berapa tinggi ondel-ondel

Jakarta, CNN Indonesia -- Ondel-Ondel merupakan salah satu kesenian khas Betawi. Namun, sebelum dikenal sebagai kesenian khas Betawi, Ondel-Ondel adalah penolak bala atau kesialan. Boneka besar itu dulu dikenal dengan nama 'Barongan'. Oleh karena itu, membuat Ondel-Ondel tidak bisa sembarangan.

Dibutuhkan sesajen berisi bubur merah-putih, rujak-rujakan tujuh rupa, bunga tujuh macam, serta asap kemenyan.

Pilihan Redaksi
  • Lenong Preman Modern, Warisan Berharga Mpok Nori
  • Bali Art Festival Pamerkan Ogoh-Ogoh Perancis
  • Ondel-ondel, Warisan Jakarta yang Tergerus Waktu
  • 'Ngamen' Ondel-Ondel Jadi Daya Tarik Wisata
Pun ketika sudah selesai dibuat, Ondel-Ondel juga diberikan sesajen dan dibasuh dengan asap kemenyan yang disertai dengan mantera-mantera. Tak hanya itu, pemain ondel-ondel juga senantiasa melakukan ritual pembakaran kemenyan. Ngukup begitulah masyarakat Betawi menyebut ritual tersebut.


Diolah dari berbagai sumber, bentuk Ondel-Ondel yang terkesan menyeramkan, rupanya memiliki sejumlah makna.

Misalnya saja nama Ondel-Ondel yang sering kita dengar, ternyata berasal dari kata gondel-gondel yang memiliki arti menggantung atau bergandul. Kata tersebut didasari oleh gerakan Ondel-Ondel yang acapkali berayun ketika berjalan.

Bentuknya yang tinggi-besar rupanya dianggap ampuh sebagai penolak bala. Selain itu, dari segi kesenian, tinggi 2.5 meter dengan diameter 80 cm ini juga dibuat agar manusia mudah untuk masuk ke dalam badan ondel-ondel dan dapat leluasa menggerakkannya.

Bahan yang digunakan untuk baju Ondel-Ondel pun terbilang banyak. Bahan sepanjang sepuluh meter diolah untuk membuat baju adat Betawi raksasa dengan model kurung, lengkap dengan selendangnya.

Lalu bagaimana cara memanggul Ondel-Ondel?

Para pembuat ondel-ondel sengaja membuat rangkanya dengan anyaman bambu. Tujuannya tentu agar mudah dipikul dan digerakkan oleh manusia yang menggoyangkannya.

Layaknya manusia, Ondel-Ondel juga memiliki jenis kelamin. Tidak sulit untuk membedakan Ondel-Ondel laki-laki dan perempuan. Biasanya, wajah Ondel-Ondel laki-laki akan dicat dengan warna merah. Tidak hanya itu, matanya pun dibuat melotot, ditambah dengan kumis dan senyuman yang menyeringai.

Wajah tersebut dibuat dengan maksud menimbulkan kesan semangat dan keberanian. Ada pula yang menganggapnya sebagai simbol kekuatan jahat dan sangar.

Sedangkan wajah Ondel-Ondel perempuan akan dicat dengan warna putih. Ondel-Ondel perempuan juga memiliki mata yang besar, namun tidak melotot. Mulutnya pun tersenyum manis dengan riasan gincu. Itu dianggap sebagai simbol kekuatan baik dan kesucian.

Selain dari wajah, Ondel-Ondel juga bisa dibedakan dari pakaiannya. Ondel-Ondel laki-laki biasanya akan menggunakan baju adat berwarna gelap, sedangkan Ondel-Ondel perempuan menggunakan warna cerah polos atau dengan motif kembang-kembang.

Saat dipentaskan, Ondel-Ondel pun harus tampil berpasangan. Ini ada alasannya tersendiri. Masyarakat Betawi mempercayainya sebagai bentuk keseimbangan antara kekuatan baik dan buruk.

Kini, pentas Ondel-Ondel tidak hanya bisa disaksikan di acara-acara perayaan HUT kota Jakarta. Namun, para seniman Ondel-Ondel juga sering menampilkannya di jalan-jalanibu kota. (les/les)

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA