Bagaimana penerapan surah al-kafirun dalam kehidupan sehari-hari

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Surat Al Kafirun merupakan surat ke-109 dalam Alquran. Surat pendek ini terdiri dari enam ayat. Dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI SD, kata Al Kafirun memiliki arti "orang-orang kafir". Karena turun di Mekkah, surat ini termasuk dalam golongan surat makkiyah. Lalu, apa kandungan surat Al Kafirun? Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Artikel terkait: 7 Keutamaan Surat Al-Kautsar dan Maknanya yang Bisa Diajarkan pada Si Kecil

Bacaan Al Kafirun Arab dan Latin Beserta Artinya

Surat Al Kafirun pada dasarnya merupakan dasar dari sikap toleransi dan kebebasan dalam memeluk agama. Hal ini tertuang dalam ayat terakhir surat ini. Namun, sebelum membahasnya lebih lanjut, berikut ini bacaan surat Al Kafirun beserta tulisan latin dan artinya yang bisa diajarkan pada buah hati, ya, Parents.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَ

Qul yaa-ai yuhal kaafiruun

Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!

لَاۤ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Laa a'budu ma t'abuduun

Artinya: aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

وَلَاۤ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ

Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Artinya: dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

وَلَاۤ اَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْ

Wa laa ana 'abidum maa 'abattum

Artinya: dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

وَلَاۤ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ

Wa laa antum 'aabiduuna ma a'bud

Artinya: dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Lakum diinukum wa liya diin.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Artinya: Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Makna Surat Al Kafirun

Setelah mengetahui arti dari setiap ayatnya, seorang Muslim juga harus memahami makna yang ada di dalam surat Al Kafirun. Pada awal surat ini berisi penjelasan tentang perintah Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan dan menyampaikan ajaran agama Islam. 

Kemudian, surat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menyembah apa yang orang-orang kafir sembah. Sebaliknya, orang-orang kafir juga tidak menyembah Tuhan yang Nabi Muhammad SAW sembah, yaitu Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam membebaskan seseorang untuk beragama apa pun, karena masing-masing kita akan mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak.

Artikel terkait: 23 Surat Pendek yang Bisa Dibaca untuk Salat, Ajarkan pada Si Kecil!

Kandungan Surat Al Kafirun

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Untuk mengetahui kandungan surat Al Kafirun, seseorang perlu memahami asal mula surat tersebut diturunkan atau asbabunuzul-nya. Surat ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai jawaban atas tipu daya pemimpin Quraisy. Saat itu, pemimpin kaum Quraisy sedang memperdaya Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya.

Saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang melakukan dakwah kepada penduduk Mekkah yang memeluk agama Islam. Mengetahui hal tersebut, pemimpin Quraisy, Walid Ibnu Mughirah, Al-‘Ash bin Wa’il, Al-Aswad Ibnu Muththalib, dan Umayyah bin Khalaf pun menemui Nabi Muhammad SAW. Mereka menginginkan Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya.

Mereka pun mengiming-imingi Nabi Muhammad berupa harga dan kedudukan. Namun, dengan tegas, Nabi Muhammad SAW pun menolaknya. Tak tinggal diam, mereka pun membujuk Nabi Muhammad SAW untuk bertukar ibadah. Hal ini sempat menyebabkan Nabi Muhammad SAW bimbang. Allah SWT pun menurunkan surat tersebut dan melarang mengikuti ajakan kaum Quraisy.

Setelah mengetahui asbabunuzul surat tersebut, kita bisa memahami kandungan dari surat Al Kafirun. Secara garis besar, surat ini menjelaskan bahwa Islam merupakan pedoman sikap dalam bertoleransi. Selain itu, surat ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi toleransi dalam bidang sosial, tetapi tidak dalam akidah dan ibadah.

Dengan demikian, isi pokok dari surat tersebut adalah sebagai berikut.

  • Sikap tegas kepada orang-orang kafir bahwa seorang Muslim tidak menyembah apa yang mereka sembah.
  • Sikap toleransi kepada orang yang menganut agama yang berbeda dalam hal sosial, bukan dalam akidah dan ibadah.
  • Sikap tegas kebebasan dalam beragama, saling menghargai, dan menjalankan ibadah menurut agama masing-masing.

Demikian penjelasan mengenai kandungan surat Al Kafirun beserta dengan bacaan dan artinya. Dengan mempelajari surat ini, semoga Parents juga bisa mengajarkan sikap toleransi kepada buah hati, ya!

Baca juga:

id.theasianparent.com/surat-pendek

id.theasianparent.com/surat-al-quraisy

id.theasianparent.com/surat-al-fatihah

Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi pedoman dalam berbagai aspek kehidupan. Di dalamnya terkandung 114 surat, salah satunya adalah surat Al Kafirun.

Surat Al Kafirun terdiri dari enam ayat dan merupakan urutan surat yang ke-109 di dalam Al-Qur’an. Kata “Al Kafirun” berarti orang-orang kafir. Surat Al Kafirun termasuk golongan surat makkiyah, karena diturunkan oleh Allah Swt. ketika Nabi Muhammad saw. tinggal di Kota Mekah atau sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah.

Bersumber dari Qur’an Kementerian Agama, berikut bacaan surat Al Kafirun beserta artinya.

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ - ١

Qul yaa ayyuhal kaafiruun

1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!”

Advertising

Advertising

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ - ٢

Laa a'budu maa ta' buduun

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ - ٣

Wa laa antum 'aabiduuna maa a' bud

3. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ - ٤

Wa laa ana 'aabidum maa 'abattum

4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ - ٥

Wa laa antum 'aabiduuna maa a' bud

5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ - ٦

Lakum diinukum wa liya diin

6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Kandungan Surat Al Kafirun

Menurut publikasi Kementerian Agama dalam buku "Al-Qur'an Hadis", turunnya surat Al Kafirun memiliki latar belakang ajakan kaum musyrikin Quraisy yang dipimpin Walid Ibnu Mughirah, Al-‘Ash bin Wa’il, Al-Aswad Ibnu Muththalib, dan Umayyah bin Khalaf untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw. dengan bujukan hingga penyiksaan dan intimidasi.

Pada akhirnya, kaum musyrikin Quraisy mengajak Rasulullah saw. untuk berkompromi dan menyembah Tuhan mereka selama satu tahun. Sebagai gantinya, kaum Quraisy akan menyembah Allah Swt. dengan tuntunan Rasulullah saw.

Baca Juga

Mereka berkata, “Hai Muhammad! Mari kita bersama-sama menyembah apa yang kami sembah, dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah, dan kita akan bersekutu (bekerja sama) dalam segala hal, dan engkaulah yang memimpin kami.”

Atas peristiwa tersebut, Allah Swt. menurunkan surat Al Kafirun kepada Rasulullah saw. sebagai respon dari ajakan kaum musyrikin Quraisy. Isi surat Al Kafirun menjelaskan bahwa Rasulullah saw. dengan tegas menolak dan mengatakan, "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."

Rasulullah juga mengatakan bahwa kaum musyrikin Quraisy tidak akan ikhlas dan sepenuh hati menyembah Allah sebagaimana yang mereka janjikan. Pada ayat terakhir, Rasulullah saw. menunjukan sikap bahwa ibadah dapat dilaksanakan sesuai ajaran dan tuntunan agama.

Surat Al Kafirun merupakan ajaran sikap toleransi dalam agama islam. Pada ayat terakhir dijelaskan, agama islam menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebebasan dalam memeluk suatu agama.

Baca Juga

Suparno Achmad dalam “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI SD” menyimpulkan kandungan dari surah Al Kafirun sebagai berikut:

  • Sikap tegas terhadap orang kafir bahwa kita tidak menyembah apa yang mereka sembah.
  • Sikap toleran terhadap orang yang berbeda agama, dengan saling menghormati dalam hubungan sosial, tetapi tidak ada toleransi dalam akidah dan ibadah pokok.
  • Sikap tegas kebebasan beragama, saling menghargai, dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

Penerapan Surat Al Kafirun dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat Al Kafirun mengajarkan sikap toleransi dan keteguhan dalam memeluk agama. Dalam kehidupan sehari-hari, Suparno Achmad menjelaskan penerapan surat Al Kafirun sebagai berikut.

  • Saling mengharagai antar pemeluk agama dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
  • Saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
  • Saling menghargai dan tidak memaksakan keyakinan kepada orang yang telah beragama.
  • Saling menghargai dan setia kawan kepada semua teman tanpa membedakan agama, suku, dan ras.
  • Saling berbagi dan tolong menolong dalam kegiatan sosial antar pemeluk agama.
  • Saling menghargai dan memberi maaf atas kesalahan orang lain.
  • Menumbuhkan semangat gotong royong.

Baca Juga

Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan teladan untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa." menegaskan bahwa bangsa Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Hal tersebut serupa dengan ajaran agama islam dalam surat Al Kafirun yang menyatakan toleransi dalam memeluk agama masing-masing seperti yang terkandung dalam ayat terakhir, yaitu, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Lebih lanjut, Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945. Dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat (2) dijelaskan, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama.”

Dengan demikian, hubungan surat Al Kafirun dan Pancasila adalah sikap toleransi dalam memeluk agama dan beribadah. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah aspek kehidupan yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga

Oleh sebab itu, sebagai bangsa Indonesia, kita harus mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Video yang berhubungan