Apakah perlawanan rakyat Banten dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa?

Jakarta -

Perjuangan Indonesia melawan penjajah memberikan banyak pelajaran bagi generasi sekarang. Termasuk pelajaran dari pemimpin perjuangan melawan penjajah dari daerah Banten.

Dikutip dari situs Dinas Sosial Provinsi Banten, masyarakat tentu tak asing dengan sosok Sultan Ageng Tirtayasa. Dia berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651-1683.

"Sultan Ageng Tirtayasa memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Saat itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten," tulis Dinas Sosial Banten.

Baca juga: Patriotisme: Arti, Perbedaan dengan Nasionalisme dan Contohnya

Alih-alih tunduk pada VOC, Sultan memilih menjadi pemimpin perjuangan melawan penjajah dari daerah Banten. Sultan menolak perjanjian monopoli dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

Di bidang ekonomi, Sultan Ageng Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah baru dan mengembangkan irigasi. Sultan ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar.

Untuk urusan keagamaan, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat Sultan. Dengan semua hal yang dilakukan Sultan untuk rakyatnya, penjajah ternyata masih bisa masuk dan mempengaruhi keluarga kerajaan.

Baca juga: Wajib Diketahui, Ini 5 Pahlawan yang Berasal dari Banten

VOC ikut campur saat terjadi persengketaan antara putra Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu Sultan Haji dan Pangeran Purbaya. Penjajah bersekutu dengan Sultan Haji demi menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa.

Sang pemimpin perjuangan dari daerah Banten tersebut berpulang pada 1683 dan dimakamkan di Masjid Banten. Sultan Ageng Tirtayasan membuktikan, darah biru tak menjadikannya jauh dari rakyat. Dia tidak buta pada penderitaan rakyat dan ingin membuat kehidupan warganya lebih baik.

Sultan Ageng Tirtayasa yang lahir pada 1631 adalah putra Sultan Abdul Ma'ali Ahmad dan Rau Martakusuma. Saat ayahnya meninggal, Sultan diangkat menjadi Sultan Muda bergelar Pangeran Rau atau Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal, dia resmi menjadi Sultan bergelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.

Semoga tulisan tentang Sultan Ageng Tirtayasa, sebagai pemimpin perjuangan melawan penjajah dari daerah Banten ini bisa menginspirasi semua detikers.



Simak Video "Warganet di Twitter Heboh Gempa Banten"

(row/pal)

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA