Bagaimana peranan bimbingan dan konseling dalam mendukung kurikulum sekolah penggerak

  1. Informasi Rekrutmen Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak

    1. a. Registrasi
    2. b. Pengisian Biodata (CV)
    3. c. Pengisian Esai
    4. d. Unggah Dokumen

    27 Agustus - 3 Oktober 2021

  2. Seleksi Tahap 1 :

    1. a. Verifikasi & Validasi
    2. b. Penilaian CV dan Esai

  3. Pengumuman Hasil Seleksi Tahap 1

  4. Seleksi Tahap 2 : Simulasi Mengajar dan Wawancara

    5 November - 10 Desember 2021

  5. Verifikasi dan Validasi Data serta Penilaian Seleksi Tahap 2

  6. 22 Desember 2021 - 7 Januari 2022

  1. 27 Agustus - 3 Oktober 2021

    Informasi Rekrutmen Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak

    1. a. Registrasi
    2. b. Pengisian Biodata (CV)
    3. c. Pengisian Esai
    4. d. Unggah Dokumen

  2. Seleksi Tahap 1 :

    1. a. Verifikasi & Validasi
    2. b. Penilaian CV dan Esai

  3. Pengumuman Hasil Seleksi Tahap 1

  4. 5 November - 10 Desember 2021

    Seleksi Tahap 2 : Simulasi Mengajar dan Wawancara

  5. Verifikasi dan Validasi Data serta Penilaian Seleksi Tahap 2

  6. 22 Desember 2021 - 7 Januari 2022

  1. Informasi rekrutmen dan pendaftaran Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak Angkatan 3

    19 Januari - 28 Februari 2022

  2. Seleksi Tahap 1 :

    1. a. Registrasi
    2. b. Pengisian Biodata (CV)
    3. c. Pengisian Esai
    4. d. Unggah Dokumen

    27 Januari - 28 Februari 2022

  3. Pengumuman Hasil Seleksi Tahap 1

  4. Seleksi Tahap 2 :
    Simulasi Mengajar dan Wawancara

  5. Verifikasi dan Validasi Data serta Penilaian Seleksi Tahap 2

  1. 27 Januari - 28 Februari 2022

    Informasi Rekrutmen Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak

    1. a. Registrasi
    2. b. Pengisian Biodata (CV)
    3. c. Pengisian Esai
    4. d. Unggah Dokumen

  2. 21 Februari - 27 Maret 2022

    Seleksi Tahap 1 :

    1. a. Verifikasi & Validasi
    2. b. Penilaian CV dan Esai

  3. Pengumuman Hasil Seleksi Tahap 1

  4. Seleksi Tahap 2 : Simulasi Mengajar dan Wawancara

  5. Verifikasi dan Validasi Data serta Penilaian Seleksi Tahap 2

  1. Informasi Rekrutmen Fasilitator Program Sekolah Penggerak

    25 Januari - 13 Maret 2021

  2. Seleksi Tahap 1:

    1. a. Pendaftaran
    2. b. Pengisian Biodata (CV)
    3. c. Pengisian Esai
    4. d. Unggah Dokumen

  3. Verifikasi dan Validasi Data serta Penilaian Seleksi Tahap 1

  4. Seleksi Tahap 1 : Tes Bakat Skolastik (TBS)

  5. Penilaian Seleksi Tahap 1

  6. Pengumuman Seleksi Tahap 1 & Sosialisasi Tahap 2

  7. Seleksi Tahap 2 : Simulasi Mengajar

  8. Seleksi Tahap 2 : Wawancara

  9. Proses Data Hasil Seleksi Tahap 2

  10. Pengumuman dan Penetapan Fasilitator Program Sekolah Penggerak

  1. 25 Januari - 13 Maret 2021

    Informasi Rekrutmen Fasilitator Program Sekolah Penggerak

  2. Seleksi Tahap 1:

    1. a. Pendaftaran
    2. b. Pengisian Biodata (CV)
    3. c. Pengisian Esai
    4. d. Unggah Dokumen

  3. Verifikasi dan Validasi Data serta Penilaian Seleksi Tahap 1

  4. Seleksi Tahap 1 : Tes Bakat Skolastik (TBS)

  5. Penilaian Seleksi Tahap 1

  6. Pengumuman seleksi Tahap 1 & Sosialisasi Tahap 2

  7. Seleksi Tahap 2 : Simulasi Mengajar

  8. Seleksi Tahap 2 : Wawancara

  9. Proses Data Hasil Seleksi Tahap 2

  10. Pengumuman dan Penetapan Fasilitator Program Sekolah Penggerak

Eduwara.com, BANDUNG—Dalam skema kurikulum prototipe atau kurikulum 2022, guru Bimbingan Konseling punya peran penting bagi para siswa.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri menegaskan bahwa kurikulum prototipe merupakan inovasi pembelajaran yang berdasarkan konteks, kebutuhan, dan potensi peserta didik yang beragam.

Maka dari itu, agar penerapannya optimal, Zulfikri menyarankan agar Guru Bimbingan Konseling (BK) turut membantu siswa menentukan pilihan mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya. Saat ini, Kemendikbudristek tengah merumuskan panduan pelaksanaan kurikulum itu, termasuk soal pengelolaan kelas.

“Apakah ada batasan minimum untuk kelas peminatan tertentu dan bagaimana mengarahkan anak dalam menentukan pilihan sesuai minat mereka. Dua tahun ini masa pengembangan dan evaluasi. Tahun 2024 nanti kita akan lihat kurikulumnya seperti apa secara nasional [dievaluasi lagi],” jelas Zulfikri dalam acara Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat, dikutip dari siaran pers Kemendikbudristek, Rabu (29/12/2021).

Oleh karena itu, untuk melihat efektivitas penerapan kurikulum prototipe secara terbatas, satuan pendidikan yang telah bergabung dalam barisan Sekolah Penggerak akan dilibatkan. 

Kurikulum prototipe, dijelaskan Zulfikri, berbasis proyek yang mengacu pada nilai-nilai Pelajar Pancasila. Misalnya, ketika siswa belajar kepedulian terhadap lingkungan dengan cara mengelompokkan sampah, maka di saat yang sama mereka juga belajar bekerja sama. 

Sangat mungkin satu proyek terkait dengan beberapa materi pembelajaran maupun lintas mata pelajaran. Proyeknya tidak menambah waktu belajar tapi mengambil 20 persen—30 persen jam pelajaran.

“Orientasinya memberi ruang kepada anak untuk berkreasi dan mengembangkan potensi belajar mereka supaya anak merasa menemukan makna dari belajar itu dan bisa memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri maupun berkelompok sehingga sisi akademik dan nonakademiknya berkembang secara utuh,” katanya.

Bukan Perintah

Lagi-lagi, Zulfikri menekankan bahwa penerapan kurikulum prototipe bukan suatu perintah, melainkan pilihan.

“Kami ingin, satuan pendidikan  menerapkannya berdasarkan pemahaman yang baik sehingga merasa memiliki dengan kurikulum apapun yang dipilih. Bukannya mengatakan ini kurikulum pusat,” tegasnya. 

Bagi satuan pendidikan yang tertarik, sebagai langkah awal, mereka akan diberi pemahaman tentang paradigma kurikulum ini terlebih dahulu. Lalu, sekolah diberi kebebasan untuk memilih apakah ingin langsung belajar sambil praktik, atau ingin mempelajari dulu konsepnya selama satu tahun untuk kemudian baru diimplementasikan di tahun berikutnya.  Kemudian, guru dan siswa diberi kesempatan untuk memberi umpan balik terkait pengalaman mereka selama menjalankan kurikulum ini.

Keuntungan dari kurikulum prototipe dijelaskan Zulfikri, yaitu: guru tidak dikejar-kejar target materi pembelajaran yang padat, guru lebih fokus pada materi esensial yang berorientasi pada kebutuhan dan penguatan karakter siswa, metode pembelajarannya lebih bervariasi, situasi belajar lebih menyenangkan bagi guru dan siswa, serta guru diberi kesempatan untuk mengeksplor potensi siswa lewat berbagai inovasi pembelajaran.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA