manusia. 3. Guru bersama peserta didik mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya guru dapat memberikan penegasan bahwa dalam diri manusia memiliki dimensi kemanusiaan, misalnya: dilahirkan ibu, berjenis kelamin, bisa 87 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti marah, kecewa, sedih, gembira, sakit, dapat mati dan sebagainya. Dan memiliki dimensi keillahian, misalnya: bisa mengasihi, bisa mengampuni, bisa berbelarasa dan sebagainya. Kalimat yang berbunyi kesabaranku ada batasnya juga dalam dialog tersebut hendak menegaskan bahwa dimensi keillahian dalam diri manusia tidak bisa memancar sepenuhnya karena dibatasi oleh kemanusiaannya. Langkah 2 Mendalami Pribadi Yesus Kristus yang Sungguh Allah dan Sungguh Manusia 1. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok diskusi untuk mempelajari teks Injil Luk 2:1-20 sebagi berikut: Luk 2:1-20 1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendatarkan semua orang di seluruh dunia. 2 Inilah pendataran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. 3 Maka pergilah semua orang mendatarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. 4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud. 5 Supaya didatarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung 6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, 7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. 8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. 13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 88 Buku Guru Kelas VIII 14 Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. 15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita. 16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 2. Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok diskusi untuk memperdalam kutipan Injil Lukas 2:1-20, dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut: a. Bertolak dari kutipan tersebut, temukanlah hal-hal yang menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia b. Bertolak dari kutipan tersebut, temukanlah hal-hal yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah c. Carilah teks-teks lain dari Kitab suci, yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia d. Dengan memahami Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, apa manfaat bagi hidupmu? 3. Setelah diskusi selesai, guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau komentar kepada kelompok lain. 4. Bersama dengan peserta didik, guru dapat membuat kesimpulan. Arahkan kesimpulan pada pokok-pokok berikut ini: a. Allah menjelma menjadi manusia karena Dia solider dengan kehidupan manusia. Allah yang mengambil kodrat manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, ingin menunjukkan pada kita bahwa Allah itu pengasih. Dia mau turun ke bumi ingin merasakan suka duka yang dialami manusia dan bergaul dengan manusia. Sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, Yesus tidak pura-pura jadi manusia, Dia manusia sejati. Dalam Luk 2:1-7, kita tahu ciri-ciri kemanusiaan Yesus, ayah ibu-Nya mengikuti sensus penduduk, Ia dilahirkan dari rahim Maria, ibu-Nya, Ia lahir di Betlehem tempat yang juga biasa dikunjungi manusia pada umumnya, dan Ia berjenis kelamin laki-laki. Di dalam teks lain dapat kita temukan, 89 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Ia bekerja menjadi tukang kayu Mark 6:3, bisa marah Luk 19:45, merasa sedih 14: 34, merasa lapar Mat 21:18, Haus Mat 25:35, ketakutan Mark 22:44, kemanusiaan Yesus sangat nampak nyata ketika dia harus mengalami nasib yang dialami oleh semua manusia yaitu mengalami kematian Luk 23:44-49, Mark 15: 33-41, Mat 27:45-56, Yoh 19:28-30. Dari berbagai peristiwa tersebut hendak menegaskan bahwa Yesus hidup dalam sejarah manusia dan menjalani hidup sebagaimana manusia pada umumnya. b. Yesus adalah manusia, tetapi sekaligus Allah. Keallahan Yesus juga tampak dalam hal-hal berikut: warta malaikat tentang kelahiran Yesus kepada para gembala Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud Luk 2:11. Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya ayat 13-14. Keillahian Yesus juga tampak dalam beberapa peristiwa mukjizat yang dilakukan Yesus, misalnya: Peristiwa penggandaan roti lih. Yoh 6:1-15, Yesus menyembuhkan orang lumpuh lih. Luk 5:27-32, Yesus membangkitkan anak muda di Nain lih. Luk 7:11-17, Yesus mengusir roh jahat lih. Luk 8:26-39, Yesus meredakan angin ribut lih. Luk 8:22-25, Yesus berjalan di atas air lih. Mat 14:22-33, Keilahian Yesus juga tampak ketika Yesus bangkit dari alam maut lih. Mat 28:1-10, dan ketika Ia naik ke Surga lih. Luk 24:50-53. Berbagai macam peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah. c. Dengan memahami Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia, kita diajak untuk meneladani cinta-Nya. Walau Ia Allah, Ia tidak meninggikan diri-Nya. Ia mau turun ke bumi untuk menyelamatkan manusia. Langkah 3 Releksi Guru meminta peserta didik duduk dengan tenang dan secara perlahan-lahan memejamkan matanya dapat diiringi musik yang sesuai. Anak-anakku yang terkasih, Hari ini kita sudah belajar tentang Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Allah yang mahatinggi, rela menjelma menjadi manusia, sama seperti kita. Dia merendahkan diri-Nya demi menyelamatkan hidup kita. Bagaimana dengan kita ? Maukah kita bersikap rendah hati ? Tidak menyombongkan diri? Aku lebih kaya? Aku lebih hebat? Aku lebih pandai? Maukah kita solider dengan orang lain? Kita hening sejenak untuk mereleksikan sikap kita selama ini hening beberapa saat 90 Buku Guru Kelas VIII Doa Marilah kita mengakhiri pertemuan kita hari ini dengan berdoa: Tuhan Yesus, Hari ini kami memahami bahwa Engkau sungguh Allah dan sungguh manusia, Bimbinglah kami agar kami dapat meneladan cinta-Mu, yang terbuka dan solider, serta penuh belas kasih. Dalam Nama-Mu, kami berdoa. Amin. Penilaian 1. Proses dalam diskusi Untuk Penilaian dalam kegiatan diskusi dengan format penilaian: No. Nama Skor Aspek yang Dinilai Jml skor N I L A I Keaktifan Kemampuan mengungkapkan pendapat Kerelaan mendengarkan pendapat orang lain 1 2 3 4 5 6 Ketentuan pensekoran: Sangat Baik = Skor 4 Baik = Skor 3 Cukup = Skor 2 Kurang = Skor 1 2. Penilaian Pengetahuan Tes tertulis : 1. Jelaskan Makna sebuah janji 2. Jelaskan bahwa Yesus Kristus pemenuhan janji Allah tentang keselamatan 3. Jelaskan dimensi kemanusiaan dan dimensi keillahian pada manusia 4. Jelaskan bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia? 5. Apa manfaat memahami kemanusiaan dan keillahian Yesus Kristus bagi per- kembangan imanmu? 91 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 3. Penilaian Keterampilan: Nontes Guru meminta peserta didik untuk meneladani solidaritas Yesus pada manusia dengan cara mengunjungi dan menghibur teman yang sedang sakit atau terkena musibah. Tugas dilaporkan secara tertulis dan dikumpulkan minggu berikutnya. Kegiatan Remedial Bagi peserta didik yang belum memahami bab ini, diberikan remidial dengan kegiatan: 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik akan hal-hal apa saja yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. 3. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan, dengan per- tanyaan yang lebih sederhana, misalnya: a. Apa arti janji? b. Apa konsekuensinya kalau kita membuat janji? c. Sebutkan ciri-ciri manusia dan ciri-ciri Allah d. Sebutkan ciri kemanusiaan dan keAllahan Yesus? e. Dan seterusnya. Kegiatan Pengayaan Bagi peserta didik yang telah memahami bab ini, diberikan pengayaan dengan kegiatan: 1. Guru meminta peserta didik untuk mengadakan wawancara dengan pejabat Gereja setempat, apakah pelayanan dalam Gereja sudah menunjukkan keseimbangan antara pelayanan kemanusiaan dan pelayanan keillahian iman? 2. Hasil wawancara dilaporkan secara tertulis. 92 Buku Guru Kelas VIII Bab IV Panggilan dan Perutusan Murid Yesus Dalam usaha mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah, Yesus sejak awal mula mengajak orang-orang di sekitar-Nya, Ia memanggil para murid untuk terlibat dalam tugas yang besar ini. Para murid dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh Yesus. Mereka mengalami secara langsung bergaul dan hidup bersama dengan Yesus. Mereka melihat dari dekat cara hidup Yesus, mereka mendapat pengajaran, dan dibekali dengan kekuatan Roh Kudus. Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia tidak akan meninggalkan mereka, melainkan akan menyertai mereka sampai akhir zaman. Dalam bab ini kita akan mempelajari tentang: A. Panggilan Para Murid Yesus. B. Cara Hidup Murid Yesus. C. Melaksanakan Tugas Perutusan Sebagai Murid Yesus. Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. 93 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A. Panggilan Para Murid Yesus

Kompetensi Dasar 3.4.Menggali bentuk-bentuk panggilan dan perutusan Yesus Kristus kepada murid- murid-Nya pada zaman sekarang demi mewujudkan Kerajaan Allah. 4.4.Menunjukkan contoh konkret pelaksanakan tugas panggilan dan perutusan Yesus Kristus untuk mewartakan Kerajaan Allah. Indikator 1. Mengungkapkan pengalamannya ketika menerima dan menanggapi panggilan dari orang lain. 2. Menceritakan kembali kisah panggilan murid-murid Yesus dan tanggapan mereka terhadap Yesus sebagaimana diceritakan menurut Kitab Suci. 3. Menyebutkan syarat-syarat mengikuti Yesus berdasarkan Kitab Suci 4. Menjelaskan makna menjadi murid Yesus 5. Membuat releksi tertulis tentang kehidupan pribadinya sebagai murid Yesus Tujuan 1. Melalui pendalaman kisah dan sharing pengalaman peserta didik dapat memahami arti dan makna suatu panggilan. 2. Melalui pembacaan Kitab Suci dan diskusi kelompok, peserta didik dapat memahami kisah panggilan murid-murid Yesus dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bahan Kajian 1. Kisah panggilan murid-murid Yesus. 2. Syarat-syarat mengikuti Yesus 3. Makna menjadi murid Yesus zaman sekarangYesus. Sumber Bahan 1. Pengalaman siswa dan guru 2. Alkitab 3. KWI, 1996, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Yogyakarta: Kanisius. 4. Komisi Kateketik KWI, 2011, Membangun Komunitas Murid Yesus kelas VIII, Yogyakarta, Kanisius. 5. Komisi Kateketik KWI, 2007, Persekutuan Murid-murid Yesus, Pendidikan Katolik untuk SMP, Buku Guru 2, Kanisius, Yogyakarta. Pendekatan Kateketis, Saintiik 94 Buku Guru Kelas VIII Metode Pengamatan, Berbagi Pengalaman,Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan. Waktu 3 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Mendapat panggilan dari orang lain bisa menjadi pengalaman yang biasa-biasa saja, tetapi juga dapat menjadi pengalaman yang istimewa bagi kita, tergantung dari siapa yang memanggil. Kalau yang memanggil adalah tokoh-tokoh ternama, orang- orang yang memiliki pengaruh, memiliki kewibawaan, dan bukan orang yang biasa, maka pengalaman panggilan itu akan menjadi pengalaman yang istimewa dan luar biasa. Tetapi jika panggilan itu datangnya dari orang biasa maka juga akan menjadi pengalaman yang biasa dan kurang memberi kesan yang mendalam dalam hati. Demikian pula dalam menanggapi panggilan bisa memunculkan berbagai ragam sikap; ada yang langsung menanggapi, ada yang bersikap acuh bahkan ada yang secara tegas menolak panggilan tersebut. Kisah para murid Yesus dapat menjadi bahan releksi bagi kita dalam menanggapi panggilan Yesus. Injil Matius 4:18-22 menceritakan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Injil Lukas 5:27-32, menceritakan panggilan Lewi pemungut cukai. Ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: Ikutlah Aku Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa? Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. Kalau kita mencermati kisah panggilan murid Yesus dari ke dua kutipan Injil tersebut, maka kita akan menemukan beberapa hal yang penting. Pertama, panggilan selalu diawali dari Yesus, Yesuslah yang mengambil inisiatif yang pertama. Ke dua, ketika Yesus memanggil mereka, serta merta mereka menanggapinya secara spontan, tidak ada sedikitpun keraguan dalam menanggapi panggilan Yesus. Tanpa berpikir panjang mereka segera meninggalkan pekerjaannya bahkan keluarganya untuk segera mengikuti Yesus.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA