Berapa lama orang tidak bisa mencium bau

“Tak hanya untuk bernapas, hidung manusia juga memiliki kemampuan yang sangat hebat untuk mencium berbagai aroma, mulai dari masakan yang terasa lezat, parfum yang wangi dan sehat, hingga berbagai aroma yang tidak sedap”

Halodoc, Jakarta - Namun, pernahkah kamu membayangkan bagaimana jika kemampuan utama dari indera penciuman ini menghilang? Kondisi ketidakmampuan hidung untuk mencium aroma apapun ini dikenal dengan istilah anosmia. 

Biasanya, orang yang sedang mengalami flu berat tidak bisa mencium bau atau aroma untuk sesaat. Meski begitu, kondisi ini tidak berlangsung lama. Segera setelah flu sembuh, kemampuan penciuman pun akan kembali seperti semula. Namun, untuk sebagian orang, terutama orang tua, anosmia bisa terjadi dalam waktu yang cukup lama. Walaupun bisa disembuhkan, tetapi anosmia bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius yang dialami.

Normalnya, ketika ada aroma yang beredar di udara, sel saraf penciuman akan memberi sinyal ke otak, sehingga kamu bisa mengidentifikasi dan mengenali bau. Namun, indera penciuman pengidap anosmia tidak bisa berfungsi secara semestinya sehingga tidak bisa mengetahui adanya bau.

Baca juga: Tidak Dapat Mencium Bau, Ini Gejala dari Anosmia

Apa yang Menyebabkan Anosmia Terjadi?

Umumnya, anosmia disebabkan oleh hidung tersumbat karena flu, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang buruk. Selain itu, anosmia juga bisa disebabkan oleh berbagai hal berikut ini:

  • Polip hidung yang menghambat saluran pernapasan.
  • Cedera pada hidung dan saraf penciuman akibat operasi atau trauma kepala.
  • Terkena bahan-bahan kimia beracun, seperti pestisida.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antidepresan, antiperadangan, dan obat untuk penyakit jantung.
  • Penyalahgunaan obat terlarang seperti kokain.

Beberapa kondisi kesehatan ini juga bisa menyebabkan anosmia, yaitu usia yang sudah lanjut (di atas 60 tahun), parkinson, penyakit alzheimer, diabetes, tumor otak, gangguan nutrisi, riwayat operasi hidung, dan multiple sclerosis.

Belum lama anosmia juga menjadi gejala dari infeksi virus corona. Jadi, jika kamu mengalami hilangnya kemampuan mencium aroma disertai dengan gejala lain, segera lakukan penanganan. Download dan gunakan aplikasi Halodoc agar kamu bisa tanya jawab dengan dokter atau membuat janji jika harus berobat ke rumah sakit. 

Baca juga: Kisah Cinta Tak Indah Karena Anosmia, Bisakah?

Bahaya Anosmia

Indera penciuman memiliki peran yang sangat penting untuk mengidentifikasi adanya bahaya atau sesuatu yang bisa mengancam keselamatan atau kesehatan. Oleh karena tidak bisa mencium bau apapun, pengidap anosmia perlu berhati-hati terhadap bahaya berikut ini:

Pengidap anosmia tidak bisa mencium bau busuk yang dikeluarkan oleh makanan yang sudah basi atau kedaluwarsa sehingga jika tidak berhati-hati, pengidap bisa mengalami keracunan makanan. Guna mengantisipasi, pengidap disarankan untuk lebih cermat melihat kondisi bahan makanan dan memeriksa tanggal kedaluwarsanya.

  • Mengalami Penurunan Berat Badan

Aroma pada makanan sebenarnya bermanfaat untuk merangsang nafsu makan seseorang. Namun, karena tidak bisa mencium bau apapun, pengidap anosmia bisa saja kehilangan nafsu makan sehingga berat badan pun menurun.

Kehilangan kemampuan penciuman membuat pengidap anosmia kurang peka terhadap bahaya di rumah, seperti kebakaran atau kebocoran gas. Bagi pengidap anosmia yang tinggal sendiri di rumah, disarankan untuk memasang alarm kebakaran atau pendeteksi asap di sekitar area dapur, serta menggunakan gas dengan perangkat listrik untuk menghindari kebocoran gas.

Baca juga: Ini Alasannya Mengapa Anosmia Perlu Diwaspadai

Mengobati Anosmia

Anosmia yang disebabkan karena flu, alergi, dan sinus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, jika tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter. Beberapa obat-obatan yang mungkin akan disarankan oleh dokter, antara lain:

  • Antibiotik jika terdapat infeksi bakteri.
  • Antihistamin jika disebabkan oleh alergi.
  • Semprotan hidung steroid.
  • Dekongestan.

Kamu juga disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari paparan debu, polusi, dan hal-hal lain yang bisa menyebabkan alergi agar anosmia segera membaik.

Referensi:WebMD. Diakses pada 2021. What is Anosmia?Healthline. Diakses pada 2021. What is Anosmia? MSD Manual. Diakses pada 2021. Anosmia.



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu gejala Covid-19 adalah seseorang mengalami anosmia. Anosmia adalah kondisi saat hidung tidak bisa mencium bau atau indra penciuman tidak berfungsi.  Selain itu, penyebab anosmia lainnya bisa berasal dari masalah kesehatan seperti flu, sinusitis, efek samping sejumlah obat, stroke, sampai tumor. Hidung tidak bisa mencium bau dapat mengurangi kualitas hidup. Pasalnya, orang jadi kehilangan selera makan saat anosmia. Tak hanya itu, terkadang penderitanya bisa sampai depresi.  Sebelum mengulas apakah anosmia bisa sembuh sendiri, simak penjelasan bagaimana orang bisa mengalami anosmia. 

Bagaimana orang bisa mengalami anosmia? 

Melansir Cleveland Clinic, penyebab anosmia yang utama yakni berasal dari infeksi virus seperti flu sampai Covid-19. Hidung tidak bisa mencium bau biasanya muncul dari hidung tersumbat atau peradangan pada hidung. Peradangan tersebut membuat saluran pernapasan bengkak dan menghambat kinerja reseptor bau di hidung.  Baca Juga: Bawang Putih Bisa Menyembuhkan Anosmia Akibat Covid-19 Biasanya, anosmia muncul saat awal infeksi virus seperti flu dan Covid-19. Satu penelitian menyebutkan, penderita Covid-19 yang mengalami anosmia cenderung memiliki gejala yang lebih ringan ketimbang penderita tanpa gangguan indra penciuman. 

Apakah anosmia bisa sembuh sendiri? 

Melansir Michigan Medicine, anosmia terkadang bisa sembuh sendiri tanpa terapi khusus setelah kondisi penyakitnya membaik. Anosmia umumnya sembuh dalam hitungan hari sampai bulan, tergantung kondisi akar penyebab hidung tidak bisa mencium bau. Menurut salah satu studi, sebagian besar pasien Covid-19 akan sembuh dari anosmia kurang dari satu bulan.  Namun, untuk anosmia terkait cedera saraf karena kecelakaan, stroke, atau polip hidung, anosmia umumnya baru bisa sembuh setelah dioperasi.  Baca Juga: Sesuai tingkatan gejala, ini perawatan yang tepat bagi pasien positif Covid-19 Editor: Barratut Taqiyyah Rafie


Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/NENAD CAVOSKI

Ilustrasi anosmia, salah satu gejala Covid-19

KOMPAS.com – Anosmia adalah kehilangan penciuman yang bisa menjadi salah satu gejala Covid-19.

Bahkan dalam kasus ringan, pasien Covid-19 sering melaporkan tidak bisa mencium bau dan kemudian mengalami kehilangan indra perasa.

Indera penciuman manusia memang sangat terkait dengan indra perasa.

Baca juga: 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Dengan demikian, gejala anosmia bukan hanya tidak bisa mencium bau. Penderita juga bisa kesulitan merasakan makanan yang masuk ke mulut.

Setelah sembuh dari Covid-19, gejala anosmia ini dapat hilang dengan sendirinya. Tapi, butuh berapa lama anosmia bisa sembuh?

Merangkum berbagai sumber, penderita atau penyintas Covid-19 pada dasarnya bisa mengalami gejala anosmia dengan durasi yang berbeda-beda.

Sebagian pasien melaporkan hanya mengalami anosmia selama 2 minggu sampai sebulan. Sebagian lainnya melaporkan bisa mengalaminya hingga 2 bulan. Ada juga yang melaporkan mengalami anosmia hingga 5 bulan.

Dilansir dari Health Line, sebuah studi baru-baru ini yang dipresentasikan oleh American Academy of Neurology pada Februari 2021, menemukan bahwa banyak orang yang pulih dari Covid-19 masih merasakan anosmia hingga 5 bulan kemudian.

Penelitian ini melibatkan 813 petugas kesehatan yang dites positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, 580 orang diketahui mengalami kehilangan indra penciuman selama penyakit awal.

Dari kelompok 580 orang ini, hampir 300 orang dilaporkan belum mendapatkan kembali indra penciumannya hingga 5 bulan kemudian.

Baca juga: 15 Kondisi Orang yang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA