Bagaimana cara mengatasi bab cair?

Buang air besar cair atau mencret air dapat dialami seseorang hingga lebih dari 3 kali sehari, seperti saat mengalami diare. Biasanya, kondisi itu disertai dengan gejala lain, misalnya mual dan muntah, mulas, dan sakit perut disertai perut kembung. Pada umumnya, diare dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Bagi sebagian orang, diare bukan kondisi yang berbahaya. Akan tetapi, penderita BAB cair akibat diare yang tak kunjung reda dapat mengalami dehidrasi yang dipicu oleh keluarnya banyak cairan saat BAB atau kurangnya nafsu makan.

Penyebab Buang Air Besar Cair

Seseorang dapat mengalami buang air besar cair atau mencret air karena banyak hal, yakni sebagai berikut.

  1. Alergi atau Intoleransi Makanan

Penderita alergi makanan dapat mengalami buang air besar cair jika mengonsumsi makanan yang memicu alergi, seperti kacang-kacangan dan boga bahari (seafood). Di samping itu, intoleransi makanan dapat terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan tertentu yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuhnya, misalnya susu (intoleransi laktosa).

BAB cair juga cukup sering terjadi akibat infeksi virus, bakteri, dan parasit. Pada umumnya, infeksi penyebab diare disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi virus, bakteri, ataupun parasit. Bahkan, kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum memasak dan makan juga menjadi pemicu infeksi.

Beberapa virus sebagai penyebab diare adalah adenovirus, rotavirus, norovirus, virus hepatitis A, dan cytomegalovirus (CMV). Di sisi lain, beberapa bakteri juga dapat mengakibatkan diare, yakni Salmonella, Shigella, dan Eschericia coli, bahkan memicu keracunan makanan. Selanjutnya, parasit penyebab diare adalah amoeba yang menyebabkan disentri.

  1. Gangguan Saluran Pencernaan

Beberapa penyakit pada saluran pencernaan dapat menyebabkan diare, yaitu sebagai berikut.

  • Irritable Bowel Syndrome (IBS), yakni gangguan pencernaan kronis yang membuat penderitanya sering diare
  • Penyakit Crohn, yakni kondisi dinding saluran pencernaan mengalami peradangan
  • Kolitis Ulseratif, yaitu gangguan pencernaan akibat inflamasi atau peradangan di usus besar dan rektum
  • Penyakit Celiac, yakni gangguan yang muncul ketika saluran pencernaan tidak mampu mengonsumsi gluten

Antibiotik merupakan salah satu obat yang dapat menimbulkan efek samping, yakni berupa BAB cair karena diare, khususnya bila dikonsumsi dalam jangka panjang. BAB cair juga disebabkan oleh obat lainnya, seperti kemoterapi, obat antiinflamasi nonsterois, dan antasida.

Di samping itu, biasanya BAB cair terjadi pada orang yang baru menjalani operasi pada saluran pencernaan. Pasien dapat berkonsultasi pada dokter terkait masalah BAB cair pascaoperasi atau mengonsumsi obat-obatan tertentu supaya dapat ditangani dengan tepat.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA