Apakah Tuhan dan Allah itu sama?

Menjawab Pertanyaan apakah Yesus adalah Tuhan, Allah yang Menjadi Manusia

11 Desember 2018 05:44 |
Diperbarui: 11 Desember 2018 05:51

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di dalam Injil Matius 2:1-12 pertanyaan tentang keTuhanan Yesus bisa terjawab dengan jelas ketika orang-orang Majus datang dari negeri Timur yang jauh, kurang lebih 2.000 km hanya untuk menyembah Yesus, seorang bayi yang lahir di Betlehem. Mereka bertanya: Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintanbg-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia (ayat 2) Raja Herodes beserta seluruh Yerusalem terkejut mendengar hal itu, maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu meminta keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Jawab mereka: Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat-Ku Israel (ayat 3-6, bnd.Mikha 5:1).

Artinya kelahiran Yesus sebagai Mesias, raja orang Yahudi, umat pilihan Allah, telah dinubuatkan dan ditentukan tempatnya, yaitu Betlehem sebelum kejadian. Orang-orang Majus itu datang dari negeri Timur yang sangat jauh hanya untuk menyembah Yesus, seorang bayi yang belum bisa berbicara dan terbungkus di lampin dalam palungan. Di dalam hukum Taurat atau Al-Quran, yang layak disembah hanya Allah. Semua orang yang menyembah manusia dianggap menghujat Allah dan harus dihukum mati. Itu sebabnya Yesus disalibkan oleh para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat ketika Dia dihadapkan ke Mahkamah Agama mereka dengan pertanyaan: Apakah Engkau Mesias?

Jawab-Nya: Sekalipun Au mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahatinggi. Kata mereka semua: Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah? Jawab Yesus: Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah. Lalu kata mereka: Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri (Lukas 22:66-71). Dengan pernyataan Yesus bahwa Dia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahatinggi menunjukkan kesetaraan diri-Nya dengan Allah. Dan mereka menganggap Yesus telah menghujat Allah dengan menyamakan diri-Nya sejajar dengan Allah, sama dengan Allah. Akibatnya Dia disalibkan.

Demikian juga yang tertulis di dalam Injil Yohanes 1:1, 14 dan 18. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (ayat 1). Kata adalah (Inggris: "was") dalam kalimat, Pada mulanya adalah Firman adalah kata Yunani hen, dalam bentuk tensa imperfek yang menekankan keberadaan yang terus menerus pada waktu yang lampau. Frasa itu jadi dapat diterjemahkan, Pada mulanya adalah Firman yang terus menerus ada.

Pada mulanya Yohanes kemungkinan besar kembali pada awal mula alam semesta; Yohanes mengindikasikan bahwa sejauh ke belakang mana pun, Firman itu terus ada. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (ayat 14). Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa Yesus yang lahir di Betlehem adalah Allah yang telah menjadi manusia dan diam di antara manusia, dengan kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa. Lalu di dalam ayat 18: Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Ayat ini menerangkan alasan Allah, yaitu Yesus lahir dan menjadi manusia, supaya manusia yang tidak pernah melihat Allah dapat melihat Allah melalui Yesus, Anak Tunggal Allah. Artinya Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Ketika ada pertanyaan atau klaim dari pihak lain, bahwa di seluruh Injil, Yesus tidak pernah menyatakan diri-Nya Tuhan, klaim itu salah besar, sebab di dalam Yohanes 13:13, Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan, dengan sangat tegas Yesus membenarkan pernyataan murid-murid-Nya, bahwa Dia adalah Guru dan Tuhan. Itu sebabnya Yesus berfirman di dalam Yohanes 14:6, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Dengan perkataan Firman ini, Yesus menjelaskan kepada setiap manusia yang ingin masuk ke surga, bahwa satu-satunya jalan ke surga hanya melalui Yesus, tidak ada jalan ke surga di dalam manusia yang lain, siapa pun dia. Keselamatan yang kekal hanya ada di dalam nama Yesus. Semua orang yang menerima Dia sebagai Tuhan dan juruselamtnya yang hidup pasti memperoleh hidup yang kekal di surga. Dan ketika Yesus berkata: Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia. Kata Filipus kepada-Nya: Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami. Kata Yesus kepadanya: Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun kamu tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.(Yohanes 14:7-9). Dengan ini Yesus menyatakan diri-Nya sama dengan Bapa. (bnd. Yohanes 10:30, Aku dan Bapa adalah satu). Kesaksian Yesus tentang diri-Nya juga sangat menguatkan keyakinan umat-Nya, bahwa Dia adalah Tuhan, Allah yang menjadi manusia, ketika Dia berkata: Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia(Yohanes 5:21-23). Hal ini menjelaskan kepada semua manusia, khususnya orang-orang yang percaya kepada Yesus, bahwa Yesus dan Bapa adalah setara. Sebab hanya Allah Yang Mahakuasa, pencipta segala makhluk yang berkuasa menghidupkan orang-orang mati. Dalam Yohanes 5:21-23 ini membuktikan Yesus bersaksi tentang diri-Nya, bahwa Dia mempunyai kuasa sama dengan Allah.

Nama-nama-Nya. (1) Allah. Di Ibrani 1:8,dikutip dari Mazmur 45:7-8 merujuk pada Kristus. Superskripsi atas kutipan dari Mazmur 45:7-8 adalah, "Tetapi tentang Anak Ia berkata"; "Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya", dan "karena itu Allah". Kedua penunjukan "Allah" merujuk pada Putra (Ibrani 1:8). Setelah kebangkitan Kristus dan luka-luka-Nya diperlihatkan, Tomas mengaku, "Tuhan ku dan Allah ku" (Yohanes 20:28). (Sebagian orang yang menolak keilahian Kristus, secara mengagetkan mengatakan bahwa pernyataan Tomas merupakan suatu hujatan). Namun Yesus tidak menolak pernyataan Tomas, bahkan Dia menerima penyembahan Tomas terhadap diri-Nya. Titus 2:13 menunjuk pada Yesus sebagai "kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus". Hukum tata bahasa Granville Sharpe menyatakan bahwa pada saat dua kata benda dihubungkan dengan kai (dan) dan kata benda yang pertama memiliki artikel dan yang kedua tidak memilikinya, maka kedua kata benda tersebut menunjuk pada hal yang sama. Jadi Allah yang besar dan Juruselamat, keduanya menunjuk kepada Yesus Kristus.

(2) Tuhan. Dalam perdebatan Kristus dengan orang Farisi, Ia mendemonstrasikan bahwa Mesias lebih besar dari sekadar keturunan Daud. Ia mengingatkan mereka bahwa Daud sendiri menyebut Mesias "Tuhan ku"(Matius 22:44). Di Roma 10:9, 13, Paulus menyebut Yesus sebagai Tuhan, (ilahi) yang menghasilkan keselamatan. Di ayat 9 dia menekankan bahwa ini adalah satu pengakuan tentang Yesus sebagai Tuhan. Di ayat 13, Paulus mengutip Yoel 2:32, yang menunjuk pada Tuhan; dan Paulus menerapkannya pada Yesus.

(3) Putra Allah. Yesus mengklaim diri-Nya sebagai Putra Allah dalam beberapa peristiwa (lihat Yohanes 5:25). Nama untuk Kristus ini seringkali disalahmengerti; sebagian orang mengusulkan hal itu berarti Putra lebih rendah dari Bapa. Namun, orang Yahudi mengerti klaim yang dibuat Kristus, dan kalau Ia adalah Putera Allah, orang Yahudi mengatakan bahwa Ia "menjadikan Diri-Nya setara dengan Allah" (Yohanes 5:19).

Atribut-atribut-Nya. (1) Kekal. Yohanes 1:1 meneguhkan kekekalan Kristus. Kata kerja "adalah (Inggris: was)" (Yunani imperfek: hen) menyatakan keterusmenerusan eksistensi-Nya dalam waktu yang lampau. Di Ibrani 1:11-12 penulis mangaplikasikan Mazmur 102;26-28, mengekspresikan kekekalan Allah pada Kristus.

(2) Mahahadir. Di Matius 28:20 Kristus berjanji pada murid-murid, "Aku akan menyertai kamu senantiasa". Menyadari bahwa Kristus memiliki natur manusiademikian pula natur ilahi, maka hal itu harus diartikan bahwa dalam kemanusiaan-Nya Ia berada di surga, tetapi dalam keilahian-Nya Ia adalah Mahahadir. Tinggalnya Kristus dalam setiap orang percaya menyatakan kemahahadiran-Nya (lihat Yohanes 14:23; Efesus 3:17; Kolose 1:27; Wahyu 3:20).

(3) Mahatahu. Yesus mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia dan karena itu Ia tidak mempercayakan diri-Nya pada manusia (Yohanes 2:25). Ia bekata pada perempuan Samaria tentang masa lalunya walaupun Ia belum pernah bertemu dengan dia seblumnya (Yohanes 4:18). Murid-murid-Nya mengetahui kemahatahuan-Nya (Yohanes 16:30). Ada banyak prediksi tentang kematian-Nya hang mendemonstrasikan kemahatahuan-Nya (lihat Matius 16:21; 17:22; 20:18-19; 26:1-2).

Halaman Selanjutnya


Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA