Berapa lama masa mual dan muntah saat hamil muda

Mengatasi keluhan-keluhan yang terjadi selama masa kehamilan merupakan suatu hal yang perlu diketahui oleh para ibu hamil. Diharapkan dengan demikian kehamilan yang sedang dijalani bukan menjadi suatu hal yang menyiksa hari-hari ibu hamil, tapi menjadi sesuatu hal yang menyenangkan.

Gejala mual dan muntah (morning sickness) adalah hal yang paling sering dialami oleh para ibu hamil, terutama terjadi pada awal-awal kehamilan atau pada trimeseter pertama. Walaupun mual dan muntah akan hilang dengan sendirinya ketika kehamilan memasuki trimester ke dua, namun mual dan muntah patut diwaspadai. Mual dan muntah dapat menyebabkan kekurangan gizi baik pada ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Trimester pertama merupakan masa kritis di mana janin berada dalam tahap awal pembentukan organ-organ tubuh. Jika janin mengalami kekurangan gizi tertentu, pembentukan organ yang sempurna dapat mengalami kegagalan. Selain itu, janin juga beresiko lahir dengan berat badan lahir rendah.

PENYEBAB
Mengapa bisa terjadi mual-muntah pada ibu hamil? Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih mual.

Ada juga teori yang mengatakan, penyebab mual-muntah tak lain adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-16 minggu. Pada saat ini biasanya mual-muntah akan berhenti.


 

Teori lain mengatakan, sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.

Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, maka rasa mual itu akan hilang. Faktor terakhir yang juga sering menentukan adalah faktor psikologis ibu hamil.Contoh, ibu hamil yang mengalami stres akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah

Namun begitu, penyebab hiperemesis gravidarum sampai kini belum diketahui pasti. Salah satu kemungkinannya, yaitu hormon HCG yang berlebihan. Mungkin juga karena adaptasi ibu hamil pada hormon-hormon yang timbul selama kehamilan kurang baik. Kemampuan beradaptasi ibu hamil, nyatanya memang sangat idiviudal seperti halnya reaksi alergi.

PENANGANAN
Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah, frekuensi berkemih berkurang, dan jumlah urin sedikit, maka dengan indikasi hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil perlu dirawat. Pada kasus yang lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau istrinya bertambah lemas dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas terus-menerus artinya ibu sudah mengalami dehidrasi.

Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di laboratorium. Jika air seninya mengandung zat keton berarti ibu hamil positif harus masuk rumah sakit. Selama perawatan awal, biasanya semua intake makanan dan minuman harus melalui cairan infus. Pasien umumnya akan dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat beristirahat. Setelah itu pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari makanan cair, makanan semipadat sehingga makanan biasa.

Selama itu, ibu pun akan mendapat obat antimual. Bahkan bila sampai mengalami luka lambung karena intake yang kurang, maka dokter akan mengobatinya dengan obat antimag. Pada umumnya,dalam 24 jam gejala mual akan menghilang.

Petumbuhan janin juga dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan prioritas utama yang mendapat perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi jika asupan kalori ibu hamil tercukupi, maka janin pun akan memperoleh makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di rumah sakit tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3 hari. Jangan lupa, dukungan moril dari keluarga untuk menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan. Selesaikan masalah yang membebani selama ini. Intinya, lepaskan diri dari segala macam stres.

Pastikan juga kondisi kesehatan kandungan anda. Jika sedang mengalami keluhan kesehatan janin periksakan ke dokter spesilalis kebidanan dan kandungan  untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut

Mual muntah merupakan gangguan yang umum terjadi semasa kehamilan, dan seringkali dijadikan patokan bahwa janin di dalam perut sedang berkembang. Tidak hanya itu, banyak yang beranggapan pula bahwa mual muntah ini merupakan tanda bahwa janin yang dikandung kuat dan aktif. Atas dasar inilah, banyak ibu hamil yang kemudian merasa khawatir ketika tidak merasakan mual dan muntah selama periode kehamilan. Nah, benarkah kuat dan aktifnya janin di dalam kandungan sangat berhubungan dengan rasa mual muntah yang dialami ibu hamil? Yuk bahas lebih dalam!

Baca Juga: Mengurangi Gejala Muntah dan Mual Pada Usia Kehamilan 5 Minggu

Ibu tentunya sudah tidak asing dengan istilah morning sickness. Morning sickness sendiri merupakan kondisi mual muntah yang sering dialami oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan hormon hCG (Human Chorionic Gonadotropin) di dalam tubuh ibu hamil. Ketika hormon ini meningkat maka rasa mual pun cenderung memuncak. Inilah yang kemudian membuat Ibu sering muntah dan mencari cara untuk mengatasi mual saat hamil, agar aktivitas tidak terganggu.

Nah, meski disebut sebagai morning sickness, sebetulnya mual muntah ini tidak selalu terjadi di pagi hari saja, melainkan sepanjang hari. Keluhan ini muncul di trimester pertama dan akan terus berlanjut hingga menjelang melahirkan. Pada beberapa kasus, ada pula ibu hamil yang mengalaminya hingga fase melahirkan. Mual muntah ini tidaklah berbahaya dan menjadi respon yang wajar karena tubuh tidak terbiasa dengan peningkatan produksi hormonal. Hanya saja, jika mual muntah ini terjadi dalam periode yang berkepanjangan bahkan hingga membuat Ibu lemas dan dehidrasi, maka hal ini perlu dikhawatirkan dan membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Lantas, bagaimana halnya dengan ibu hamil yang tidak mengalami mual muntah? Ternyata hal ini tidaklah membahayakan dan dialami pula oleh ibu hamil lainnya. Hal ini bisa terjadi bila kadar hormon hCG dalam tubuh ibu hamil rendah, sehingga tidak menimbulkan mual dan tubuh bisa mentoleransi perubahan hormon kehamilan dengan baik. Jadi, tidak perlu dikhawatirkan, ya.

Untuk itu, anggapan bahwa mual muntah merupakan pertanda janin kuat dan aktif tidak sepenuhnya benar. Sebab ibu hamil yang jarang merasakan mual, tidak berarti janin di dalam perutnya tidak aktif. Hal yang sama juga berlaku pada ibu yang mengalami mual muntah, tidak berarti janin di dalamnya kuat dan aktif, yang benar adalah tubuh sedang berusaha beradaptasi dengan kenaikan hormon kehamilan.

Fakta Penyebab Mual Muntah

Ketika Anda saat ini sedang dalam masa kehamilan dan mengalami mual muntah, ini merupakan tanda yang baik. Namun, tidak ada salahnya jika Ibu waspada dengan memeriksakan diri ke dokter saat kehamilan juga disertai dengan keluhan lain yang bisa mempengaruhi gangguan perkembangan janin. Terdapat berbagai fakta penyebab yang menandakan bahwa mual muntah saat hamil pertanda janin kuat, antara lain:

  1. Peningkatan Hormon Progesteron dan estrogen Wanita hamil akan mengalami peningkatan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon progesteron dapat memicu pergerakan organ di sistem pencernaan. Mulai dari usus kecil, lambung, sampai kerongkongan sehingga bisa menimbulkan mual dan muntah. Sedangkan peningkatan hormon estrogen dapat memicu peningkatan asam lambung. Sehingga, dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman di perut dan rasa asam di mulut yang mengakibatkan Ibu hamil mengalami mual-mual.
  2. Peningkatan Hormon HCG
    Terdapat juga teori yang menyatakan, jika terjadinya muntah-muntah pada kehamilan disebabkan oleh peningkatan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Hormon ini juga menjadi pertanda adanya kehamilan, yang menyebabkan tanda strip dua pada alat tes kehamilan. Peningkatan hormon HCG ini juga akan menyebabkan perubahan tubuh Ibu hamil yang memicu rasa mual muntah. Jadi mual muntah merupakan kondisi yang normal yang dapat menunjukkan jika kehamilannya baik-baik saja, sehingga bisa dikatakan bahwa mual muntah saat hamil pertanda janin kuat.
     
  3. Menunjang Perkembangan Janin Para ahli mengemukakan, bahwa muntah saat hamil adalah pertanda janin kuat kemungkinan karena adanya respon alamiah tubuh guna melindungi janin, sehingga bisa berkembang dengan baik di dalam rahim Ibu. Respon ini berupa sinyal dari dalam tubuh untuk menolak zat atau makanan, yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan Ibu maupun janin serta merangsang adanya pemasukan nutrisi lebih berkualitas yang dibutuhkan Ibu dan janin. Di samping itu, mual dan muntah juga bisa menjadi mekanisme bagi janin untuk mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi perkembangan janin.
  4. Risiko Keguguran Menurun
    Sebuah penelitian di Amerika mengungkapkan, bahwa mual muntah selama kehamilan bisa mengurangi risiko keguguran. Penelitian ini dikatakan jika pada Ibu hamil yang tidak mengalami morning sickness, berisiko mengalami keguguran 3,2 kali lebih besar daripada dengan Ibu hamil yang mengalami morning sickness. Selain itu, Ibu hamil yang berusia kurang dari 25 tahun yang tidak mengalami mual muntah akan beresiko mengalami peningkatan keguguran sebesar 4 kali lipat daripada Ibu hamil yang mengalami rasa mual dan muntah. Bahkan, resiko keguguran akan meningkat drastis menjadi 12 kali lipat pada Ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun yang tidak merasakan mual dan muntah.

Baca Juga: Mual Muntah di Kehamilan 4 Bulan

Nah, untuk ibu hamil yang sering merasa mual dan muntah, untuk meredakan keluhan ini ibu dapat memperbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Tidak hanya itu, Ibu juga bisa mengkonsumsi PRENAGEN mommy emesis untuk mengurangi mual muntah. Susu ini mengandung vitamin B6 dan protein yang telah teruji klinis dapat mengatasi mual muntah di awal kehamilan. Tidak hanya itu, kandungan zat besi, asam folat, dan juga kalsiumnya bisa membantu Ibu melengkapi kebutuhan gizi selama periode kehamilan. PRENAGEN mommy emesis tersedia dalam dua rasa yakni coklat dan vanilla delight yang enak untuk dikonsumsi.