Bagaimana cara Anda untuk menyesuaikan diri di lingkungan sekolah yang baru?

KOMPAS.com - Memasuki minggu ke-2 sekolah, masih ada beberapa anak yang masih mengalami kesulitan diri dalam menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan lingkungan baru di sekolah.

Dampaknya dan gejalanya bisa muncul dalam berbagai bentuk; susah dibangunkan, tidak berani dan harus ditemani di kelas, tidak punya teman hingga takut guru.

Menghadapi hal ini dibutuhkan kebijakan orangtua dalam menanganinya. Kemarahan dan sikap keras hanya akan menambah beban dan membuat anak semakin tidak nyaman di kelas. DIlansir dari laman Sahabat Keluarga, berikut tips menangani anak yang masih mengalami kesulitan beradaptasi di sekolah:

1. Susah bangun dan malas berangkat

Hal ini masih mungkin terjadi terutama siswa sekolah dasar. Kebiasaan berangkat lebih siang saat duduk di TK menyebabkan kebiasaan lebih santai saat bangun tidur.

Kebiasaan itu akan terbawa saat memasuki sekolah dasar. Anak-anak akan mengalami kendala ketika berangkat sekolah. Akibatnya, menjadi agak sulit untuk mengubah kebiasaan itu.

Baca juga: Punya Banyak Manfaat, Biasakan Selalu Menceritakan Dongeng untuk Anak

Untuk mengubah kebiasaan itu tentu butuh waktu. Maka mulailah membiasakan anak bangun lebih awal sebelum anak memasuki sekolah.

2. Minta diantar ke sekolah/kelas

Ini seringkali terjadi terutama akan dialami anak-anak yang sedikit memiliki keberanian dan hambatan dalam bersosialisasi. Keberanian untuk berangkat sekolah sendiri tidak ada sehingga ia memiliki kebiasaan minta diantar oleh orangtuanya.

Kita tak perlu merasa khawatir berlebihan. Ini lebih kepada masalah mengubah kebiasaan saja. Awal memang demikian namun sedikit demi sedikit kita harus mencoba menjadikan dirinya mandiri.

Cobalah untuk mencari teman yang cocok untuk berangkat bersama. Niscaya anak akan mandiri.

3. Takut guru

Ini juga menjadi masalah bila anak mogok sekolah karena takut pada guru. Sebenarnya kurang tepat jika dikatakan takut, melainkan lebih tepat merasa malu karena masih asing. Tentu keasingan atau ketakutan ini akan berdampak kurang akrab bagi anak.

Cara mengatasinya tentu harus dikenalkan dan diakrabkan. Jika memungkinkan berkunjung ke rumahnya itu akan lebih baik. Dengan begitu si anak akan lebih kenal dan akrab.

Selain itu, jangan pernah menggunakan guru sebagai ancaman untuk mengatur tingkah polah anak. Hal ini justru akan membuat guru semakin ditakuti tanpa alasan jelas dan menghambat anak dalam proses belajar di kelas nantinya.

4. Tidak punya teman

Memasuki sekolah baru tentu akan berhadapan dengan banyak hal baru. termasuk teman beru. Oleh karena itu hal berteman pun sering menjadi masalah bagi anak-anak. Butuh waktu untuk beradaptasi dan berkenalan dengan teman baru.

Karena itu tugas orangtua di awal adalah mencarikan teman. Hanya saja ada yang perlu diperhatikan saat orangtua mencarikan teman adalah siapa saja yang dianggap paling nyaman bagi anak kita.

Hindari membeda-bedakan teman lain, jangan sampai kita menjelek-jelekkan anak lain kepada anak kita. Semua adalah teman baik. Ini akan membuat anak kita menjadi baik dan tidak sombong.

5.Tidak mau masuk kelas

Kasus ini sering dialami orangtua; dari rumah anak begitu bersemangat, namun entah mengapa ketika hendak memasuki kelas, tiba-tiba mogok. Ini sering membuat orangtua putus asameski telah mencoba membujuk berkali-kali dengan berbagai cara.

Tak jarang karena putus asa orangtua menjadi emosi. Orangtua perlu mecari sebab mengapa anak mogok masuk kelas. Mungkin anak tidak suka kepada salah seorang teman, tidak cocok posisi duduk, takut guru, ruangan, atau hal lain yang tidak terkomunikasikan.

Lebih baik mengamati dan menyelidiki apa penyebabnya agar dapat dicari solusinya. Ajaklah anak bicara dengan santai, ketika dia tidak sedang mogok. Tanyakan hal yang kurang menyenangkan di kelas itu. Jika sudah tersampaikan maka bekerjasamalah dengan guru wali kelasnya mengatasi hal itu. Tentu ini akan lebih baik hasilnya.

6. Masih harus ditunggu

Ada anak yang masih minta terus ditunggui orangtua. Hal in tentu membuat suasana kurang nyaman baik bagi orangtua maupun gurunya sendiri saat terpaksa harus menunggui anak bersekolah.

Alih-alih mengantar sekolah malah orangtua ikut bersekolah. Hal ini bisa terjadi karena adanya tekanan yang dialami anak. Tekanan ini bisa berasal dari guru, teman, bahkan dari orangtuanya sendiri.

Anak-anak yang mendapat pesan keras dari orangtua saat hendak berangkat sekolah bisa berdampak kurang bebas bagi anak. Misal si ibu berpesan agar selalu memperhatikan saat diajari guru, atau ayah berpesan tidak nakal, tidak ini tidak itu, harus begini, harus begitu, akan membuat anak terlalu banyak beban.

Untuk itu, hindari pesan berlebihan kepada anak. Berpesanlah wajar saja. Hati-hati ya, Nak! Itu sudah cukup.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA