Berikut ini yang merupakan contoh rumusan masalah penelitian yang baik adalah

Ilustrasi menuliskan contoh rumusan masalah. Foto: Pixabay.com

Setiap penelitian ilmiah tentunya membutuhkan rumusan masalah sebagai fokus utama yang akan dibahas oleh seorang peneliti. Sebab itu, salah satu contoh rumusan masalah yang baik adalah rumusan masalah yang memiliki fokus dan membantu peneliti menyelesaikan penelitian.

Rumusan masalah umumnya terletak di bagian awal laporan, tepatnya setelah peneliti menjelaskan latar belakang penelitian. Lalu, dibuat dalam bentuk pertanyaan yang akan ditelaah di bagian pembahasan.

Setiap pertanyaan dalam rumusan masalah perlu dipertimbangkan dengan baik oleh peneliti. Hal tersebut karena peneliti akan menjawab setiap pertanyaan berdasarkan data-data yang dapat mendukung hasil penelitian.

Ketika membuat suatu rumusan masalah, biasanya peneliti akan membuat konsep penelitian terlebih dahulu dan mencari beberapa data pendukung yang bisa menjadi dasar penelitian. Setelah itu, peneliti dapat menyimpulkan rumusan masalah yang layak untuk diajukan dalam suatu penelitian ilmiah.

Pengertian Rumusan Masalah

Ilustrasi menuliskan contoh rumusan masalah. Foto: Unsplash.com

Mengutip dari buku Materi Kuliah: Metodologi Penelitian oleh Dodiet Aditya Setywan, rumusan masalah adalah pernyataan atau simpulan yang mempertanyakan suatu fenomena dengan fenomena lainnya yang saling terkait.

Rumusan masalah juga dapat diartikan sebagai formulasi atau kesimpulan dari pertanyaan penelitian. Rumusan masalah umumnya berbentuk pertanyaan dan jarang sekali dalam bentuk pernyataan dalam suatu penelitian.

Novi Indrastuti dalam bukunya yang berjudul Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia juga menyebutkan bahwa rumusan masalah adalah suatu kalimat pertanyaan yang disusun berdasarkan adanya permasalahan yang terjadi.

Setelah itu, peneliti akan akan mencari jawaban dari pertanyaan tersebut melalui pengumpulan data dalam suatu penelitian. Dengan adanya rumusan masalah berarti seorang peneliti sudah melakukan separuh kegiatan dari penelitian itu sendiri.

Lebih lanjut dalam buku Metodologi Keperawatan untuk Pendidikan Vokasi oleh Aziz Aalimul Hidayat, rumusan masalah adalah rangkaian berpikir deduktif berdasarkan berbagai data empirik dan landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

Setiap contoh rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan rasional dan spesifik terhadap variabel yang akan diteliti.

Ciri-ciri Rumusan Masalah

Ilustrasi menuliskan contoh rumusan masalah. Foto: Unsplash.com

Mengutip dari buku Modul Perumusan Masalah Penelitian yang ditulis oleh Mahdiyah, perumusan masalah biasanya berangkat dari masalah atau suatu isu yang menuntun peneliti untuk menjawabnya di akhir penelitian.

Sebab itu, penetapan suatu masalah dalam penelitian sangat penting untuk dipertimbangkan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian. Berikut ciri-ciri rumusan masalah yang baik dalam suatu penelitian yang bisa menjadi pertimbangan:

Rumusan masalah yang baik adalah dapat memberikan kontribusi ke beberapa aspek, seperti pengembangan teori baru dan perbaikan metode.

Kemudian, setiap rumusan masalah harus bersifat orisinal yang berarti bukan bentuk pengulangan dari penelitian lainnya.

3. Pernyataan permasalahan

Selanjutnya, rumusan masalah juga berbentuk singkat, padat, jelas, dan mengandung nilai penelitian. Rumusan masalah biasanya berbentuk fenomena yang terjadi dan dapat diukur oleh peneliti.

Suatu rumusan masalah yang dibuat harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki peneliti. Dengan begitu, rumusan masalah tersebut dapat dijawab dan memiliki daya dukung berupa fasilitas, data, dan sumber daya lainnya.

Cara Membuat Rumusan Masalah

Ilustrasi membuat contoh rumusan masalah. Foto: Unsplash.com

Menurut buku Modul Perumusan Masalah Penelitian oleh Mahdiyah, cara membuat rumusan masalah secara umum terdiri dari empat tahapan, yaitu persiapan, konfirmasi awal, konfirmasi akhir, dan formulasi akhir.

  1. Buat perumusan atas suatu fenomena atau permasalahan yang sedang dihadapi.

  2. Identifikasi kesenjangan yang ada dalam fenomena tersebut.

  3. Cari data-data dan sumber informasi yang bisa menunjang fenomena penelitian.

  4. Pilih fokus utama dari fenomena yang akan diangkat dan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

  5. Hubungkan rumusan masalah dengan teori yang ada.

  6. Sesuaikan metode penelitian dengan rumusan masalah yang akan diangkat oleh peneliti.

  7. Susun kalimat rumusan masalah sesuai topik permasalahan dan judul penelitian.

  8. Pastikan rumusan masalah yang diangkat sesuai dengan tujuan penelitian dan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti.

Ilustrasi menuliskan contoh rumusan masalah. Foto: Unsplash.com

Lantas, bagaimana contoh rumusan masalah yang dapat dibuat oleh peneliti? Berikut ini contoh dan jenis-jenis rumusan masalah sesuai buku Modul Perumusan Masalah Penelitian oleh Mahdiyah.

1. Contoh rumusan masalah deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang menggambarkan seluruh alur penelitian kualitatif dan hanya memiliki satu variabel. Berikut ini contohnya:

  1. Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar di Indonesia?

  2. Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah menetapkan wajib belajar 12 tahun?

  3. Seberapa besar peranan orang tua dalam memotivasi anak untuk berprestasi?

  4. Bagaimana taraf tingkat kepuasan orang tua murid terhadap pelayanan penerimaan siswa baru di sekolah?

Rumusan masalah yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa peneliti bermaksud untuk mengetahui:

  1. Sebaran persentase dan tingkat peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar di Indonesia.

  2. Mengidentifikasi tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah menetapkan wajib belajar 12 tahun (yang mungkin digambarkan dengan persentase atau gambaran yang memberi kriteria: tanggapan setuju dan tidak setuju).

  3. Menggambarkan seberapa besar peranan orang tua dalam memotivasi anak untuk berprestasi (misalnya dapat diuraikan dengan gambaran yang berperan penuh, kurang berperan, dan tidak peduli).

  4. Menguraikan hasil identifikasi taraf kepuasan orang tua murid terhadap pelayanan penerimaan siswa baru di sekolah (hasilnya berupa jumlah atau persentase seperti sangat puas, agak puas, dan sangat tidak puas).

2. Rumusan masalah komparatif

Ilustrasi buku yang membahas contoh rumusan masalah. Foto: Unsplash.com

Rumusan masalah komparatif merupakan jenis rumusan masalah yang membandingkan suatu variabel atau beberapa variabel pada sebuah penelitian. Berikut ini contoh rumusan masalahnya:

  1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP dari sekolah negeri dan swasta? (Dengan begitu, variabel penelitiannya adalah prestasi belajar sesuai perbandingan dua sampel, yaitu status sekolah yang berbeda: negeri dan swasta).

  2. Adakah perbedaan motivasi kerja guru antara sekolah di Pulau Jawa dan di luar Jawa? (Maka, variabel penelitiannya adalah motivasi kerja guru berdasarkan perbandingan di dua wilayah yang berbeda, yaitu pulau Jawa dan di Luar Jawa).

  3. Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara siswa SMA yang mengikuti program bimbingan belajar (bimbel) dan belajar mandiri? (Maka, variabel penelitiannya adalah motivasi belajar dan hasil belajar berdasarkan perbandingan dua kelompok belajar: bimbel dan belajar mandiri).

  4. Adakah perbedaan kemampuan bersosialisasi anak antara yang diasuh dengan pola asuh Otoriter, Permisif, dan Demokratis? (Maka, variabel penelitiannya adalah kemampuan bersosialisasi berdasarkan perbandingan tiga kelompok dengan pola asuh: Otoriter, Permisif, dan Demokratis).

3. Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Berikut ini contohnya:

  1. Adakah hubungan antara ukuran tinggi badan dengan keinginan untuk sehat?

  2. Adakah hubungan kemampuan di bidang matematika dengan kemampuan berbahasa Inggis?

  3. Adakah hubungan sikap toleransi dengan tingkat kemampuan bicara?

  4. Adakah hubungan antara tingkat kekayaan dengan kecerdasan?

  5. Adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan jajanan anak?

  6. Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap prestasi belajar siswa?

  7. Seberapa besar pengaruh kurikulum dan media pendidikan terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan sekolah?


Page 2