Dari berbagai jenis pengangguran yang menjadi masalah besar di setiap negara, apa pengertian pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung? Sebelumnya, ketahui terlebih dahulu arti pengangguran secara umum.
Dikutip dari buku IPS Terpadu SMP Kelas VIII oleh Drs. Anwar Kurnia (2007: 69), pengangguran adalah orang yang berada dalam kondisi tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau berusaha mendapatkan pekerjaan.
Tinggi rendahnya jumlah pengangguran di sebuah negara dapat dihitung dengan persentase tingkat penganggurannya. Tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu, yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Jika peningkatan jumlah angkatan kerja tidak diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut tinggi. Sebaliknya, jika peningkatan jumlah angkatan kerja diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerjanya, tingkat penganggurannya rendah.
Jenis pengangguran sendiri dapat dikelompokkan menurut faktor penyebab terjadinya dan lama waktu kerjanya. Berdasarkan lama waktu kerja, pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran terselubung.
Merangkum dalam buku Ekonomi untuk SMA dan MA karya Alam S (2007: 09), berikut masing-masing pengertiannya.
Ilustrasi pengangguran terbuka yang berusaha mencari pekerjaan. Foto: Pixabay
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran ini digambarkan dengan situasi seseorang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka bisa disebabkan oleh:
Tidak tersedianya lapangan kerja
Ketidakcocokkan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan
Keinginan untuk tidak mau bekerja.
Untuk menghitung berapa besar tingkat pengangguran terbuka, dapat dilakukan dengan rumus berikut:
Tingkat Pengangguran Terbuka = Jumlah Pengangguran Terbuka/Angkatan Kerja x 100%
2. Setengah Menganggur (Underemployment)
Kondisi pengangguran ini digambarkan dengan seseorang yang bekerja, tetapi tenaganya kurang termanfaatkan, yang diukur berdasarkan curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh.
Misalnya, orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance). Orang tersebut tidak mendapat kepastian tentang mengerjakan sebuah pekerjaan di waktu tertentu. Untuk menghitung berapa besar tingkat setengah menganggur, dapat dilakukan dengan rumus berikut:
Tingkat Setengah Menganggur = Bekerja Kurang dari 35 Jam per Minggu/Angkatan Kerja x 100%
Ilustrasi pengangguran terselubung karena adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat yang dimiliki seseorang. Foto: Pixabay
3. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Kondisi pengangguran ini terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Situasi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya. Dampak ketidakcocokan akan berpengaruh pada produktivitas kerja dan penghasilan yang diterima seseorang akan rendah.
Sebagai contoh, seseorang lulusan D-3 Keperawatan bekerja pada bagian pemasaran sebuah perusahaan. Selama masa kerja berlangsung, ia tidak bisa menjalankan fungsi pemasaran dengan baik, sehingga menghambat proses kerja yang ada.
Pengangguran terselubung juga dapat terjadi karena terlalu banyak tenaga kerja yang dipakai untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang melebihi batas optimalnya.
Misalnya, sebuah perusahaan mempekerjakan 10 karyawan untuk menangani bidang produksi. Padahal, hanya dengan 7 karyawan, tugas tersebut sudah tertangani dengan baik. Pada contoh ini, dapat disimpulkan bahwa ada 3 karyawan yang dikatakan sebagai pengangguran terselubung.