Bagaimanakah perkembangan transportasi Indonesia di era sekarang jelaskan

Share:
Facebook
Twitter
LinkedIn

Himpunan Mahasiswa Program Sarjana Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha bekerja sama dengan Ikatan Alumni Sipil Maranatha (IKASIMA) mengadakan webinar dengan tema Become a Timeless Civil Engineering in the Midst of Industry 4.0. Acara yang diadakan pada tanggal 4 Juli 2020 ini menghadirkan Yusak Octavius Susilo, S.T., M.T., D.Eng. sebagai pemapar materi. Yusak yang merupakan alumnus Teknik Sipil Maranatha angkatan 1994, membagikan pengetahuannya mengenai cara mengimplementasikan transportasi di era revolusi industri 4.0 berdasarkan pekerjaan yang ia jalani saat ini.

Untuk membuka webinar, Dr. Deni Setiawan, S.T., M.T., Ketua Program Sarjana Teknik Sipil UK Maranatha memberikan kata sambutannya. Ini adalah ajang silaturahmi secara online dalam mengembangkan ilmu teknik sipil. Semoga webinar ini bisa menjadi tambahan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan kita, harap Deni.

Sebagai profesor bidang digitalisation and automation in transport and mobility system di University of Natural Resources and Life Sciences, Vienna, Yusak berkata bahwa teknik transportasi umumnya berhubungan dengan bagaimana kita membuat jalanan, mendesain kota beserta bangunannya, dan menekan tingkat kemacetan di jalan raya. Namun, hal yang sebetulnya harus diperhatikan adalah cara kita untuk mengatur transportasi dan membuat sebuah konsep yang dinamakan liveable city.

Menurut Yusak, di era industri 4.0 ini, kita harus mempersiapkan sistem transportasi di masa depan yang berfokus terhadap aspek self-driving vehicle dan digitalisasi. Jika kita menganggap bahwa teknologi transportasi tidak dapat dijalankan di Indonesia, itu salah. Justru, ini akan segera dilaksanakan di waktu yang akan datang, kata Yusak.

Mengenai perancangan transportasi di industri 4.0, hal ini juga tidak bisa serta-merta mengandalkan satu bidang keilmuan saja. Yusak berpendapat bahwa kita harus berkolaborasi antarbidang. Jika kita ingin maju, maka kita harus berkolaborasi, tambahnya.

Dengan adanya teknologi transportasi, kita bisa mengendarai kendaraan tanpa pengemudi, atau disebut juga dengan automatic vehicle. Teknologi tersebut terbukti dapat mengurangi jumlah polusi di udara. Dengan teknologi itu, kita mendapatkan impact yang cukup besar. Karena kendaraan bergerak secara otomatis, kita bisa multitasking saat berkendara, ujar Yusak.

Selain itu, Yusak juga berkata, dengan berkembangnya teknologi transportasi, tingkat keamanan berkendara di jalan raya pun meningkat. Contoh yang signifikan adalah saat adanya cuaca buruk secara mendadak. Dengan digitalisasi, kita bisa menerima informasi dan mengatur jalan dengan cara menutup rute yang bersangkutan, tambah Yusak.

Dalam webinar ini, Yusak juga berbagi tentang proyek yang ia kerjakan mengenai transportasi di industri 4.0. Beberapa di antaranya adalah kendaraan otomatis yang digunakan sebagai transportasi umum di Stockholm, pengumpulan data di jalan raya menggunakan sistem sensor yang terhubung dalam aplikasi, sistem Mobility as Service (MaaS), dan sistem real time information.

Berkembangnya teknologi di bidang transportasi sebetulnya menimbulkan dampak lainnya. Saat automasi diterapkan, orang-orang dapat kehilangan pekerjaan. Oleh sebab itu, untuk para karyawan di masa kini, Yusak berkata bahwa mereka harus memiliki pengetahuan yang baru jika ingin bersaing. Jika kita ingin berinovasi, maka harus ada kolaborasi antardisiplin. Tanpa adanya kolaborasi, kita akan stuck dengan pengetahuan yang kita miliki, pesan Yusak kepada para peserta webinar. (cm/gn)

Foto: dok. Bidkom Ditinfo

Tags:Ikatan Alumni Sipil Maranatha, Program Sarjana Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Webinar
Kunjungi homepage www.maranatha.edu
Upload pada 7 July 2020
Share:
Facebook
Twitter
LinkedIn

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA