Apakah yang kamu ketahui tentang ibrah kepemimpinan khulafaur rasyidin jelaskan

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Selasa, 02 Mar 2021 16:02 WIB

Apakah yang kamu ketahui tentang ibrah kepemimpinan khulafaur rasyidin jelaskan

Berikut nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat diteladani, berdasarkan urutan masa kepemimpinannya. (Ilustrasi Foto: xisdom/Pixabay)

Jakarta, CNN Indonesia --

Khulafaur rasyidin atau kekhalifahan rasyidin berdiri setelah Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 Masehi atau tahun 11 H.

Sepeninggalan Rasulullah, tampuk kepemimipinan umat Islam kemudian dipercayakan kepada khulafaur rasyidin.

Khulafaur Rasyidin secara harfiah diartikan sebagai para pemimpin yang mendapatkan petunjuk. Nama-nama khulafaur rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.


Masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin merupakan masa yang penting dalam perjalanan Islam.

Keempatnya berhasil memperluas syiar agama Islam hingga ke luar jazirah Arab, menyelamatkan Islam, serta meletakkan dasar-dasar kehidupan agama Islam terhadap umatnya.

Kepemimpinan empat Khulafaur Rasyidin pun berbeda-beda sesuai dengan karakter pribadi dan situasi masyarakat pada masa itu.

Berikut nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat diteladani, berdasarkan urutan masa kepemimpinannya.

Apakah yang kamu ketahui tentang ibrah kepemimpinan khulafaur rasyidin jelaskan
Foto: ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
Ilustrasi. Nama-nama Khulafaur Rasyidin beserta gelar dan sifat yang dapat diteladani oleh umat muslim.

1. Abu Bakar Ash Shiddiq (11-13 H / 632-634M)

Abu Bakar Ash Shiddiq adalah nama khulafaur rasyidin pertama. Nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi.

Sejak kecil, beliau terkenal dengan sifat yang lemah lembut, jujur, dan sabar. Beliau telah bersahabat dengan Rasulullah SAW sejak berusia remaja.

Nabi memberinya gelar Ash-Shiddiq berarti 'yang berkata benar', setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya. Dari situlah ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.

Abu Bakar diangkat menjadi khalifah dengan jalan musyawarah antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin di Saqifah Bani Sa'idah (balai pertemuan di kota madinah).

Dalam masa kepemimpinannya yang terbilang singkat, Abu Bakar telah mencapai usaha dan prestasi yang sangat luar biasa.

Antara lain memberantas penolak pembayar zakat, melakukan ekspansi ke wilayah Irak, Syiria, Hirab; memerangi nabi palsu, dan sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam.

Sebelum meninggal karena sakit, Abu Bakar mewasiatkan Umar bin Khattab untuk menggantikannya.

2. Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644 M)

Umar bin Khattab adalah satu di antara nama-nama khulafaur rasyidin sekaligus tokoh besar dalam sejarah Islam yang paling berpengaruh.

Ia dikenal dengan pribadi yang berani, bertekad kuat, dan tegas. Umar merupakan salah satu sahabat dekat Nabi dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad.

Di bawah masa kekhalifahan Umar, Islam tumbuh dengan sangat pesat, didukung dengan kondisi politik yang lebih stabil. Islam berhasil mengambil alih Mesopotamia, sebagian Persia, serta Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara, dan Armenia dari kekaisaran Romawi.

Selain itu pembentukan baitul maal menjadi gebrakan besar Umar di bidang ekonomi.

Berkat keberhasilannya atas penaklukan yang berlangsung pada masa pemerintahannya, Umar mendapat gelar Amir Al Mukminin atau komandan orang-orang beriman dan dikenal sebagai Al faruq atau tegas membedakan benar dan salah.

3. Utsman bin Affan (23-35 H / 644-656 M)

Apakah yang kamu ketahui tentang ibrah kepemimpinan khulafaur rasyidin jelaskan
Foto: Unsplash/Tim de Groot
Ilustrasi padang pasir. Nama-nama khulafaur rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga sekaligus Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Utsman dikenal sebagai pribadi yang lembut dan murah hati.

Mulanya, Utsman memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi SAW. Beliau mendapatkan gelar Dzun Nurain atau yang memiliki dua cahaya.

Utsman adalah seorang saudagar kaya dan cerdas sejak muda. Meski demikian, ia memiliki sifat sederhana. Sumbangsihnya yang paling menonjol adalah sifat kedermawanan dalam memberikan harta yang digunakan untuk kepentingan Islam.

Utsman juga dikenal atas perannya dalam mengumpulkan ayat-ayat Alquran, menyalin, dan membukukannya. Karena jasa besarnya yang bermanfaat bagi umat Islam itulah, maka mushaf tersebut dinamakan Mushaf Usmani.

4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M)

Ali bin Abi Thalib adalah nama khulafaur rasyidin yang terakhir setelah Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Ali diberi gelar khusus Karamallahu Wajhahu, yang artinya semoga Allah memuliakannya.

Masa kekuasaan Ali merupakan periode tersulit dalam sejarah Islam karena terjadi perang saudara pertama pertama kalinya di dalam tubuh umat Muslim yang disebabkan oleh terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan.

Meski demikian, terlepas dari perbedaan pendapat mengenai status Ali dan kepemimpinannya atas umat Islam, kaum Sunni dan Syiah mengakui bahwa Ali memiliki pribadi yang saleh, adil, dan berani.

Ali begitu berjasa dalam membenahi keuangan negara (baitul maal), memajukan bidang ilmu bahasa, pembangunan, dan meredam pemberontakan di kalangan umat Islam.

Itulah nama-nama khulafaur rasyidin beserta sifat-sifat baik yang bisa diteladani. Sebagai muslim, hendaknya kita menjadikan akhlak para sahabat Nabi tersebut sebagai panutan.

(fef/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

       Ibrah atau keteladanan yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah meneladani prestasi yang dicapai. 

  • Khalifah Abu Bakar as Shidiq merupakan satu sosok pemimpin yang tegas dan teguh memegang kebenaran. Kholifah Abu Bakar as Shidiq segera membrantas suatu gerakan yang dinilai menyalahi Islam, tanpa memberi kesempatan gerakan tersebut berkembang .
  • Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khattab  juga selalu membuka diri untuk  menerima suara langsung dari rakyatnya.
  • Khalifah Usman bin Affan merupakan salah satu pemimpin yang lemah lembut dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka mengadakan pendekatan persuasif jika terjadi gejolak.
  • Kholifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas,keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, Khalifah Ali bin Abi Thalib lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya, dari pada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan.

Darsono. T . Ibrahim/ Sejarah Kebudayaan Islam/ VII


tirto.id - Setelah Nabi Muhammad SAW meninggal, tampuk kepemimpinan Islam jatuh ke tangan para Khulafaur Rasyidin. Para pemimpin yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Lantas, apa tugas utama Khulafaur Rasyidin dalam pemerintahan Islam?

Dalam bahasa Arab, Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata, yaitu Khulafa (para khalifah) dan Ar-Rasyidin (yang mendapat petunjuk). Sederhananya, arti istilah tersebut adalah para khalifah yang memperoleh petunjuk.

Ketika Islam kian kuat tanah Arab, pemimpin utamanya adalah Rasulullah SAW. Beliau menyelenggarakan tugas sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, hingga pemimpin umat secara umum.

Selanjutnya, ketika Rasulullah SAW wafat, kekuasaan politik diserahkan kepada Khulafaur Rasyidin. Masa Khulafaur Rasyidin berlangsung selama 30 tahun, yaitu dari 11-40 H atau 632-660 M.

Kendati tergolong singkat, Abdul Malik Nazhim Abdullah dalam Sistem Pemerintahan Khulafaur Rasyidin (2019) menyatakan bahwa era Khulafaur Rasyidin termasuk era paling cemerlang dalam sejarah Islam.

Tugas Khulafaur Rasyidin dalam Islam

Secara umum, para Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin umat Islam pengganti Nabi Muhammad SAW. Tugas-tugas mereka adalah sebagai berikut.

  • Melanjutkan dakwah dan ajaran Rasulullah.
  • Membina, mengatur, dan mengarahkan umat Islam sesuai dengan Al-Quran dan sunah.
  • Melanjutkan pemerintahan yang telah dibangun Rasulullah SAW.
  • Memerangi kaum murtad yang merusak ajaran agama. Kelompok lain yang diperangi adalah orang-orang murtad, orang yang tak mau membayar zakat, hingga para nabi palsu.
  • Memperluas wilayah kekuasaan Islam.
  • Mengembangkan ajaran Islam kepada yang belum mengenalnya.

Baca juga:

  • Sejarah Al-Quran: Isi Pokok, Keistimewaan dan Hikmah Diturunkannya
  • Sejarah Aliran Qadariyah: Pokok Pemikiran, Doktrin & Tokoh Pendiri
  • Rangkuman Meyakini Kitab-kitab Allah, Mencintai Al-Quran

4 Khalifah dalam Khulafaur Rasyidin

Para khalifah dalam pemerintahan Khulafaur Rasyidin berjumlah empat pemimpin. Pada masa itu, pemilihan khalifah dilakukan dengan musyawarah dan mempertimbangan rekam jejak dan peran sosok tersebut di masa Rasulullah SAW.

Selepas Ali bin Abi Thalib terbunuh, pemerintahan Islam diambil alih oleh Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Ia menutup pintu musyawarah dalam pemilihan khalifah. Akibatnya, pemilihan khalifah baru berasal dari anak keturunannya sehingga konsep pemerintahannya beralih menjadi dinasti, bukan lagi Kekhalifahan Rasyidin.

Berikut ini uraian singkat mengenai empat khalifah dalam Khulafaur Rasyidin, mulai dari Abu Bakar As-Siddiq hingga Ali bin Abi Thalib.

1. Abu Bakar As-Shiddiq

Khalifah pertama dalam pemerintahan Khulafaur Rasyidin adalah Abu Bakar As-Siddiq. Usia Abu Bakar lebih tua dua tahun dari Nabi Muhammad. Ia dikenal sebagai sahabat paling dekat dengan beliau SAW. Ketika Rasulullah wafat, umat Islam bersepakat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Rasulullah.

Salah satu jasa paling besar ketika Abu Bakar menjadi khalifah adalah mengumpulkan Al-Quran menjadi satu mushaf, satu kesatuan. Selain itu, ia juga menjaga kehormatan Islam dengan memerangi orang-orang murtad dan enggan membayar zakat. Abu Bakar As-Siddiq wafat karena sakit yang ia derita pada usia 61 tahun, pada 13 H/634 M. Ia dikuburkan di samping makam Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Kisah Abu Bakar As-Siddiq: Kekasih Rasulullah dan Khalifah Pertama

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah sahabat nabi yang sangat tegas. Sebelum masuk Islam, ia adalah penentang Islam paling lantang, sampai kemudian terpukau oleh mukjizat Al-Quran. Keislaman Umar adalah momen yang diharapkan Nabi Muhammad SAW.

Suatu waktu, Nabi Muhammad SAW bahkan berdoa: "Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattab," (H.R. Ibnu Hibban).

Menjawab doa nabi, Allah SWT meluluhkan hati Umar bin Khattab, ia pun masuk Islam ketika mendengar lantunan ayat suci Al-Quran yang dibaca saudarinya, Fatimah binti Khattab.

Umar bin Khattab adalah khalifah kedua pengganti Abu Bakar. Umar menjadi khalifah dari 13-23 H (634-644 M), sekitar 10 tahun. Semasa kepemimpinannya, Islam menjadi kekuasaan politik yang sangat tangguh.

Kebijakan penting yang dilakukan Umar adalah mengefisienkan administrasi negara. Ia mampu memimpin negara Islam yang kekuasaannya sangat luas, ekspansi Islam mencapai kekuasaan Bizantium, Iran, Suriah, hingga Mesir.

Berkat pengaruh dan keberhasilan Umar bin Khattab, Michael H. Hart menobatkan Umar sebagai tokoh ke-51 dari orang-orang yang paling berpengaruh sepanjang masa dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah (1982).

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan menikah dengan dua anak perempuan Rasulullah SAW. Ketika Ruqayyah binti Muhammad meninggal, Rasulullah menikahkan Utsman dengan saudarinya, yaitu Ummu Kaltsum.

Utsman bin Affan memeluk Islam berkat ajakan dari Abu Bakar As-Siddiq. Ia juga termasuk dalam golongan Assabiqun Al-Awwalun atau orang-orang yang memeluk Islam di masa awal-awal kenabian.

Selepas Umar bin Khattab meninggal karena terbunuh, Utsman menggantikan perannya sebagai khalifah ketiga dalam Kekhalifahan Rasyidin.

Salah satu kontribusi paling penting di masa Utsman bin Affan adalah meneruskan dan melengkapi pengumpulan Al-Quran hingga paripurna. Salinan-salinan Al-Quran itu dibuat dan disebarkan di wilayah-wilayah Islam.

Di masa pemerintahan Utsman, bangsa Persia juga ditaklukkan hingga selesai. Pada masa khalifah-khalifah sebelumnya, memang sudah dilakukan ekspansi ke sebagian besar wilayah Persia, namun belum benar-benar dituntaskan.

Raja Persia yang bernama Yazdigird berhasil memprovokasi para penduduk dan membangkitkan perlawanan terhadap Islam. Namun, pemerintahan Utsman bin Affan berhasil menyisir sisa-sisa pengaruh raja Persia tersebut, serta akhirnya bangsa Persia seutuhnya jatuh ke wilayah kekuasaan Islam.

Dilansir dari laman UGM, saat itu, bukan hanya Persia yang berhasil ditaklukkan, ekspansi Islam juga mencapai Afrika, menaklukkan Romawi, hingga mencapai wilayah Turki.

Di masa Utsman bin Affan juga, armada maritim pertama dalam Islam dibentuk. Pasukan laut itu berperang pertama kali pada pertempuran Dzatusawari atau pertempuran tiang kapal pada 31 H yang dikomandoi oleh Muawiyah bin Abu Sufyan.

4. Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah keponakan Nabi Muhammad. Nama Ali sendiri diberi oleh beliau SAW. Nama aslinya adalah Haydar bin Abi Thalib.

Ia termasuk golongan pertama yang memeluk Islam dari kelompok anak-anak. Golongan inilah yang pertama kali mengakui bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT dan mereka dijamin masuk surga, termasuk Ali bin Abi Thalib.

Di kalangan pemuda Arab, Ali adalah pemuda pandai. Di masa itu, amat jarang ada orang yang bisa membaca dan menulis, termasuk Nabi Muhammad SAW adalah sosok ummi atau buta huruf.

Karena itulah, Ali bin Abi Thalib menjadi juru tulis Nabi Muhammad SAW. Ali sering kali menuliskan surat yang didiktekan Rasulullah SAW. Karena kepandaiannya itu, Ali bin Abi Thalib mendapat julukan Babul Ilmi atau Gerbang Pengetahuan.

Ali bin Abi Thalib resmi menjadi khalifah keempat dalam Kekhalifahan Rasyidin pada 35 hingga 40 H (655-660 M).

Ali bin Abi Thalib meninggal pada Ramadan 40 H ketika salat di Masjid Agung Kufah. Ia diserang oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang diberi racun.

Ketika sedang sujud salat subuh, Abdurrahman bin Muljam menusuk Ali bin Abi Thalib, yang berakhir dengan meninggalnya khalifah keempat ini, sekaligus penutup Kekhalifahan Rasyidin.

Baca juga:

  • Kisah Ali bin Abi Thalib: Gerbang Pengetahuan Islam & Menantu Nabi
  • Kisah Khulafaur Rasyidin Umar Bin Khattab: Sahabat Rasul yang Tegas
  • Kisah Utsman bin Affan: Pemilik Dua Cahaya, Terbunuh karena Fitnah

Baca juga artikel terkait ARTI KHULAFAUR RASYIDIN atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/hdi)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates