Beberapa tahun sebelum Rasulullah hijrah istri dan paman beliau meninggal dunia di tahun yang sama disebut tahun apakah itu?

KOMPAS.com - Dalam Islam, Amul Huzni adalah tahun duka cita atau kesedihan, di mana peristiwa di baliknya yang melatarbelakangi Isra Miraj.

Isra Miraj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad dari Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem, hingga dinaikkan ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.

Amul Huzni menjadi penanda tahun kesedihan yang dirasakan oleh Nabi Muhammad, yang kemudian dihibur Allah dengan diberi hadiah berupa Isra Miraj.

Peristiwa yang menjadi sebab Amul Huzni atau tahun kesedihan adalah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah, pada tahun 619.

Lantas, apa alasan wafatnya Khadijah dan Abu Thalib disebut tahun duka cita atau Amul Huzni?

Baca juga: Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad

Wafatnya Khadijah

Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut sebagai tahun duka cita atau Amul Huzni.

Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Nabi Muhammad yang menemaninya selama lebih dari 25 tahun.

Khadijah dinikahi sejak sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul dan menjadi perempuan pertama yang beriman kepadanya.

Oleh karena itu, Khadijah dipandang sebagai Ummul Mukminin, atau ibu seluruh orang beriman karena menjadi perempuan pertama yang memeluk Islam.

Sejak awal, Khadijah sangat setia dan terus menemani Nabi Muhammad dalam penyebaran Islam.

Semasa Khadijah hidup, Nabi Muhammad juga tidak menikahi perempuan lain.

Maka dari itu, ketika Khadijah wafat pada tahun 619, Nabi Muhammad sangat sedih.

Beberapa sumber nyatakan bahwa Khadijah wafat pada bulan Ramadan, tepatnya tanggal 11 Ramadan.

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Menjadi Rasul

Wafatnya Abu Thalib

Tidak berselang lama setelah Khadijah meninggal, Nabi Muhammad kembali kehilangan orang terdekatnya, yaitu Abu Thalib.

Abu Thalib adalah paman Nabi Muhammad dari pihak ayah, yang memimpin kabilah Banu Hasyim.

Abu Thalib juga menjadi orang yang merawat Nabi Muhammad sedari kecil, setelah kakeknya, Abdul Muthalib, meninggal dunia.

Sebagai pemimpin kabilah, sudah tugas Abu Thalib melindungi Nabi Muhammad dari segala marabahaya.

Besarnya peranan Abu Thalib membuat Nabi Muhammad sangat dekat dengan pamannya.

Oleh sebab itu, kematian Khadijah yang disusul wafatnya Abu Thalib karena sakit, membuat Nabi Muhammad merasakan kesedihan yang teramat dalam.

Baca juga: Biografi Ali bin Abi Thalib, Anak Asuh Nabi Muhammad

Setelah meninggalnya sang paman, Nabi Muhammad tidak lagi mendapat jaminan keamanan sehingga kerap menjadi sasaran penyerangan di Mekkah.

Nabi Muhammad pun pergi ke Tha'if untuk mencari bantuan dan mengajak penduduk di sana memeluk agama Islam, tetapi ditolak.

Kemudian, Nabi Muhammad kembali ke Mekkah dan meminta jaminan keamanan untuk dirinya.

Pemimpin kabilah Banu Naufal, Muth'im bin Adi, menerima permintaan Nabi Muhammad untuk mengawalnya masuk ke Mekkah dan mengumumkan bahwa Nabi berada di bawah jaminan kabilahnya.

Referensi:

  • Armstrong, Karen. (2007). Islam: A Short History. Random House Publishing Group.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Ilustrasi langit yang bergetar karena sebuah tangisan. Kisah di bawah ini merupakan kisah Amul Huzni, kisah kesedihan yang terjadi sebelum Isra Miraj Nabi Muhammad (Sumber: FelixMittermeier/Pixabay)

Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam islam dikenal peristiwa Amul Huzni, atau tahun-tahun kesedihan. Amul Huzni ini erat kaitannya dengan peristiwa Isra Miraj yang dialami Nabi Muhammad pada 27 Rajab.

Amul Huzni adalah tahun kesedihan yang membuat hati Nabi Muhammad merasa begitu sedih. Lantas, apa yang membuatnya sedih?

Salah satunya yang membuat beliau bersedih lantaran beliau ditinggalkan oleh dua orang yang begitu beliau dikasihi. Dua orang yang selama ini menjadi penjaga bagi Nabi Muhammad SAW. 

Apalagi, di tahun-tahun tersebut, cobaan terhadap kaum muslim atas dakwah beliau sedang menjadi-jadi. Teror, siksaan dan hujatan seakan datang tak henti-hentinya. 

Nabi Muhammad, keluarga dan mereka yang percaya akan Islam juga diboikot oleh Quraisy, tidak boleh berdagang maupun aktivitas lainnya yang beririsan dengan penduduk.

Hal itu ditambah, dua orang yang dikasihinya tersebut, yakni istri beliau Sayyidah Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat.

Dikutip dari Sirah Nabawiyah ar-Rahiq Al-Maktum karya Syeikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Amul Huzni tersebut terjadi kira-kira menjelang Isra Miraj atau menjelang tahun kesepuluh Kenabian atau 619 Masehi.

 Baca Juga: Gambaran Neraka yang Bikin Nabi Muhammad Menangis Tersedu-sedu

Wafatnya Sayyidah Khadijah

Peristiwa pertama yang menjadikan tahun tersebut sebagai tahun duka (amul huzni) adalah berpulangnya Sayyidah Khadijah. Beliau adalah sosok yang menemani Nabi Muhammad selama 28 tahun.

Sayyidah Khadijah juga merupakan seorang ummul mukminin, yakni ibunda bagi seluruh orang beriman. Julukan ini lantaran beliau adalah sosok pertama yang masuk Islam dari perempuan dalam sejarah.

Selain itu, beliau juga yang selama ini menjadi pendamping utama Nabi dalam segala kondisi. Wafatnya Sayyidah Khadijah membuat Nabi bersedih. Beliau wafat di bulan Ramadan, tepatnya tanggal 11 Ramadan. 

Wafatnya Abu Thalib

Tak lama setelah Sayyidah Khajidah, paman beliau Abu Thalib juga berpulang. Beliau bukan sekadar paman bagi Nabi, tapi juga sosok pelindung selama hidup beliau.

Beliau juga yang mengasih Nabi Muhammad saat masih beliau, serta melindungi dakwah beliau selama ini.

Nabi Muhammad Mengalami Isra Miraj

Dua peristiwa di atas, meninggalnya Sayyidah Khadijah dan Paman beliau Abu Thalib begitu membekas pada diri Nabi. Sampai-sampai disebut sebagai tahun duka atau Amul Huzni dalam Islam. 

Hingg pada 27 Rajab beliau diangkat oleh Allah SWT untuk Isra Miraj hingga sidratul Muntaha untuk berjumpa langsung dengan Sang Pencipta.

Isra adalah perjalanan malam hari dari Mekah menuju Baitul Baqdis di Palestina. Sedangkan Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad diangkat ke langit hingga Sidratul Muntaha.

Isra Miraj ini juga menurut para Ulama adalah hadiah bagi Nabi Muhammad ketika mengalami Amul Huzni atau tahun duka.

Dalam Isra Miraj ini pula, kali pertama kali perintah Salat diberikan kepada Nabi Muhammad dan diamalkan oleh umat Islam hingga saat ini. 

Ilustrasi Nabi Muhammad. Foto: Pixabay

Dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal dengan sebutan Sirah Nabawiyah, diceritakan bahwa beliau pernah dalam keadaaan duka cita yang amat mendalam.

Tahun kesedihan dan terberat yang dialami Rasulullah SAW ini dikenal dengan sebutan amul huzni. Keadaan ini terjadi pada tahun ke-10 nubuwah (kenabian).

Saat itu Nabi Muhammad SAW kehilangan dua orang tercintanya sekaligus, yakni Abu Thalib sebagai pamah dan sang istri tercinta, Sayyidah Khadijah.

Abu Tahib meninggal di usia 80 tahun, sedangkan Sayyidah Khadijah meninggal ketika usia 65 tahun pada tanggal 10 Ramadhan, atau tiga tahun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Tak hanya itu, ada juga beberapa peristiwa yang membuat Rasulullah sedih yang terjadi dalam waktu berdekatan. Berikut ulasan lengkapnya yang dikutip dari jurnal Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Menurut Alquran dan Hadits oleh Aceng Zakaria.

Ilustrasi Nabi Muhammad. Foto: Pixabay

Wafatnya Khadijah, Istri Rasulullah SAW

Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Muhammad SAW yang telah dinikahinya selama 25 tahun. Ia meninggal dunia ketika berusia 65 tahun pada 619 M. Wafatnya Khadijah terjadi tidak lama setelah peristiwa pemboikotan yang dilakukan kaum Quraisy terhadap kabilah Muhammad SAW, Banu Hasyim.

Wafatnya Abu Thalib, Paman Rasulullah SAW

Abu Thalib adalah salah satu paman Muhammad dari pihak ayahnya. Beliau merupakan pemimpin kabilah Banu Hasyim. Ia mengasuh Muhammad SAW sejak kakeknya, Muhammad Abdul Muthalib meninggal dunia.

Sebagai pemimpin kabilah, Abu Thalib terus membela keponakannya tersebut. Ia juga ikut dimusuhi pihak-pihak di suku Quraisy ketika menyerukan agama Islam.

Abu Thalib jatuh sakit tidak lama setelah meninggalnya Khadijah. Meski selalu melindungi Rasulullah, Abu Thalib tidak memeluk Islam. Di akhir hayatnya, Muhammad SAW mengajaknya masuk Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat.

Ilustrasi. Foto: Pixabay

Hilangnya Perlindungan Kabilah

Meninggalnya Abu Thalib menunjukkan Rasulullah SAW tidak lagi mendapat jaminan keamanan dari kabilahnya sendiri. Posisi Abu Thalib digantikan oleh adiknya, yaitu Abu Lahab.

Meski sama-sama paman Rasulullah SAW, Abu Lahab justru dikenal sebagai orang yang keras dan menentang Islam. Perlindungan darinya pun tidak dapat diandalkan.

Nabi Muhammad SAW tidak menemukan pemimpin kabilah lain yang mau melindunginya. Sehingga menurut adat Mekkah, statusnya pada saat itu tidak dilindungi sama sekali dan bisa saja dibunuh tanpa adanya pembalasan.

Sejak meninggalnya Abu Thalib, perlakuan orang-orang Quraisy kepadanya semakin memburuk. Musuh-musuh Rasulullah SAW di Mekkah mulai berlaku kasar kepadanya serta menyerangnya secara fisik.

Memburuknya situasi di Mekkah membuat Rasulullah SAW memutuskan keluar dari kota tersebut menuju kota Tha'if yang terletak 100 km di tenggara Mekkah.

Di Tha'if, ia menemui tiga bersaudara yang merupakan pemimpin kabilah Banu Tsaqif di kota tersebut. Ketiganya bersedia menemui Nabi Muhammad. Kemudian Nabi Muhammad mengajak mereka memeluk Islam dan membantunya melawan musuh-musuhnya.

Namun, ketiga pemimpin kabilah ini menolak ajakan Nabi Muhammad. Saat Nabi Muhammad pergi, mereka mengirim budak dan pelayan mereka untuk menyerang Nabi Muhammad. Rasulullah SAW lari dan berlindung di sebuah kebun milik Utbah bin Rabiah dan Syaibah bin Rabiah.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA