Bagaimana cara mengatasi anak yang sering menangis?

Bunda dan Ayah pernah kewalahan dalam mengatasi bayi menangis? Padahal, ia sudah diberi susu atau digendong, tetapi tangisannya tidak kunjung reda. Kalau sudah begini, Bunda dan Ayah bisa mencoba trik jitu yang akan dipaparkan di artikel ini untuk membuat bayi berhenti menangis.

Menangis merupakan cara yang dilakukan oleh bayi untuk menyampaikan segala sesuatu yang ia rasakan. Bayi akan menangis ketika merasa sakit, lapar, lelah, bosan, atau tidak nyaman karena popoknya basah. Tidak jarang juga bayi menangis setelah menyusu.

Bagaimana cara mengatasi anak yang sering menangis?

Maka tidak heran jika rata-rata total waktu yang bisa dihabiskan bayi untuk menangis kurang lebih 1–4 jam dalam sehari. Selain itu, bayi juga bisa mengalami fase purple crying, yaitu fase ketika bayi akan lebih sering menangis dan sulit untuk ditenangkan.

 

Trik Menenangkan Bayi Menangis

Mendengar bayi yang terus-menerus menangis bisa membuat Bunda dan Ayah merasa khawatir, bahkan mungkin menjadi frustasi. Jika beberapa cara sudah dilakukan, seperti memberinya susu, menggendong, atau mengganti popoknya, tetapi tangisannya tidak mereda, Bunda dan Ayah bisa melakukan trik jitu berikut ini:

1. Mandikan

Kalau Si Kecil nangisnya tidak berhenti, coba deh dimandikan. Ketika menyentuh dan mendengar suara gemercik air, Si Kecil bisa menjadi lebih tenang, lho. Selain itu, sentuhan kulitnya dengan Bunda dan Ayah saat mandi juga dapat meredakan tangisannya. Namun, jangan terlalu sering memandikan Si Kecil, apalagi jika ia baru lahir.

2. Matikan lampu

Salah satu cara yang cukup mudah untuk menenangkan bayi menangis adalah mematikan lampu ruangan atau membuat suasana ruangan menjadi lebih redup. Hal ini bisa membuatnya menjadi lebih tenang layaknya berada di dalam kandungan.

3. Ciptakan suara yang membuatnya nyaman

Saat masih di dalam kandungan, bayi terbiasa mendengar suara-suara berisik, seperti suara ketika Bunda menelan makanan, jantung yang berdetak, dan derasnya aliran darah di tubuh. Suara berisik tersebut bisa membuatnya tenang selama berada di dalam rahim.

Bunda dan Ayah bisa menghadirkan nuansa itu kembali ketika Si Kecil sedang rewel. Suara-suara gaduh yang bisa diperdengarkan kepada Si Kecil adalah suara kipas angin, mesin cuci, atau vacuum cleaner. Rekam suara-suara tersebut di ponsel Bunda atau Ayah, lalu mainkan ketika Si Kecil menangis.

4. Putar ulang suara tangisannya

Rekam suara Si Kecil ketika sedang menangis, lalu putarkan kembali. Nah, mendengar suara tangisannya sendiri bisa menjadi trik jitu menghentikan tangisan bayi.

5. Ajak bayi keliling naik kendaraan

Mengajak Si Kecil untuk naik sesuatu yang bisa bergerak dapat menjadi salah satu cara untuk menghentikan tangisannya. Hal ini juga bisa mengingatkannya akan suasana ketika di dalam kandungan.

Saat di dalam kandungan, tubuhnya sudah terbiasa dengan guncangan. Nah, Bunda dan Ayah bisa mengajaknya berkeliling naik kendaraan mengitari area di sekitar rumah. Jika tidak memungkinkan untuk berkendara, Bunda dan Ayah bisa menaruhnya di stroller, lalu ajak ia menelusuri area rumah.

6. Berikan pijatan

Sentuhan yang penuh kasih sayang ketika memijat bayi dipercaya dapat mengurangi tangisan, tidur lebih pulas, serta memperkuat ikatan batin antara orang tua dan anak. Bunda dan Ayah bisa memberikan pijatan lembut pada kaki, tangan, punggung, dada, dan wajah Si Kecil.

Ketika berusaha menghentikan tangisan Si Kecil, jangan langsung menerapkan semua trik di atas. Hal tersebut justru bisa membuatnya bingung dan tetap meneruskan tangisannya. Cobalah satu atau dua trik dalam waktu tertentu. Jika cara tersebut berhasil, lakukan trik yang sama ketika dia menangis.

Namun, kalau Bunda dan Ayah bingung menentukan metode mana yang cocok digunakan atau bahkan mencurigai bahwa tangisan Si Kecil disebabkan oleh hal yang tidak wajar, maka segera konsultasikan kepada dokter, ya.

Fimela.com, Jakarta Menangis menjadi salah satu cara anak berkomunikasi dengan kita, apalagi bagi balita. Namun, jika menangis hingga mengamuk orangtua juga akan merasa kesulitan dalam mengatasi dan menghadapinya.

Biasanya menangis dan mengamuk pada anak disebut juga dengan tantrum. Tantrum termasuk bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang berusaha menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal. Secara tantrum umum terjadi pada anak laki-laki dan perempuan antara usia 1 hingga 3 tahun.

Ada banyak penyebab si kecil tantrum atau memangis dan mengamuk, melansir dari kidshealth.org, penyebabnya bisa ketika anak-anak lelah, lapar, atau tidak nyaman. Si kecil bisa kesal karena mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan seperti mainan.

Tantrum sering terjadi selama tahun kedua kehidupan, ketika keterampilan bahasa mulai berkembang. Karena balita belum bisa mengatakan apa yang mereka inginkan, rasakan, atau butuhkan, pengalaman yang membuat frustrasi dapat menyebabkan amukan. Saat keterampilan bahasa meningkat, amukan cenderung menurun.

BACA JUGA

5 Cara Jitu yang Bikin Anak Punya Mental Kuat

6 Perlakuan Orangtua Seperti Ini yang Akan Menjadikan Anak Lebih Mandiri

Tak Sengaja, Zaskia Sungkar Dapat Nama Anak dari Kajian Agama

Balita menginginkan kemandirian dan kendali atas lingkungannya, lebih dari yang sebenarnya dapat mereka tangani. Hal ini dapat menyebabkan perebutan kekuasaan ketika seorang anak berpikir "Saya dapat melakukannya sendiri" atau "Saya menginginkannya, berikan kepada saya." Ketika anak-anak mengetahui bahwa tidak dapat melakukannya dan tidak dapat memiliki semua yang mereka inginkan, mereka mungkin akan menangis hingga mengamuk.

Ketika anak menangis dan mengamuk, jangan memperumit masalah dengan rasa frustrasi atau amarah dirimu sendiri. Ingatkan dirimu bahwa tugas membantu anak belajar tenang. Jadi orangtua juga harus tenang.

Tantrum harus ditangani secara berbeda tergantung pada mengapa anak marah. Terkadang, mungkin perlu memberikan penghiburan. Jika anak lelah atau lapar, inilah waktunya untuk tidur siang atau makan camilan. Di lain waktu, sebaiknya abaikan ledakan atau alihkan perhatian anak dengan aktivitas baru.

Jika amukan terjadi untuk mendapatkan perhatian orang tua, salah satu cara terbaik untuk mengurangi perilaku ini adalah dengan mengabaikannya. Jika amukan terjadi setelah anak ditolak, tetaplah tenang dan jangan memberikan banyak penjelasan mengapa anak tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Lanjutkan ke aktivitas lain bersama anak.

TERKAIT: 6 Cara Tampil Cantik Alami walau tanpa Makeup

TERKAIT: 7 Cara agar Tidak Menjadi Perempuan yang Gampang Galau

Advertisement

Menghindari Tantrum

Bagaimana cara mengatasi anak yang sering menangis?

ilustrasi anak sedih/photo created by freepik - www.freepik.com

Lantas, bagaimana caranya menghindari atau mencegah anak tantrum? 

1. Berikan banyak perhatian positif

Biasakan untuk memuji anak sebagai anak yang baik. Berikan perhatian untuk perilaku yang positif, sesekali berikan hadiah karena sikap baik si kecil.

2. Cobalah memberi balita kendali atas hal-hal kecil

Tawarkan pilihan kecil seperti "Apakah ingin jus jeruk atau jus apel?" atau "Apakahingin menyikat gigi sebelum atau sesudah mandi?" Dengan cara ini, anak akan merasa memiliki tanggung jawab atasan pilihannya. Dan merasa memiliki kuasa akan dirinya.

3. Jauhkan objek terlarang dari pandangan dan jangkauan

Hal ini membuat perjuangan menjadi kecil kemungkinannya. Jelas, hal ini tidak selalu memungkinkan, terutama di luar rumah yang lingkungannya tidak dapat dikendalikan.

4. Alihkan perhatian anak

Manfaatkan rentang perhatian singkat si kecil dengan menawarkan sesuatu yang lain sebagai pengganti apa yang tidak dapat mereka miliki. Mulailah aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang membuat frustrasi atau terlarang. Atau cukup ubah lingkungan. Ajak balita keluar atau masuk atau pindah ke ruangan lain.

5. Ajarkan keterampilan baru

Bantu anak-anak belajar melakukan sesuatu. Puji si kecil agar merasa bangga dengan apa yang dapat dilakukan. Juga, mulailah dengan sesuatu yang sederhana sebelum melanjutkan ke tugas yang lebih menantang. Dan  pertimbangkan permintaan tersebut dengan hati-hati ketika anak menginginkan sesuatu.

Kenapa anak dikit dikit nangis?

Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik.

Bagaimana cara agar anak tidak sering menangis?

Tips Mengatasi Bayi yang Sering Menangis.
Cari Tahu Keinginan Si Kecil. Ketika Si Kecil belum lancar berbicara, menangis sering dijadikan cara untuk menyampaikan keinginannya. ... .
Sabar Menenangkan Si Kecil. ... .
Mengalihkan Perhatian. ... .
Berikan Pelukan..

Bagaimana cara mendidik anak agar tidak cengeng?

Tetap tenang dan jangan terbawa emosi. ... .
2. Berikan sentuhan hangat. ... .
3. Hindari memberi apa yang anak inginkan dengan mudah. ... .
4. Coba alihkan perhatian anak. ... .
Atur waktu istirahat anak. ... .
6. Berikan perhatian lebih kepada anak. ... .
7. Beri pujian jika anak berhenti menangis. ... .
Mengajari anak mengendalikan emosi dengan tepat..