Berapa lama kuliah kedokteran spesialis penyakit dalam

Dokter spesialis merupakan dokter yang memiliki keahlian khusus dalam menangani permasalahan penyakit tertentu pasien. Sebagai contoh dokter spesialis anak yang memiliki kamampuan lebih dalam mengatasi penyakit khususnya pada Anak. Begitu pula dokter spesialis lainnya.

Indonesia memiliki beberapa jurusan kedokteran spesialis yang dapat Anda pilih jika Anda ingin melanjutkan pendidikan kedokteran. Masuk kedokteran spesialis tentu saja tidak lah mudah, semasa menempuh pendidikan dokter dari preklins ke klinis dibutuhkan nilai IPK minimal 3,00 agar dapat melanjutkan spesialisasi.

Setelah Anda dinyatakan diterima di kedokteran spesialis, Anda akan memperoleh gelar sesuai spesialisasi yang diambil seperti Sp.M berarti spesialis mata, dan sebagainya. Tentu Saja banyak orang yang ingin masuk spesialisasi yang mereka inginkan  karena alasan yang berbeda beda seperti peluang spesialis yang masih kurang di daerah ataupun gaji spesialis yang relatif lebih tinggi dari dokter umum. Bagi Anda yang ingin masuk kedokteran spesialis  tentu saja harus melewati pendidikan dokter S1 terlebih dahulu. Oleh karena itu, kami merekomendasikan beberapa fakultas kedokteran terbaik di Indonesia yang dapat menjadi acuan Anda untuk kuliah kedokteran.

Sebelum Anda mendaftarkan diri di Fakultas Kedokteran, ada beberapa syarat yang harus wajib Anda miliki, hal ini akan membantu Anda dalam proses belajar mengajar selama kuliah kedokteran. Adapun syarat seperti pintar dalam pelajaran Biologi, Memiliki keahlian dalam Bahasa Inggirs, dan beberapa syarat lainnya. Kami telah membuat Artikel tentang Apa Saja Syarat Masuk Fakultas Kedokteran disini.

Agar dapat masuk di Fakultas Kedokteran harus menentukan kampus mana yang sesuai dengan nilai UTBK yang Anda miliki. Hal ini dikarenakan setiap Fakultas Kedokteran memiliki nilai minimal yang berbeda-beda. Kami telah membuat Artikel tentang Daftar Universiatas Dengan Nilai Minimal Fakultas Kedokteran disini.

Menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran terbilang cukup lama, diperkirakan waktu yang dibutuhkan selama 6 Tahun. Hal tersebut sudah termasuk masa pre-klinis 4 tahun dan klinis 2 tahun. Selanjutnya Anda akan dihadapkan dengan Ujian UKMPPD dan Pengabdian (Internship).

Agar dapat diterima di Fakultas Kedokteran yang diingkan tentu saja tidak mudah, Anda harus mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk mengikuti ujian SBMPTN ataupun Ujian Mandiri di Fakultas Kedokteran pilihan masing-masing. Jika Anda bingung harus belajar apa, Anda dapat mengikuti bimbingan belajar untuk persiapan masuk FK sehinga hasil yang didapat lebih maksimal. kami telah membuat Artikel tentang Daftar Bimbingan Belajar Kedokteran Terbaik di Indonesia disini.

Dokter spesialis anak adalah dokter yang memiliki kemampuan spesialisasi mendiagnosis dan mengobati pasien yang berumur 0-18 tahun. Dokter spesialis anak memiliki gelar (Sp.A) atau disebut sebagai pediatris. Penyakit pada anak umumnya memiliki pengobatan yang sedikit berbeda dengan orang dewasa, maka dari itu jika anak memiliki gejala seperti masalah fisik, mental, maupun perilaku dapat konsultasi ke dokter spesialis anak. Hal ini diharapkan pengobatan yang didapat lebih maksimal dan ada beberapa kondisi dokter anak akan bekerjasama dengan dengan dokter spesialis lainnya seperti psikiatri.

Dokter spesialis penyakit dalam merupakan dokter yang memiliki spesialisasi mengobati penyakit pada pasien dewasa seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dan sebagainnya. Dokter spesialis penyakit dalam memiliki gelar (Sp.PD) atau biasa dikenal sebagai Internis. Dokter spesialis penyakit dalam dibagi menjadi 4 yaitu :

  1. Dokter Kardiovaskular
  2. Dokter Bedah Jantung
  3. Dokter Paru-Paru
  4. Dokter Ahli Endokrinologi

Dokter spesialis saraf merupakan dokter yang memiliki keahlian dalam mengobati penyakit yang berhubungan dengan saraf seperti saraf pada otak, tulang belakang, dan sebagainya. Di Indonesia jumlah pasien dengan gangguan saraf terus mengalami peningkatan terutama penyakit storke. Maka dari itu perlu nya penanganan khusus serta konsultasi di dokter saraf. Dokter Spesialis saraf memili gelar (Sp.N) atau lebih dikenal dengan istilah neurologis

Dokter spesialis bedah dan ginekologi merupakan spesialisasi dokter dalam hal menangani permasalahan seputar kandungan, baik itu ginekologi maupun reproduksi. Dokter spesialis bedah dan ginekologi memiliki gelar (Sp.OG) atau lebih akrab disebut dokter obgyn. Pasien biasanya rutin kontrol perkembangan janin ke dokter spesialis obgyn mulai dari kehamilan hingga melahirkan.

Dokter spesialis bedah merupakan dokter yang memiliki spesialisasi menangani semua hal tentang pembedahan. Dokter spesialis bedah memiliki gelar (Sp.B) dan memiliki pembagian seperti spesialis bedah onkologi dan spesialis orthopedi. Bagi Anda yang memiliki keluhan seputar benjolan  ataupun mempunyai luka yang sukar sembuh dapat konsultasi ke dokter spesialis bedah.

Dokter spesialis kulit dan kelamin  merupakan dokter yang memiliki keahlian khusus dalam menangani permasalahan seputar kulit dan kelamin. Dokter spesialis kulit dan kelamin memiliki gelar (Sp.KK). Bagi Anda yang memiliki permasalahan kulit seperti kulit terbakar, terkena zat kimia, dan sebagainya dapat konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin.

Dokter spesialis THT merupakan dokter yang memiliki keahlian khusus dalam menangani penyakit seputar telinga, hidung, dan tenggorokan. Dokter THT memiliki gelar (Sp.THT) atau biasa dikenal sebagai otolaringologis. Bagi Anda yang memiliki keluhan seperti telinga kemasukkan air ataupun radang amandel dan sebagainya dapat berkonsultasi di dokter THT

Dokter spesialis mata adalah dokter yang memiliki keahlian khusus dalam menangani permasalahan pada mata. Dokter mata memiliki gelar (Sp.M) atau dikenal dengan sebutan optalmologis. Bagi Anda yang memiliki gejala pada mata seperti mata merah, iritasi mata, ataupun masalah penglihatan dapat berobat ke dokter spesialis mata.

Itulah pembahasan mengenai 8 Macam macam Jurusan Kedokteran Spesialis, Dokter spesialis merupakan dokter yang memiliki spesialisasi tertentu di beberapa penyakit sehingga penanganan penyakit akan lebih maksimal. Semangat belajar dan jangan lupa untuk berdoa sehingga Anda kelak menjadi dokter spesialis yang sukses.

Tertarik menjadi seorang dokter? Sudah tahu apa saja tahapan yang harus kamu lalui? Simak artikel berikut ya karena akan membahas tentang tahapan saat menempuh Pendidikan Dokter.

--

Setiap tanggal 24 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Sebab momen tersebut bertepatan dengan hari lahirnya Ikatan Dokter Indonesia. Berbicara mengenai Dokter, profesi ini memang menjadi idaman semua kalangan terlebih untuk siswa SMA jurusan IPA. Hampir setiap tahunnya, Jurusan Pendidikan Dokter selalu menjadi jurusan terfavorit ribuan calon mahasiswa di Indonesia. 

Baca juga: 9 Jurusan dengan Lulusan Bergaji Tinggi

Berdasarkan data dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Jurusan Pendidikan Dokter di Universitas Gadjah Mada termasuk dalam 10 prodi Saintek dengan keketatan tertinggi di SBMPTN 2020. Jurusan ini memiliki jumlah peminat mencapai 3.565 peserta dengan daya tampung yang hanya 62 orang. Hal tersebut menandakan jika tingkat persaingan di jurusan ini mencapai 1:58.

Jurusan Pendidikan Dokter (Sumber: indonesiacollege.co.id)

Prospek kerja yang jelas menjadi salah satu alasan kenapa Jurusan Pendidikan Dokter selalu ramai peminat. Setelah lulus dari jurusan ini, kamu biasanya sudah paham apa langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan. Misalnya saja kamu bisa melanjutkan program spesialis, bekerja di rumah sakit, atau bahkan membuka praktik sendiri.

Baca juga: Mau Jadi Dokter? Ini 5 Motivasi yang Harus Kamu Miliki

Selain prospek kerjanya yang jelas, menjadi dokter juga akan bermanfaat untuk kehidupan orang lain. Kamu dapat langsung mempraktikkan ilmu dan skill yang kamu miliki dengan cara mengobati pasien. Namun, tahukah kamu untuk menjadi seorang dokter, ternyata diperlukan masa pendidikan yang panjang, lho.

Profesi Dokter (Sumber: Alodokter)

Durasi masa Pendidikan Dokter biasanya ditempuh dalam waktu 5 - 5,5 tahun, tergantung dengan kemampuan dan kedisiplinan kamu saat mengikuti perkuliahan. Pendidikan ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu Tahap Pendidikan Akademik yang dilaksanakan minimal 7 semester dan Tahap Pendidikan Profesi selama 4 semester. Supaya nggak bingung, yuk simak gambaran mengenai tahapan yang harus dilalui saat menempuh Pendidikan Dokter berikut.

1. Tahap Pendidikan Akademik

Tahap Pendidikan Akademik meliputi Tahap Pendidikan Dasar Kedokteran selama 2 semester (semester I dan II) dan Tahap Pendidikan Kompetensi Klinik selama 5 semester (semester III dan VII).

Secara sederhana, di tahap ini kamu akan mempelajari segala teori dan praktik yang berhubungan dengan dunia medis. Kamu akan diajarkan mengenai ilmu dasar kedokteran, kedokteran dasar, dan keterampilan klinik dasar. Karena pembelajaran dilaksanakan dengan metode SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated, Community-based, Elective, Systematic), jadi kamu tidak hanya terpaku kuliah tatap muka di kelas saja, tetapi juga akan terlibat langsung dalam perkuliahan interaktif, praktikum, seminar, dan praktik lapangan. Berbeda dengan jurusan lain, kurikulum pembelajaran di Jurusan Pendidikan Kedokteran menggunakan sistem blok yang dibagi berdasarkan materi yang akan dipelajari.

Nah, pada tahap ini kamu akan dibekali dengan mata kuliah kedokteran dasar misalnya Blok Biosains 1, Blok Biosains 2, dan Blok Ilmu Kedokteran Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan. Di akhir masa pembelajaran tiap blok, biasanya akan diadakan evaluasi atau ujian.

Ujian mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter (Sumber: Quora.com)

Jika mahasiswa jurusan lain ujiannya hanya terdiri dari UTS dan UAS, berbeda dengan mahasiswa Kedokteran yang harus melalui ujian sesuai dengan jumlah blok yang ada pada semester itu. Misalkan pada semester 1 ada 3 blok, maka kamu harus mengikuti 3 kali ujian dalam satu semester.

Tahap ini akan kamu lalui di semester 3 sampai 7 dan terdapat 14 blok yang harus kamu pelajari. Namun, blok-blok di tahap ini sudah mulai masuk pada kompetensi klinik seperti Blok Sistem Muskuloskeletal, Blok Sistem Kulit dan Jaringan Ikat, Blok Sistem Mata dan THT, dan blok sistem lainnya. Nah, untuk sistem ujian di tahap ini sama seperti tahap Pendidikan Dasar Kedokteran. Kamu harus mengikuti ujian sesuai dengan jumlah blok yang ada.

Sarjana Kedokteran (Sumber: fk.unair.ac.id)

Di tahap ini juga, kamu harus menyelesaikan Tugas Akhir sebagai syarat kelulusan. Setelah diwisuda dan mendapatkan gelar S.Ked atau Sarjana Kedokteran, gelar tersebut belum bisa digunakan langsung untuk bekerja, lho ya. Kamu masih harus melalui beberapa tahapan lagi agar bisa menjadi seorang dokter.

2. Tahap Pendidikan Profesi

Jika gelar S.Ked sudah ada di belakang namamu, selanjutnya kamu harus menjalani tahap Pendidikan Profesi atau menjadi co-ass (co-assistant). Saat menjadi co-ass, kamu akan kontak langsung dengan pasien di Rumah Sakit dan belajar skill Kedokteran seperti menyuntik, mengambil darah, hingga menjadi asisten saat operasi. Para co-ass atau dokter muda ini akan dirotasi sesuai dengan bagian yang harus dipelajari. Nah, biasanya saat tahap rotasi atau stase ini kamu harus menangani beberapa kasus seperti penyakit dalam, penyakit anak, dan bedah.

Menjadi seorang co-ass (Sumber: mcphs.edu)

Menjadi seorang co-ass berarti kamu harus siap mengatur waktu antara bekerja dan belajar, menangani pasien dan mengerjakan tugas, serta mengatur waktu untuk istirahat. Seorang co-ass tidak mengikuti jam kerja Rumah Sakit pada umumnya, kamu harus datang pagi dan pulang tengah malam atau bahkan tidak pulang karena tugas jaga malam.

3. Ujian Sertifikasi

Setelah menyelesaikan tahap Pendidikan Profesi, kamu harus mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran (UKMPPD) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan beberapa instansi seperti Kementerian Kesehatan, Konsil Kedokteran Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia. UKMPPD ini terdiri dari dua jenis tes, yaitu CBT (Computer Based Test) dan OSCE (Obejctive Structured Clinical Examination). Lebih singkatnya, CBT adalah ujian tertulis dan OSCE adalah ujian praktik.

Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran (Sumber: abulyatama.ac.id)

Jika kamu lulus ujian ini, kamu akan diwisuda lagi dan mengikrarkan Sumpah Dokter. Meskipun telah menyandang gelar “dr” di depan namamu, kamu harus menjalani masa internship terlebih dahulu lho sebelum akhirnya bisa membuka praktik sendiri atau bekerja di instansi kesehatan.

4. Internship

Masa internship ini biasanya berlangsung selama 1 tahun dan tetap mendapatkan bimbingan dari dokter senior. Kelebihannya, saat masa internship kamu sudah memiliki jam kerja sendiri selayaknya dokter sungguhan, lho. Kamu juga lebih diberi kebebasan dan nggak diawasi seketat saat kamu menjadi co-ass dulu.

Masa Internship (Sumber: kevinmd.com)

Nah, jika masa internship ini sudah selesai, kamu akan mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Dengan STR tersebut kamu sudah boleh bekerja di Rumah Sakit, Puskesmas, atau membuka praktik sendiri.

5. Pendidikan Spesialis 

Setelah menyelesaikan masa internship, status yang kamu sandang adalah dokter umum. Jika kamu ingin memperdalam ilmu kedokteran di bidang tertentu seperti bedah, anak, saraf, jantung, dan forensik, maka kamu harus menempuh Pendidikan lagi sebagai dokter spesialis.

Dokter Spesialis (Sumber: verywellhealth.com)

Pendidikan dokter spesialis ini biasanya berlangsung selama 4-6 tahun tergantung dari bidang apa yang kamu ambil. Setelah lulus dari Pendidikan dokter spesialis, kamu akan menyandang gelar tambahan di belakang namamu misalnya Sp.A untuk spesialis Anak dan Sp.BS untuk spesialis Bedah Saraf.

Itulah beberapa gambaran mengenai tahapan yang harus dilalui untuk menjadi seorang dokter. Meskipun masa pendidikannya begitu panjang, kamu nggak boleh putus asa, lho. Kamu tetap harus belajar dan berusaha untuk mewujudkan mimpimu menjadi seorang dokter. Maka dari itu, yuk persiapkan dirimu dengan latihan soal dan video beranimasi di ruangbelajar.

Referensi:

Fakultas Kedokteran. ‘Pedoman Akademik Program Studi Pendidikan Dokter Tahun Akademik 2013-2014’, 2013 [daring]. Tautan: //pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-2014.pdf (Diakses: 16 Oktober 2020)

Konsil Kedokteran Indonesia. ‘Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia’, 2012 [daring]. Tautan: //kki.go.id/assets/data/menu/Standar_Pendidikan_Profesi_Dokter_Indonesia.pdf (Diakses: 16 Oktober 2020)

Sumber foto:

Foto Jurusan Pendidikan Dokter [Daring]. Tautan: //www.indonesiacollege.co.id/inilah-informasi-lengkap-pendaftaran-fakultas-kedokteran-ugm-siap-siap-lolos-dan-jadi-dokter/  (Diakses: 20 Oktober 2020)

Foto Profesi Dokter [Daring]. Tautan: //www.alodokter.com/ini-macam-macam-dokter-spesialis-yang-perlu-anda-ketahui (Diakses: 20 Oktober 2020)

Foto Ujian mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter [Daring]. Tautan: //id.quora.com/Apa-pendapatmu-mengenai-ujian-OSCE (Diakses: 20 Oktober  2020)

Foto Sarjana Kedokteran [Daring]. Tautan: //fk.unair.ac.id/maria-cellina-jadi-sarjana-pendidikan-dokter-di-usia-19-tahun/ (Diakses: 20 Oktober  2020)

Foto Menjadi seorang co-ass [Daring]. Tautan: //www.mcphs.edu/academics/school-of-physician-assistant-studies/physician-assistant/physican-assistant-studies-doctor-of-science (Diakses: 20 Oktober  2020)

Foto Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran [Daring]. Tautan: //abulyatama.ac.id/?p=3039 (Diakses: 20 Oktober  2020)

Foto Masa Internship [Daring]. Tautan: //www.kevinmd.com/blog/2014/12/dont-dread-internship-5-truths-first-year-intern.html (Diakses: 20 Oktober  2020)

Foto Dokter Spesialis [Daring]. Tautan: //www.verywellhealth.com/types-of-doctors-1736311 (Diakses: 20 Oktober 2020)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA