Bahan yang digunakan untuk membuat cetakan daun adalah

Rabu , 11 Dec 2013, 18:46 WIB

WIKIHOW

Membuat lukisan dengan cetakan daun bisa menjadi hobi menarik.

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, Membuat cetakan daun bisa menjadi aktivitas menyenangkan, bukan hanya bagi anak-anak untuk kreasi bersama keluarga tetapi juga kegiatan seru bagi Anda yang ingin menuangkan kreasi warna di atas kertas, mulai membuat lukisan sederhana untuk dipanjang di kamar atau kertas sampul menarik bagi jurnal, kartu ucapan, kertas kado bingkisan, atau kerajinan kertas lainnya.Sebagai bonus Anda melakukan dua aktivitas sekaligus yakni berkreasi dan sebelumnya berjalan-jalan ke alam terbuka untuk mengumpulkan daun dalam berbagai bentuk dan ukuran. Setelah puas Anda bisa pulang dan mulai menggunakan daun untuk proyek kriya yang Anda inginkan.

1. Kumpulkan dan bersihkan koleksi daun segar yang telah Anda kumpulkan. Jajar dengan rapi untuk melihat bentuk dan ukurannya agar mempermudah imajinasi dalam berkreasi. Sangat disarankan untuk memilih daun segar. Daun kering tidak akan bisa digunakan untuk proyek ini karena akan hancur menjadi serpihan ketika ditekan

2. Siapkan meja kerja dan cat yang diinginkan. Bila perlu alasi dengan koran atau plastik besar untuk menjaga meja tetap bersih tidak terkena percikan cat. Ambil daun dan oleskan cat di bagian punggung daun yang memiliki tekstur tulang paling menonjol. Sebaiknya alasi daun dengan kain agar tidak mengotori kertas proyek Anda.

4. Setelah itu balik dengan perlahan daun yang telah diwarnai ke kertas yang telah disiapkan. Hati-hati tekan dengan kuat daun agar seluruh bagian punggung daun menyentuh kertas seluruhnya. Ambil dan lihat hasilnya. Setelah itu ulangi lagi, baik dengan daun yang sama atau dengan daun berbeda.

5. Biarkan karya Anda mengering. Setelah itu Anda bisa memakainya untuk kegunaan apa pun.


Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian


Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas.

Proses pembuatannya:

(a)    Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.

(b)    Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.

(c)    Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.

(d)    Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.

1)       Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan

pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.

2)      Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.

3)      Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.

4)      Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.

5)      Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.

Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:

(a) Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar. 

(b)    Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.

(c)    Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.

(d)    Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.

Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan pada kertas.

Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon.

Proses kerjanya sebagai berikut:

(a)    Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.

(b)    Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.

(c)    Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya.

(d)    Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi- umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang.

Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya


Bahan dan alat : kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas.

Cara Pembuatan :

1)     Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.

2)     Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.

3)      Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.

4)      Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.

a.      Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.

b.       Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.

c.        Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain. 

d.      Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.

e.      Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan. 



 

Karya Cetak Tinggi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA