Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah

Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah

Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah
Lihat Foto

Biblioteca Casanatense

Ilustrasi bangsa Portugis dari abad ke-16 yang dimuat dalam Códice Casanatense. Tulisan di pojok kiri ilustrasi berbunyi, Orang dari Kerajaan Malaka yang disebut bangsa Malayos (Melayu).

KOMPAS.com - Sebelum dijajah Belanda, Indonesia dijajah oleh bangsa Portugis.

Wilayah Nusantara yang pertama dikuasai Portugis adalah Kesultanan Malaka.

Pada abad ke-15, wilayah Kesultanan Malaka ada di Semenanjung Malaysia, Selat Malaka, hingga pesisir timur Sumatera.

Malaka adalah pintu masuk kolonialisasi bangsa Eropa di Nusantara.

Berikut sejarah jatuhnya Kesultanan Malaka ke tangan Portugis seperti dikutip dari A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) karya MC Ricklefs...

Baca juga: Tujuan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia

Portugis mencari Kepulauan Rempah-rempah

Di akhir abad ke-15, Portugis mencari Kepulauan Rempah-rempah. Rempah-rempah adalah komoditas bernilai mahal di Eropa.

Rempah-rempah digunakan untuk mengawetkan daging. Saat itu, perdagangan rempah-rempah dikuasai para pedagang muslim.

Bermodalkan kemampuan geografi dan astronomi, Portugis mengirim para pelayar untuk mencari daerah yang dimaksud.

Pada 1487, pelayar Bartolomeu Dias pun mengitari Tanjung Harapan di Afrika dan memasuki Samudra Hindia.

Baca juga: Rempah-rempah Khas di Indonesia

Kemudian pada 1497, pelayar Vasco de Gama sampai di India. Namun di India, barang dagangan Portugis kalah saing dengan barang-barang dari Asia.

Portugis kemudian memutuskan untuk berperang di laut. Maka pada 1503, Panglima Angkatan Laut Portugis Alfonso de Albuquerque pun berangkat ke India.

Pada 1510, Alfonso de Albuquerque menaklukkan Goa. Pantai barat pun jadi pangkalan tetap Portugis.

Portugis ingin mendominasi perdagangan laut Asia. Sasaran utama mereka adalah Malaka yang termahsyur di antara para pedagang.

Baca juga: Lada, Rajanya Rempah-rempah Dunia Ada di Indonesia

Pusat perdagangan

Saat itu, Kesultanan Malaka adalah pusat perdagangan dunia. Pedagang dari Arab dan China banyak ditemukan di wilayahnya.

Tak mau kalah, Portugis mengutus Diogo Lopes de Sequeira. Ia diminta untuk menemukan Malaka, menjalin persahabatan dengan penguasa setempat, dan menetap di sana sebagai wakil raja Portugal wilayah sebelah timur India.

Sequeira tiba di Nusantara pada 1509. Awalnya ia disambut dengan ramah oleh penguasa Kesultanan Malaka, Sultan Mahmud Syah.

Namun para pedagang Islam internasional yang ada di Malaka meyakinkan Mahmud bahwa Portugal merupakan ancaman berat.

Sultan Mahmud Syah pun berbalik melawan Sequeira. Anak buahnya ditangkap dan dibunuh. Empat kapal Portugis berusaha diserang sebelum akhirnya berlayar ke laut lepas.

Baca juga: 8 Museum Unik yang Harus Dikunjungi di Melaka Malaysia

Malaka di bawah Portugis

Portugis belajar, satu-satunya cara memperkokoh kuasanya dengan penaklukan.

Maka, pada April 1511, Albuquerque berlayar dari Goa ke Malaka dengan 1.200 prajurit dan 18 kapal.

Peperangan segera dimulai dan berlangsung secara sporadis sepanjang Juli hingga awal Agustus.

Malaka saat itu sedang menghadapi krisis kepeminan. Sultan Mahmud bertikai dengan putranya Sultan Ahmad. Sultan Ahmad dibunuh atas perintah ayahnya.

"Meskipun tampaknya Malaka telah dilengkapi secara baik dengan meriam, tetapi gabungan antara daya tembak, kebulatan tekad, dan keberaniannya yang fanatik telah membawa pihak Portugis menuju kemenangan," kata Ricklefs.

Malaka berhasil ditaklukkan. Albuquerque menetap di Malaka sampai November 1511. Ia menyiapkan benteng pertahanan untuk menahan serangan balasan dari orang-orang Melayu.

Baca juga: Kedatangan Portugis ke Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Faktor yang mempengaruhi pesatnya perkembangan kebudayaan Persia di zaman Daulah Abbasiyah, yaitu ... a. Persia melakukan penyebaranb secara diam – di … am di Abbasiyah b. Sebagian khalifah Abbasiyah berdarah Persia c. Pembentukan lembaga Wizarah d. Pendirian istana yang megah​

اغرب الجملة الآتية بصحيح 1هذا المقصف نظيف وواسع. الجواب: ... .۲ ذلك المسجد أمام ميدان المدرسة. الجواب: .3 هذه المكتبة كاملة. الجواب: 4. تلك القاعة ورا … ء غرفة المدرسين. الجواب:​

dalam prasasti rambatan Sang Buddha disebut dengan istilah​

tolong jawab soal berikut ini! 1. Apa sing dilakokake minangka wong Jawa marang kebudayaan Jawa? jawab:2.Nalika urip bebrayan ing tengahing masyarakat … kudu tansah guyub..... 3. Mitoni iku ditindakake nalika calon ibu nggarbini utawa mbobot............... sasi. 4. Sawijining ajine Gathotkaca kang bisa cumlorot tengah wengi arane.....⍟ No asal! ⍟ Harus sesuai dengan buku bahasa jawa! ⍟Dengan penjelasan! ​

jelaskan fungsi dewan perhimpunan dalam sistem demokrasi athens​

sebutkan cerita seram terkait mitos Indonesiananti vooting y jawaban yang paling seram hehehe hadiah: jawaban tercerdas,bintang5,akufolow apa aja,like … jawaban pemenang hanya 1 jawaban selamat menikmati y 20 poin lohh‍♀️‍♀️​

15. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalampenyelenggaraan pemerintahan negara RI,· merupakan perwujudan penerapan Pancasilasebagai ...a. dasar negara … b. perjanjian luhurc. sumber dari segala sumber tertib hukumd. cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia​

7. Tujuan utama pembentukan PKI di Madiun padatanggal 18 September 1948 adalah ....a. mengakhiri tokoh-tokoh nasionalC.b. mendirikan partai yang kuat … di Indonesiamembuat perjanjian dengan penguasa dalammerancang dasar dan falsafah negarad. mendirikan negara Soviet Indonesia yangberideologi komunis​

6. Beberapa hal negatif yang timbul sebagai akibatpenerapan konsep kebebasan yang tanpa batas,antara lain sebagai berikut, kecuali ....a. munculnya pe … rgaulan bebasb. pola komunikasi yang tidak beretikac. adanya kebebasan beragama dan keper-cayaan kepada Tuhan Yang Maha Esad. maraknya peredaran narkoba dan minumankeras​

Umar bin khattab lahir pada tahun berapa hijriah​

Perebutan Malaka 1511 berlangsung setelah laksamana Portugal Afonso de Albuquerque menundukkan kota Malaka pada tahun 1511. Kota pelabuhan Malaka merupakan pusat perdagangan di selat Malaka yang berada di jalur dagang antara Tiongkok dan India.[8] Perebutan Malaka merupakan bagian dari rencana Raja Manuel I untuk menguasai perdagangan dengan Tiongkok.[9]

Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah
Perebutan Malaka (1511)Bagian dari Kolonialisme Portugis di Indonesia
Penaklukan Melaka, 1511" oleh Ernesto Condeixa (1858-1933)
Tanggal21 Jumādā I 917, atau 15 Agustus 1511[1][2]
LokasiMelaka
Hasil Malaka ditaklukan Portugal
Pihak terlibat
Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah
Imperium Portugal
Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah
Kesultanan MalakaTokoh dan pemimpin
Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah
Afonso de Albuquerque
Bangsa Eropa berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan pada tahun 1511 adalah
Mahmud ShahKekuatan 1.200 tentara[3]
17 hingga 18 kapal[4] 20.000 tentara[5]
2.000 atau 3.000 kepingan artileri[6]Korban 28 tewas[7] Tidak diketahui

Catatan awal Portugis mengenai Malaka ada setelah kepulangan Vasco da Gama dari ekspedisi ke Kalikut yang membuka rute langsung ke India melewati Tanjung Harapan. Ia digambarkan sebagai sebuah kota yang jaraknya 40 hari perjalanan dari India, dimana cengkih, pala, porselin dan sutra dijual, dan dikatakan dikuasai seorang penguasa yang dapat mengumpulkan 10,000 orang untuk berperang dan dulunya Kristen.[10] Sejak itu, Raja Manuel telah menunjukkan minat untuk melakukan kontak dengan Malaka, percaya bahwa itu berada di, atau setidaknya dekat dengan, antimeridian Tordesillas.[11] Pada tahun 1505 Dom Francisco de Almeida diutus oleh Raja Manuel I dari Portugal sebagai Raja Muda pertama India Portugis, yang ditugaskan antara lain untuk menemukan lokasi tepatnya.[butuh rujukan]

Namun, Dom Francisco, tidak dapat mendedikasikan sumber daya untuk perusahaan, hanya mengirim dua utusan Portugis yang menyamar pada Agustus 1506, Francisco Pereira dan Estevão de Vilhena, di atas kapal pedagang Muslim. Misi itu dibatalkan begitu mereka terdeteksi dan hampir digantung di Pantai Coromandel, nyaris kembali ke Cochin pada bulan November.[12]

Kesultanan Malaka merupakan salah satu negara yang membayar upeti kepada Dinasti Ming di Cina. Setelah Portugal menaklukan Malaka pada tahun 1511, bangsa Cina membalas dengan kekerasan.[13] Ketika duta besar Portugal Tomé Pires mencapai Beijing pada tahun 1520, Dinasti Ming memutuskan untuk menangkap sang duta; ia kemudian tewas di penjara.[14] Pemerintah Ming juga menghukum mati 23 orang Portugal dan menyiksa yang lainnya di penjara. Setelah Portugal mendirikan pos dagang di Cina dan melakukan serangan dan pembajakan di Cina, bangsa Cina membalas dengan menghabisi orang Portugal di Ningbo dan Quanzhou[15] Tanggapan Cina yang keras ini dipicu oleh duta Malaka yang memberitahu kepada Ming mengenai perebutan Malaka. Mereka memberitahu tipuan yang digunakan bangsa Portugal, yaitu menyembunyikan rencana penaklukan wilayah dengan menyatakan bahwa mereka hanya ingin berdagang, serta perampasan yang dilancarkan oleh bangsa Portugal.[16][17]

Pedagang Cina juga memboikot Malaka Portugal, dan beberapa orang Cina di Jawa membantu upaya untuk merbut kembali kota tersebut dari Portugal dengan menggunakan kapal. Partisipasi orang Cina Jawa dalam perebutan kembali Malaka tercatat dalam "The Malay Annals of Semarang and Cerbon"[18] Selain itu, orang Cina memilih berbisnis dengan orang Melayu dan Jawa daripada orang Portugal.[19]

Upaya Portugal untuk menguasai perdagangan rempah-rempah tidak berhasil. Malaka masih harus mendapatkan rempah-rempah seperti pala dan cengkih dari Maluku, lada dari Sumatra, dan nasi dari Jawa untuk memberi makan penduduknya. Akibatnya, Portugal masih akan terus melancarkan ekspedisi di Nusantara. Selain itu, dengan jatuhnya Malaka, negara-negara lain menggantikan dominasi perdagangan Malaka, seperti Johor, Aceh, dan Banten.

  1. ^ Bosworth, Clifford Edmund (2007). Historic cities of the Islamic world. BRILL. hlm. 317. ISBN 978-90-04-15388-2. Diakses tanggal 23 August 2011. 
  2. ^ van Gent, Robert Harry. "Islamic-Western Calendar Converter". Universiteit Utrecht. Diakses tanggal 2011-08-23. 
  3. ^ Diffie, Winius, hal. 255
  4. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan. hlm. 23. ISBN 0-333-57689-6. 
  5. ^ Diffie, Winius, hal. 256
  6. ^ Diffie, Winius, p.256
  7. ^ Diffie, Winius, hal. 258
  8. ^ The Cambridge History of the British Empire Arthur Percival Newton p.11 [1]
  9. ^ Malabar Manual by William Logan hal. 312
  10. ^ João Paulo de Oliveira e Costa, Vítor Luís Gaspar Rodrigues (2012) Campanhas de Afonso de Albuquerque: Conquista de Malaca, 1511 p. 13
  11. ^ José Damião Rodrigues, Pedro Aires Oliveira (2014) História da Expansão e do Império Português ed. Esfera dos Livros
  12. ^ João Paulo de Oliveira e Costa, Vítor Luís Gaspar Rodrigues (2012) Campanhas de Afonso de Albuquerque: Conquista de Malaca, 1511 p. 17
  13. ^ Ahmad Ibrahim, Sharon Siddique, Yasmin Hussain, ed. (1985). Readings on Islam in Southeast Asia. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 11. ISBN 9971-988-08-9. Diakses tanggal 18 July 2011. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link) )
  14. ^ Kenneth Scott Latourette (1964). The Chinese, their history and culture, Volumes 1-2 (edisi ke-4, reprint). Macmillan. hlm. 235. Diakses tanggal 18 July 2011. (the University of Michigan)
  15. ^ Ernest S. Dodge (1976). Islands and Empires: Western Impact on the Pacific and East Asia. Volume 7 of Europe and the World in Age of Expansion. U of Minnesota Press. hlm. 226. ISBN 0-8166-0853-9. Diakses tanggal 18 July 2011. )
  16. ^ Nigel Cameron (1976). Barbarians and mandarins: thirteen centuries of Western travelers in China. Volume 681 of A phoenix book (edisi ke-illustrated, reprint). University of Chicago Press. hlm. 143. ISBN 0-226-09229-1. Diakses tanggal 18 July 2011. )
  17. ^ Nigel Cliff (2011). Holy War: How Vasco da Gama's Epic Voyages Turned the Tide in a Centuries-Old Clash of Civilizations. HarperCollins. hlm. 367. ISBN 0062097105. Diakses tanggal 18 July 2012. )
  18. ^ C. Guillot, Denys Lombard, Roderich Ptak, ed. (1998). From the Mediterranean to the China Sea: miscellaneous notes. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 179. ISBN 3-447-04098-X. Diakses tanggal 14 December 2011. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link)
  19. ^ Peter Borschberg, ed. (2004). Iberians in the Singapore-Melaka area and adjacent regions (16th to 18th century). Volume 14 of South China and maritime Asia (edisi ke-illustrated). Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 12. ISBN 3-447-05107-8. Diakses tanggal 14 December 2011.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)

  • Bailey W. Diffie, George D. Winius, Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580 (1977) ISBN 9780816608508
  •   Artikel ini memuat teks dari A descriptive dictionary of the Indian islands & adjacent countries, oleh John Crawfurd, publikasi dari tahun 1856, sekarang berada pada domain umum di Amerika Serikat.

 

Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perebutan_Melaka_(1511)&oldid=20942901"