Berikan contoh perilaku pelajar di sekolah sesuai semangat kebangkitan nasional

KOMPAS.com - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) merupakan salah satu hari penting dalam sejarah Indonesia. Harkitnas yang diperingati setiap tanggal 20 Mei ini menjadi pengingat akan tumbuhnya semangat bangsa Indonesia.

Pada tanggal 20 Mei tahun 1908, organisasi pemuda yang bernama Budi Oetomo lahir dan menjadi titik awal dari semakin bangkitnya rasa nasionalisme dan cinta akan Indonesia pada para pemuda Indonesia.

Dilansir dari Dinas Sosial Provinsi Riau, ada lima tahapan nasionalisme di Indonesia, yaitu masa perintis yang terjadi sebelum tahun 1908, tahun penegas yang terjadi pada tahun 1928, tahun pecoba yang terjadi pada tahun 1938, tahun pendobrak yang terjadi pada tahun 1945, dan tahun pelaksana yang terjadi sejak tahun 1945 hingga saat ini.

4+

KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi

Untuk melaksanakan makna dari Harkitnas, berikut adalah hal-hal yang dapat kita lakukan:

  • Membangkitkan semangat dalam budaya toleransi

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku bangsa, agama, dan budaya yang menjadikan Indonesia kaya akan keragaman. Keragaman yang dimiliki oleh Indonesia hendaknya menjadi penguat bangsa Indonesia bukan malah sebaliknya.

Baca juga: Arti Penting Melaksanakan Sikap Toleransi

  • Membangkitkan semangat dalam beretika di sosial media

Berdasarkan survey dari Digital Civility Index yang dilakukan sepanjang tahun 2020, warganet Indonesia adalah warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Banyaknya kasus sesama warganet Indonesia saling serang di sosial media juga mencederai nilai persatuan yang melatarbelakangi lahirnya Hari Kebangkitan Nasional.

  • Membangkitkan semangat dalam berkarya

Indonesia tidak pernah kekurangan orang hebat, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya warga Indonesia yang memiliki prestasi di kancah Internasional dalam berbagai bidang.

  • Membangkitkan semangat membaca dan literasi

Menurut UNESCO, Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah mengenai literasi dunia. Artinya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Dilansir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, minat baca warga Indonesia hanya sebesar 0,001 persen.

Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang yang rajin membaca. Selain hanya membaca, pemahaman literasi Indonesia juga masih sangat rendah. Pemahaman literasi yang dimaksud adalah memahami konteks suatu bacaan secara keseluruhan.

Baca juga: Peran Pancasila dalam Keberagaman Bangsa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA