PROFIL LIDAH BUAYA
(Sumber: UPTD Agribisnis Dinas Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kota Pontianak)
SEJARAH LIDAH BUAYA PONTIANAK
Lidah Buaya (Aloe vera) telah dipergunakan untuk banyak keperluan selama berabad-abad. Kurang lebih 4000 tahun yang lalu sampai sekarang lidah buaya sangat dikenal khasiatnya karena pada pelepahnya terdapat berbagai macam kandungan nutrisi. Lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetika sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of Remedies. Di dalam buku tersebut diceritakan bahwa pada zaman Cleopatra, lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan komestika dan pelembab kulit. Orang Yunani pada awal tahun 333 SM telah mengidentifikasi bahwa lidah buaya sebagai tanaman penyembuh segala penyakit.
Menurut Dowling (1985), hanya 3 jenis lidah buaya yang dibudidayakan secara komersil di dunia, yakni: Curacao aloe (Aloe barbadensis Miller), Cape aloe (Aloe ferox Miller), dan Socotrine (Aloe perryl baker). Dari ketiga jenis tersebut yang banyak dimanfaatkan adalah species Aloe barbadensis Miller yang ditemukan oleh Philip Miller. Sedangkan jenis yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah Aloe chinensis Baker, yang berasal dari China, tetapi bukan tanaman asli China. Jenis ini di Indonesia sudah ditanam di Kalimantan Barat dan lebih dikenal dengan nama Lidah Buaya Pontianak, yang dideskripsikan oleh Baker pada tahun 1877. Ciri-ciri tanaman ini adalah bunga berwarna oranye, pelepah berwarna hijau muda, pelepah bagian atas agak cekung dan mempunyai totol putih di pelepahnya ketika tanaman masih muda.
Pada tahun 1980 tanaman lidah buaya di Pontianak khususnya di Siantan Hulu, telah dikembangkan dan dibudidayakan. Pada saat itu sebagian masih ditanam dalam pot dan sebagian telah ditanam di kebun bercampur dengan tanaman papaya dan sayuran (belum dibudidayakan secara khusus). Pada tahun 1990, lidah buaya sedikit demi sedikit mulai dibudidayakan, tidak lagi ditanam bercampur dengan tanaman papaya atau sayuran, namun mulai ditanam pada lahan khusus. Kemudian pada tahun 1992, lidah buaya mulai dikenalkan kepada masyarakat luas.
Pelepah lidah buaya baru dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk diolah menjadi minuman segar lidah buaya yang dijual di warung-warung yang ada di pinggiran jalan (jalan Budi Utomo). Sehingga pada saat itu baru masyarakat Pontianak Utara (Siantan Hulu) saja yang dapat menerima produk hasil olahan yang bahan bakunya diambil dari daging pelepah lidah buaya tersebut (belum dikenal masyarakat luas). Seiring perjalanan waktu, produk lidah buaya mulai banyak dikembangkan menjadi berbagai produk olahan mulai dari minuman, dodol, jelly, kerupuk, dll. Keterlibatan instansi pemerintah terkait dan Industri Kecil Menengah yang pada akhirnya menjadikan Lidah Buaya Pontianak menjadi ikon Kota Pontianak.
KARAKTERISTIK LIDAH BUAYA
Lidah buaya termasuk suku Liliaceae. Liliaceae diperkirakan meliputi 4.000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240 marga dan dikelompokkan lagi menjadi lebih kurang 12 anak suku. Daerah distribusinya meliputi seluruh dunia. Lidah buaya sendiri mempunyai lebih dari 250 jenis tanaman.
Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Asia, dan Amerika. Hal ini disebabkan lidah buaya dapat menutup stomata daun sampai rapat pada musim kemarau untuk menghindari kehilangan air dari daunnya. Lidah buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologi tumbuhan, tanaman ini termasuk dalam jenis CAM (Crassulance Acid Metabolism) dengan sifat tahan kekeringan. Dalam kondisi gelap terutama malam hari, stomata daun membuka, sehingga uap air dapat masuk. Disebabkan pada malam hari udaranya dingin, uap air tersebut berbentuk embun. Stomata yang membuka pada malam hari memberi keuntungan yakni tidak akan terjadi penguapan air dari tubuh tanaman, sehingga air yang berada di dalam tubuh daunnya dapat dipertahankan. Karenanya tanaman mampu bertahan hidup dalam kondisi yang bagaimanapun keringnya.
KANDUNGAN NUTRISI LIDAH BUAYA
Berbagai macam kandungan nutrisi dalam pelepah lidah buaya antara lain adalah:
- Vitamin, yaitu A, B1, B2, B3, B12, C, E, Choline, Inositol, Folic Acid
- Mineral, yaitu Calsium, Magnesium, Potasium, Sodium, Iron, Seng, Chromium
- Enzim, yaitu Amylase, Catalase, Cellulose, Carboxypepilase, Carboxyhelulose, Bradykinase
- Asam Amino, yaitu Arginin, Aspargin, Aspartat Acid, Analine, Serine, Glutamat, Threonine, Glycine, Phenil alanine, Histidine, Isoliucine
BEBERAPA FAEDAH TANAMAN LIDAH BUAYA
Lidah buaya memiliki manfaat pada kesehatan manusia, seperti:
- Sebagai anti mikroba melawan bakteri pathogen
- Sebagai pembersih tubuh
- Sebagai penstabil kadar kolesterol darah
- Sebagai pelindung tubuh karena memiliki kandungan antibiotic
- Sebagai bahan yang memperlambat penuaan dini
- Sebagai bahan anti luka bakar
HASIL ANALISIS KANDUNGAN KOMPONEN GEL LIDAH BUAYA
(dalam 100 gr bahan)
- Air : 99,5%
- Lemak : 0,067%
- Karbohidrat : 0,043%
- Vitamin A
- Vitamin C
- Total padatan terlarut : 0,49%
TEKNOLOGI BUDIDAYA LIDAH BUAYA
Dahulu lahan gambut identik dengan lahan bermasalah, namun sekarang di Siantan Hulu, lahan gambut sudah dijadikan lahan yang produktif. Namun hal tersebut awalnya tidak mudah, sebab tanpa diberikan perlakuan yang khusus maka lahan tersebut tidak akan mempunyai hasil yang memadai. Untik haltersebut maka diperlukan teknologi yang antara lain: Lahan harus dibersihkan dari gulma, sisa kayu dan tunggul, kemudian untuk dibakar. Abu hasil pembakaran dipergunakan untuk menaikkan pH. Disamping itu dibuat saluran air (drainase).
Setelah lahan bersih dan tidak terdapat genangan air yang mengakibatkan lahan menjadi sangat basah, lalu dicangkul dengan kedalaman 20 cm, kemudian lahan dibiarkan selama 7-10 hari. Setelah itu proses pemberian abu. Berikutnya tanah dicangkul supaya menjadi gembur. Langkah selanjutnya membuat lubang tanam dan penanaman dengan jarak tanam 80 x150 cm disertai pemberian campuran pupuk urea atau NPK atau KCL, pupuk kandang dan abu dengan perbandingan urea atau NPK 20 gr/tanaman, abu 500 gr/tanaman dan pupuk kandang 500 gr/tanaman.
Setelah tahapan persiapan lahan dan penanaman selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan/pemelihatraan tanaman dengan cara membersihkan gulma pengganggu tanaman dan memotong daun pelepah yang rusak.
Pemupukan lanjutan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan, terhitung dari saat tanam dengan dosis yang sama. Setelah pemupukan lanjutan pertama selesai kemudian sedikit demi sedikit tanah yang disamping kiri dan kanan tanaman dinaikan untuk menimbun pupuk supaya tidak menguap terkena sinar matahari atau larut terkena hujan, disamping itu fungsinya adalah membentuk guludan (bedengan). Selanjutnya setiap 3 bulan sekali perlu diberikan pemupukan lanjutan lagi sampai panen. Pada pemupukan lanjutan ke 3, pupuk urea tidak diberikan lagi dan diganti dengan NPK atau KCL dengan dosis yang sama bahkan bisa ditambah hingga 30 gr/tanaman, sementara untuk perlakuan abu dan pupuk kandang tetapndiberikan seperti biasa.
Panen tanaman Lidah Buaya dapat dilakukan setelahpelepah mencapai kisaran 0,75-1kg/pelepah atau tanaman telah berumur 10-12 bulan. Panen dapat dilakukan lebih awal dari perkiraan semula apabila bibit yang ditanam lebih besar ukurannya dari ketentuan yang dibutuhkan.
DAFTAR LUAS TANAM DAN PRODUKSI LIDAH BUAYA KOTA PONTIANAK
No.
Tahun
Luas Tanam
Luas Panen
Produktivitas
Produksi
Keterangan
(Ha)
(Ha)
(Kw/Ha)
(Ton)
1.
2007
70
20
51
2.458
1 Tahun = 24 X Panen/Ha
2.
2008
67
45
51
5.530
Produktivitas 1 X Panen
3.
2009
44
43
51
5.284
4.
2010
37
37
51
4.546
5.
2011
46
46
51
5.652
6.
2012
79
46
58
6.359
7.
2013
84
84
40
7.879
Daerah Sentra Produksi
Sebaran lokasi pengembangan Lidah Buaya di Kalimantan Barat terletak di Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
DAFTAR PENGOLAH LIDAH BUAYA DI KOTA PONTIANAK
NO
NAMA
MERK DAGANG
JENIS PRODUKSI
HARGA
( Rp )
ALAMAT
NOMOR TELEPON
KAPASITAS PROD.
1
Juliana / Liau Moi Tjhin
Rotiku Hidup
Minuman
54.000
Jl. Imam Bonjol Gg. Tanjung Sari No. 32 Pontianak
739189 / 081345925189
3.5 - 4 ton/bulan
Jelly
13.500
Teh
7.000
Dodol
16.500
Kerupuk Mentah
9.000
Kerupuk Panggang
10.000
2
Bong Djie Thong / Athung
Mitra Sumber Aloe Vera
Minuman
35.000
Jl. Kebangkitan Nasional, Siantan Hulu, Pontianak
08125607554
7 - 8 ton/bulan
Teh
13.000
3
Aphin / Lie Chong Phin
Aloe Vera Indonesia
Minuman
7.000
Jl. Khatulistiwa Km. 4,8 Siantan Hilir Pontianak
-
4
Tjhia Tjiu Kim / Ameng
Triple
Minuman
35.000
Jl. Sungai Landak Barat No. 80 Tj. Hulu Pontianak
085252335812
50 - 60 ton/bulan
5
Anna Federika
Segar Rasa
Minuman
40.000
Jl. Tj. Raya II Komp. Serasan Permai
15 ton/bulan
6
Sarono
Mavera
Minuman Gelas
42.000
Jl. Parit H. Husein II Komp. Imigrasi No. 21 Pontianak
0561710747
2 - 2.5 ton/bulan
Minuman Sachet
36.000
7
Masyafah
Madinah
Minuman
40.000
Jl. M. Yamin Gg. Morodadi No. 5 Pontianak
081345679543
3.6 - 4.0 ton/bulan
8
PT. Niramas
Inaco
Minuman
Jl. Kebangkitan Nasional Pontianak
-
9
Lasminten
Nusa Indah
Manisan
9.000
Jl. Budi Utomo, Kios Terminal Agribisnis Pontianak
0561884056
2.4 - 3 ton/bulan
Dodol
10.000
10
Djunaibah
Pelabour
Dodol
9.000
Jl. Parit H. Husein I Gg. Mulia No. 21 Pontianak
2.0 - 2.5 ton/bulan
Stick
10.000
11
Sunani
Isunvera
Manisan
8.000
Jl. Budi Utomo, Siantan Hulu, Pontianak
0561882794
1.3 - 1.5 ton/bulan
Dodol
35.000
Kerupuk
8.000
Jelly
8.000
Selai
10.000
Minuman
40.000
Stick
5.000
Coklat
15.000
Teh
10.000
12
Robby
Hidayah
Dodol
5.000
Jl. Parit Pangeran Gg. Melati No. 4 Siantan Hulu
05617556878
1.2 ton/bulan
Dodol
10.000
13
Hangky Panduwijaya, SE
Kimken
Selai
13.000
Jl. Adisucipto Gg. Fitrah No. 11 Pontianak
0811560186
1.6 ton/bulan
Minuman
6.000
0561-3039989
14
Ming-ming
66
Minuman
40.000
Jl. Parit Wansalim Siantan Tengah
6.5 ton/bulan
Manisan
15.000
Dodol
15.000
15
Suryani
Marofa
Manisan
15.000
Jl. Kebangkitan Nasional Gg. Dadap Ayu No. 10
082154815335
2.25 ton/bulan
Sirup
22.000
Minuman
40.000
Amplang
18.000
16
Syarial
Minuman
40.000
Gg. Era Baru Sungai Jawi
0561771001
2 ton/bulan
Rekap Analisa Usaha Tani Lidah Buaya per Hektar
No.
URAIAN
NILAI (Rp. 000) pd tahun
I
II
III
1.
OUTPUT
36.000
24 ton
54.000
36 ton
90.000
60 ton
2.
INPUT
- Sarana produksi
- Bahan dan Alat
- Tenaga Kerja
- Lain-lain
- Total input
6.950
950
4.425
150
12.475
2.450
-
2325
156
4.931
9.400
950
6.750
306
17.406
3.
Pendapatan
23.525
49.069
72.594
4.
R/C ratio
-
-
5,2
Analisa Usaha Tani Lidah Buaya Per Hektar Selama 2 Tahun
No.
URAIAN
TAHUN (Rp.)
TOTAL (Rp.)
I
II
I.
1.
INPUT
Sarana Produksi
Pupuk Buatan
- Urea
- TSP/SP 36
- KCl
- Abu sawmil
- Pestisida
4500000
300000
-
-
2000000
150000
-
300000
-
-
2000000
150000
4500000
600000
-
-
4000000
300000
TOTAL 1
6950000
2450000
9400000
2.
Bahan dan Alat
- Hand sprayer
- Gembor
- Parang
- Cangkul
- Keranjang
450000
300000
50000
50000
100000
-
-
-
-
-
450000
300000
50000
50000
100000
TOTAL 2
950000
0
950000
3.
Tenaga Kerja (HOK)
- Penebasan dan pembersihan lahan
- Pembuatan parit keliling
- Mengolah tanah
- Membuat bedengan
- Pemberian abu I
- Pemberian pupuk urea
- Pengangkutan bibit
- Penanaman
- Penyiangan/pembumbunan
- Perlindungan tanaman
- Pemberian abu II
- Panen
- Pengangkutan
- Sortasi
600000
375000
675000
375000
225000
150000
150000
150000
150000
150000
150000
450000
450000
375000
-
-
-
-
225000
150000
-
-
300000
150000
150000
525000
450000
375000
600000
375000
675000
375000
450000
300000
150000
150000
450000
300000
300000
975000
900000
750000
TOTAL 3
4425000
2325000
6750000
4.
Lain-lain
- Sewa tanah
- Pajak tanah
- Lain-lain
100000
-
50000
100000
56000
50000
200000
56000
100000
TOTAL 4
150000
206000
356000
II.
TOTAL BIAYA
OUTPUT
Penerimaaan
- Produksi (x 6.000 kg)
- harga
12475000
36000000
-
-
4931000
54000000
17406000
90000000
III.
PENDAPATAN
23525000
49069000
72594000
-
-