Apakah minyak zaitun bisa untuk anak 1 tahun?

Penyakit ini terbagi menjadi dermatitis alergi kontak dan dermatitis iritan kontak. Dermatitis kontak alergi disebabkan karena sentuhan langsung dengan pemicu alergi, sedangkan dermatitis kontak iritan terjadi akibat kontak dengan zat penyebab iritasi.

Beberapa alergen dan iritan yang sering menjadi penyebabnya yakni:

  • tanaman poison ivy atau tanaman beracun yang berasal dari tanaman obat, bunga, buah-buahan, dan sayuran,
  • perhiasan dengan nikel,
  • zat kimia dalam produk pembersih,
  • parfum,
  • kosmetik, serta
  • zat pengawet pada krim dan losion.

3. Dermatitis seboroik

Peradangan kronis pada kulit kepala umumnya disebabkan oleh pertumbuhan jamur Malassezia pada kelenjar minyak yang tersebar di kulit. Sistem imun kemungkinan bereaksi secara tidak wajar terhadap jamur tersebut sehingga jamur dan minyak berkembang tanpa terkendali.

Faktor-faktor risiko

Siapa yang lebih berisiko terkena dermatitis?

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena peradangan kulit, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Usia

Penyakit kulit ini dapat muncul pada usia berapa pun, tapi dermatitis atopik (eksim) lebih banyak dijumpai pada bayi. Oleh sebab itu, bayi dan anak-anak lebih berisiko terkena eksim.

2. Menderita alergi dan asma

Orang yang menderita asma dan alergi lebih berisiko terkena dermatitis atopik. Namun, tidak diketahui hubungan pasti antara alergi dan asma dengan dermatitis atopik.

3. Sering terkena alergen di tempat kerja

Pekerjaan yang membuat Anda terpapar langsung dengan logam, pelarut, atau produk pembersih tertentu meningkatkan risiko dermatitis kontak. Orang yang bekerja dalam bidang kesehatan juga rentan terkena eksim, terutama pada tangan.

4. Menderita penyakit tertentu

Anda berisiko lebih tinggi terkena peradangan kronis pada kulit kepala bila menderita penyakit gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV.

5. Riwayat keluarga

Dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang diturunkan dari orangtua ke anak. Maka dari itu, seseorang yang lahir dari keluarga dengan riwayat penyakit ini biasanya lebih rentan terkena penyakit yang sama.

6. Terlalu sering mencuci tangan

Kebiasaan tertentu ternyata bisa meningkatkan risiko seseorang terkena peradangan kronis, contohnya terlalu sering mencuci dan mengeringkan tangan. Pasalnya, kebiasaan ini bisa menghilangkan minyak alami kulit dan mengubah keseimbangan pH-nya.

Diagnosis

Jika dokter menduga adanya dermatitis, Anda mungkin akan menjalani pemeriksaan fisik dan beberapa tes sebagai berikut.

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang biasanya dilakukan dokter untuk melihat kemungkinan penyakit. Dokter akan melihatnya dari tanda dan gejala yang muncul pada kulit.

Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan keluarga. Dari situ, dokter mulai bisa menarik simpulan awal mengenai kondisi kulit Anda.

2. Uji tempel (patch testing)

Dokter akan melakukan uji tempel pada kulit bila ada dugaan bahwa Anda terkena dermatitis kontak. Dalam tes ini, kulit Anda akan diolesi sejumlah kecil alergen atau zat iritan, kemudian ditutup dengan plester khusus.

Uji tempel kulit dilakukan dalam beberapa kunjungan. Saat kunjungan lanjutan dalam beberapa hari kemudian, dokter akan memeriksa kulit untuk melihat apakah Anda mengalami reaksi terhadap zat-zat ini.

Uji tempel kulit paling baik dilakukan setidaknya 2 minggu setelah gejala dermatitis mulai menghilang. Biasanya prosedur ini sangat berguna untuk melihat apakah Anda memiliki alergi kontak terhadap zat tertentu.

3. Biopsi kulit

Biopsi kulit untuk dermatitis merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencari tahu penyebab masalah kulit Anda. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel kecil kulit untuk dilihat di bawah mikroskop.

Pengobatan

Apa saja pilihan obat alami untuk mengatasi gejala dermatitis?

Sebelum menggunakan obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan alami atau rumahan sebagai berikut.

1. Mengompres dingin

Kompres dingin bertujuan untuk meredakan gatal tanpa menggaruknya. Bungkuslah beberapa buah es dengan handuk, lalu tempelkan ke kulit selama 20 menit sebanyak 3-4 kali sehari.

2. Mandi air hangat

Mandi air hangat juga membantu meredakan gatal-gatal yang mengganggu. Namun, jangan mandi terlalu lama atau dengan air yang terlalu panas karena hal ini justru membuat kulit makin kering sehingga memperparah gejala.

3. Jangan menggaruk kulit

Agar kondisi kulit tidak bertambah parah, jangan menggaruk terlalu keras bagian kulit Anda yang terkena dermatitis. Sebagai gantinya, cobalah menepuk-nepuk, mencubit lembut, atau menggunakan kompres untuk meredakan gatal.

4. Gunakan pakaian berbahan katun

Pakaian berbahan katun membantu mencegah iritasi akibat eksim. Selain menyerap keringat, bahan ini juga aman dan lembut di kulit sehingga tidak akan melukai area yang terkena dermatitis.

5. Lakukan kegiatan menyenangkan

Stres adalah salah satu hal yang memperparah gejala dermatitis. Anda bisa mencoba menghalaunya dengan kegiatan menyenangkan seperti yoga, melakukan hobi baru, mendengarkan musik, atau sekadar menarik napas dalam-dalam agar tubuh rileks.

6. Mengoleskan tea tree oil

Tea tree oil mengandung zat antijamur, dan antiradang sehingga membantu mengatasi dermatitis seboroik. Cukup campurkan beberapa tetes tea tree oil dengan minyak kelapa atau zaitun, lalu oleskan ke kulit kepala Anda secara rutin.

7. Menggunakan aloe vera

Lidah buaya termasuk tanaman dengan kandungan antiradang yang tinggi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Indian Journal of Dermatology bahkan menyebutkan bahwa ekstrak tanaman ini bisa meringankan gejala dermatitis seboroik.

8. Minum suplemen minyak ikan

Suplemen minyak ikan membantu menekan gejala dermatitis yang dipicu oleh alergi. Selain itu, suplemen yang satu ini juga membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan karena mengandung asam lemak omega 3.

Apa saja pilihan pengobatan medis untuk dermatitis?

Pengobatan untuk dermatitis bisa berbeda-beda pada tiap orang, tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Selain rekomendasi gaya hidup dan pengobatan rumahan, berikut pengobatan yang umum diberikan dokter.

  • Mengoleskan salep kortikosteroid untuk menghilangkan gatal dan peradangan.
  • Mengoleskan krim atau losion tertentu yang memengaruhi sistem imun (calcineurin inhibitors).
  • Minum antihistamin (diphenhydramine) untuk mengurangi reaksi alergi dan gatal.
  • Minum antibiotik atau antijamur jika eksim sudah terinfeksi.
  • Melakukan fototerapi atau terapi cahaya.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah dermatitis kambuh?

Anda bisa mencegah kambuhnya penyakit ini dengan menjaga kulit tetap lembap dan terawat. Berikut kiat-kiatnya.

  • Membatasi waktu mandi hanya selama 5-10 menit.
  • Menggunakan sabun yang tidak menghasilkan banyak busa.
  • Mengeringkan tubuh dengan handuk yang halus.
  • Menggunakan minyak atau krim pelembap kulit.
  • Menghindari zat penyebab alergi atau iritasi.
  • Memakai sarung tangan bila hendak menggunakan produk pembersih.

Dermatitis merupakan penyakit peradangan pada kulit dengan pemicu yang beragam. Beberapa di antaranya disebabkan oleh alergi, dan ada pula yang terjadi karena kontak langsung dengan zat pemicu iritasi.

Kenali apa pemicu kondisi Anda dan diskusikan bersama dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai. Perawatan dini amat membantu dalam mengatasi gejala dan mencegah penyakit bertambah parah.