Bagaimana keterkaitan antara jatuhnya Konstantinopel 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia?

2. Pada tahun 1511, Portugis berhasil menaklukan Malaka. Meskipun demikiran, Portugis tidak bisa sepenuhnya menguasai prdagangan di Asia karena terdapat beberapa faktor kendala, jelaskan kendala-kendala yang dialami Portugis waktu itu

3. Kepulauan Banda merupakan salah satu penghasil pala terbanyak dunia. Pada tahun 1621, VOC di bawah J.P. Coen membantai penduduk Banda. Dampak dari peristiwa tersebut adalah?

4. Pattimura melakukan perlawanan terhadap Belanda pada awal abad ke-19, mengapa Pattimura melakukan perlawanan tersebut?

5. Salah satu dampak dari kolonialisme Belanda adalah munculnya sentimen rasial, jelaskan mengapa terjadi sentimen rasial pada masa kolonialisme Belanda!

6. Bagaimana keterkaitan antara jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam jalur rempah?

7. bagaimanakan karakteristik perlawanan terhadap Belanda sebelum dan sesudah abad ke19?

8. Jelaskan alasan mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20?

9. Dalam kebanyakan narasi sejarah terdapat kalimat “Indonesia dijajah selama 350 tahun”, bagaimana menurut kalian mengenai pernyataan tersebut?

10. Jelaskan dampak politik dari kolonialisme bangsa Eropa terhadap perkembangan kesadaran kebangsaan Indonesia!

Bagaimana keterkaitan antara jatuhnya Konstantinopel 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia?

Bagaimana keterkaitan antara jatuhnya Konstantinopel 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia?

Latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia berkaitan erat dengan rempah-rempah. FOTO/PELAJARAN SEJARAH INDONESIA KELAS X

JAKARTA - Latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia berkaitan erat dengan rempah-rempah . Bangsa Eropa mencoba mencari rempah-rempah langsung ke sumbernya setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Kekaisaran Turki Usmani.Konstantinopel merupakan Ibu Kota Romawi Timur, sebuah kota pelabuhan yang menjadi transit perdagangan antara Asia dan Eropa. Letaknya yang strategis dalam urusan perdagangan membuat banyak pihak ingin menguasai Konstantinopel, termasuk Kekaisaran Turki Usmani atau Ottoman. Keinginan itu akhirnya terwujud. Pada 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar Al-Fatih mampu merebut Konstantinopel dari tangan Romawi. Nama Konstantinopel kemudian diganti menjadi Istanbul.Berdasarkan pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X yang dilansir situs resmi SMKN 1 Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani membuat bangsa Eropa kesulitan mengakses rempah-rempah. Mereka akhirnya berusaha mencari bahan baku perasa dan pengawet makanan itu langsung ke sumbernya.Pada masa yang sama muncul gerakan renaisans di Firenze, Italia, yang memengaruhi intelektual Eropa pada periode modern awal. Para pemikir bebas bereksplorasi dan membuka ide-ide lama yang ditinggalkan oleh bangsa Yunani dan Romawi, sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat. Hal ini mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan samudera. Masa renaisans berlangsung dari Abad XIV hingga XVII. Adalah Alfonso de Alburquerque, pelaut ulung asal Pertugis yang mengenalkan Nusantara ke Eropa pada Abad XVI. Dia mengabarkan bahwa Nusantara adalah negeri yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam lainnya. Dari situ kemudian, bangsa Eropa berbondong-bondong datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah.

Baca juga: Riwayat Pulau Run, Koloni Inggris yang Ditukar Belanda dengan Manhattan New York

Revolusi Industri yang terjadi di Eropa mulai 1760 juga turut andil dalam kedatangan bangsa barat ke Indonesia. Berkembangnya revolusi yang diawali dengan penemuan mesin uap dan teknologi baru memudahkan bangsa barat dalam mencapai tujuannya. Termasuk penemuan di bidang transportasi, baik darat maupun laut, sehingga memudahkan mereka melakukan pelayaran dan perjalanan ke Indonesia.

Meski awal kedatangan bangsa barat ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah tapi lama-kelamaan niat itu berubah menjadi keserakahan. Mereka ingin menguasai daerah penghasil rempah-rempah dan memonopoli perdagangan. Muncul ambisi yang dikenal dengan konsep 3G, yakni Gold atau memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya, Glory ambisi memperoleh kejayaan, dan Gospel keinginan untuk menyebarkan ajaran agama di Nusantara.

  • rempah rempah
  • jalur rempah
  • eropa
  • penjajahan indonesia
  • liga bangsabangsa eropa

Text

Konstantinopel adalah kota yang dibangun Kaisar Romawi Timur (Byzantium), bernama Constantine I, pada tahun 330. Kota ini sangat strategis. Letaknya di antara batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut, antara Laut Tengah dan Laut Hitam. Ia juga dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik pada saat itu. Tak mengherankan bila Konstantinopel selalu menjadi kota rebutan bangsa-bangsa dunia, baik dari Eropa, Rusia, Afrika, Persia, Arab-muslim, bahkan Kesultanan Turki. Kekhalifahan Islam sendiri, dalam rentang 800 tahun, sudah mencoba merebutnya, tapi selalu gagal. Dimulai dari Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan (44 H), Sulaiman bin Abdul Malik (98 H), Harun al-Rasyid (190 H), hingga masa Kesultanan Turki Utsmani --sejak Sultan Bayazid I (796 H) hingga Sultan Murad II (1451 M). Buku ini mengisahkan kembali keberhasilan Sultan Mehmet II (Mahmud II), putra Sultan Murad II, dalam membebaskan Konstantinopel dari tangan Kaisar Constantine XI Paleologus. Sebuah prestasi besar yang tak pernah bisa dilakukan para khalifah Islam sebelumnya. Peristiwa ini menandai terbukanya dunia Timur Tengah menuju dunia modern yang, menurut Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi dalam bukunya, Madza Khasira al-Alam bi Inhithath al-Muslimin, telah membangkitkan kembali semangat kaum muslimin untuk mengembalikan kejayaan dan kewibawaan Islam di mata dunia pasca-keruntuhan Bani Abasyiah oleh tentara Tartar Mongol. Konstantinopel merupakan kota laut dengan pertahanan tembok tebal berlapis dua setinggi 10 meter dan dikelilingi parit sedalam 7 meter, yang tidak mungkin bisa dikepung kecuali menggunakan armada laut. Menyadari itu, Sultan Mehmet II membawa 400 unit kapal perang, meriam-meriam penghancur, dan peralatan berat canggih lainya, dengan jumlah pasukan 150.000 personel. Tepat pada Jumat 6 April 1453, Sultan Mehmet II bersama gurunya, Syaikh Aaq Syamsudin (keturunan Abu Bakar Shiddiq), beserta dua tangan kanannya, Halil Pasha dan Zaghanos Pasha, menyerbu benteng kota Konstantinopel. Diiringi hujan panah, tentara Islam Turki maju dalam tiga lapis pasukan. "Irregular" di lapis pertama, "Anatolian Army" di lapis kedua, dan terakhir pasukan khusus "Yanissari". Meski segala kemampuan dengan bantuan teknologi canggih dikerahkan, Konstantinopel sulit ditaklukkan. Banyak tentara Sultan tewas dan hampir saja membuatnya frustrasi. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh harus dilakukan hanya dalam semalam: memindahkan kapal-kapal tempur melalui darat untuk menghindari rantai penghalang. Usaha ini berhasil memasukkan 70 kapal ke wilayah Selat Golden Horn hingga mengejutkan pihak musuh. Hampir dua bulan pasukan Sultan menggempur pertahanan Konstantinopel. Hingga Selasa 20 Jumadil Ula 857 H/ 29 Mei 1453 M, hari kemenangan itu tiba. Melalui pintu Edirne, pasukan Sultan memasuki kota dan mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyah di puncak kota sebagai tanda runtuhnya kejayaan Konstantinopel. Dalam pertempuran hebat itu, Kaisar Constantine XI dikabarkan tewas, walau sampai saat ini jasadnya tidak pernah ditemukan. Di antara reruntuhan benteng dan bangunan megah, Sultan Mehmet II membangun kota Konstantinopel kembali dan memberi perlindungan kepada penduduk taklukan untuk hidup semestinya. Sultan mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol. Kini nama itu diganti Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul.

Karya Roger Crowley ini berhasil membangun versi cerita yang begitu memikat tentang penaklukan Konstantinopel. Selama ini, peristiwa berdarah itu diceritakan para sejarawan berdasarkan asumsi terkait detail dan pertentangan di antara dua kubu yang berseteru. Karena itu, Roger berusaha menjauhkan kata "barangkali", "mungkin saja", "bisa jadi", dan istilah sejenisnya.

Oleh Dewi oktaviani

Bagaimana keterkaitan antara jatuhnya Konstatinopel 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam jalur rempah?

Jawaban:

Konstatinopel merupakan salah satu pusat perdagangan di Laut Tengah pada abad pertengahan. Jatuhnya kota ini ke tangan Turki Usmani membuat pedagang Eropa mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya, termasuk dalam perdagangan rempah.

Oleh karenanya, orang-orang Eropa kemudian berusaha untuk melakukan pelayaran untuk mencari sumber rempah-rempah hingga ke kepualauan nusantara. Dari sinilah kemudian terjadi interaksi atau perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam perdagangan rempah

Materi Sekolah Lengkap


Materi Kelas 4


Materi Kurikulum Merdeka Kelas 7


Materi Kurikulum Merdeka Kelas 10


CP