Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Bagi sebagian orang dewasa, kerokan adalah solusi terampuh saat meriang yang juga dikenal dengan istilah masuk angin. Kebiasaan ini terus dilakukan bahkan ketika sedang mengandung. Namun, muncul pertanyaan: apakah kerokan aman untuk ibu hamil? Baca terus artikel ini untuk mendapatkan jawabannya. 

Kerokan bagi Ibu Hamil

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Secara klinis, kerokan memang belum memiliki bukti dapat menyembuhkan meriang. Namun, karena sudah bagian dari tradisi turun temurun, kerokan menjadi hal yang biasa dilakukan di Indonesia.

Kerokan banyak dilakukan saat gejala meriang seperti demam, tubuh menggigil, keluar keringat dingin, kembung, pilek, mual, muntah, nafsu makan menurun, dan diare, mulai terjadi.

Kerokan dilakukan dengan mengerok bagian kulit atau membuat peradangan di permukaan kulit hingga memerah. Akibat dari kerokan adalah melebarnya pembuluh darah di area yang dikerok sehingga aliran darah dapat lebih lancar. Ketika aliran darah lancar, maka meriang akan mudah diatasi. 

Pada dasarnya, kerokan masih aman dilakukan oleh ibu hamil. Namun, jangan lakukan dengan tekanan yang keras, atau sampai mengeluarkan darah. 

Bunda juga tidak disarankan mengerok di area perut. Ibu dalam rentang usia kehamilan sebelum minggu ke-37 tidak disarankan kerokan saat sedang demam. Jadi Bunda lebih baik memilih alternatif lain untuk meringankan demam.

Efek Samping Kerokan

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Meski masih menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk meringankan meriang, Bunda perlu mawas diri akan efek samping dari kerokan yang dilakukan terlalu keras. Di antaranya:

1. Kontraksi dini

Gerakan kerokan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya menimbulkan peradangan  pada permukaan kulit.

Secara alami, ketika tubuh mengalami peradangan maka tubuh akan membuat sistem pertahanan tubuh dengan melepaskan cytokines , yaitu sel yang memperkuat tubuh saat virus menyerang tubuh.

Cytokines kemudian akan memicu pelepasan hormon prostaglandin, yang berisiko bagi Bunda karena menyebabkan kontraksi pada rahim.

2. Terinfeksi bakteri atau virus

Akibat lain dari kerokan adalah terbukanya pori-pori kulit menjadi lebih lebar. Hal ini akan semakin meningkatkan risiko masuknya bakteri dan virus pada Bunda dengan lebih mudah.

3. Kelahiran prematur

Akibat kontraksi yang terjadi karena kerokan, akan memungkinkan terjadinya kelahiran lebih cepat. Apalagi bila Bunda melakukan kerokan dengan intensitas yang tinggi, misalnya tiap hari karena faktor kebiasaan kerokan.

4. Inflamasi

Inflamasi atau peradangan yang terjadi akibat kerokan menimbulkan risiko pecahnya pembuluh darah. Selain itu, peradangan juga menyebabkan reaksi kardiovaskuler yang akan meningkatkan suhu tubuh. 

5. Ketagihan

Kebiasaan atau sugesti bahwa kerokan akan menyembuhkan bisa jadi sebab orang yang terbiasa kerokan akan melakukannya terus setiap kali ia merasa tidak enak badan. 

6. Membuat pori melebar

Gerakan kerokan yang melukai kulit, menyebabkan pori kulit melebar. Bila dilakukan terlalu sering dan menjadi kebiasaan yang menahun, tampilan pori-pori dan kulit akan terlihat berbeda dengan area kulit lainnya yang bukan area kerokan. 

Cara Mengatasi Demam Tanpa Kerokan

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Meriang pada dasarnya akan hilang dengan sendirinya saat imun tubuh sudah kembali. Daripada memilih kerokan yang berisiko bila dilakukan dengan cara yang salah, Bunda dapat melakukan hal alami dan sederhana seperti berikut untuk mengatasi meriang:

  • Istirahat yang cukup
  • Minum air putih agar tidak dehidrasi
  • Makan yang cukup 
  • Konsumsi makanan hangat, seperti sup atau soto
  • Minum vitamin
  • Memilih pijat kesehatan
  • Meletakkan alat air humidifier di dalam ruangan
  • Mandi air hangat
  • Untuk meringankan gejala batuk atau sakit tenggorokan dapat berkumur dengan air hangat yang dicampur sedikit garam

Menghindari Kerokan dengan Hidup Sehat

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Meriang adalah reaksi tubuh mempertahankan diri dari masuknya virus atau bakteri. Agar Bunda tidak mudah meriang, ada baiknya Bunda melakukan hal berikut sebelum meriang terjadi:

Orang-orang di Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan kerokan yang biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah masuk angin. Namun, bagaimana dengan kerokan saat hamil, apakah boleh dilakukan?

Menurut dr. Eunike Kiki M. Sitompul dari situs Alodokter, secara medis efektivitas kerokan untuk kesehatan masih membutuhkan banyak penelitian lebih lanjut. Meskipun memang kerokan dapat membantu menghilangkan nyeri sementara saat terjadi tegang otot dan nyeri kronis.

Artikel terkait : Bolehkah ibu hamil pakai koyo? Apa efek sampingnya bagi janin?

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

"Kerokan bekerja dengan melebarkan pembuluh darah di area yang dikerok, sehingga panas tubuh keluar. Selain itu, kerokan dipercaya dapat melepaskan faktor-faktor anti peradangan di dalam tubuh yang kemudian bekerja mengobati penyakit terkait seperti demam, asma, nyeri leher, dan lainnya," jelas Eunike.

Terkait kerokan saat hamil, ternyata hal tersebut tidak dianjurkan khususnya ketika usia kehamilan trimester 1. Alangkah lebih baik, apabila ibu hamil merasakan keluhan akibat badan pegal dan sakit, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Kerokan saat hamil

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Selain itu, menurut dr. Seprini Timurtini Limbong dari KlikDokter, kerokan saat hamil pun tidak boleh dilakukan saat memasuki usia kehamilan trimester ketiga. Atau dalam rentang waktu sebelum 37 minggu kehamilan.

"Jika dikeroknya tidak sampai berdarah-darah tidak apa-apa, boleh saja. Hanya harus hati-hati pada saat memasuki usia trimester ketiga kehamilan," jelas Seprini.

"Apabila dikerok terutama pada bagian belikat dan pinggang, hal itu bisa memicu hormon oksitosin. Hal itu berisiko menyebabkan kontraksi dini," imbuhnya menjelaskan.

Kondisi tersebut dapat terjadi pada saat usia kehamilan masih belum menginjak 37 minggu. Sementara itu, apabila kerokan saat hamil dilakukan setelah melewati usia kehamilan tersebut, maka kemungkinannya boleh dilakukan.

Selain itu, kerokan saat hamil juga harus dilakukan secara hati-hati. Tak luput, penggunaan minyak atau balsam saat kerokan juga harus diperhatikan dosis penggunaannya.

Artikel terkait: Sering masuk angin? Ini obat alami yang ampuh untuk mengatasinya

Dipijat lebih baik daripada kerokan saat hamil

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Ketika kerokan tidak dianjurkan untuk ibu hamil, Seprini menyarankan cara lain pada ibu hamil apabila sedang tidak enak badan atau mengalami gangguan kesehatan, yaitu dengan cara dipijat. Dengan pijatan, ibu hamil akan merasa lebih nyaman.

"Daripada kerokan, lebih baik ibu hamil dipijat biasa saja, karena kerokan berisiko memecahkan pembuluh darah kapiler. Apabila kerokan terlalu dalam, bisa memicu terjadinya infeksi kulit selulitis," ungkapnya.

"Kalau ibu hamil tidak enak badan dan usia kehamilan tidak memungkinkan untuk kerokan, lebih baik minum vitamin dan makan buah. Namun, rekomendasi vitamin harus dari ahli kandungan, bukan yang dibeli bebas," sarannya.

Itulah informasi terkait kerokan saat hamil, jangan lupa Bunda juga harus sering konsultasi dengan dokter apabila mengalami keluhan tertentu saat hamil. Semoga bermanfaat.

 

Referensi : alodokter dan klikdokter

Baca juga :

id.theasianparent.com/bahaya-kerokan/

Cerita mitra kami

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Tips Kehamilan

Hindari 6 Hal Ini untuk Mencegah Bayi Lahir Cacat, Bumil Wajib Tahu!

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Menyusui

Tips Bebas Stres untuk Bunda Menyusui

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Menyusui

5 Cara Agar Anak Lahap Makan Saat Mulai MPASI

Apakah kerokan aman untuk ibu hamil?

Kehamilan

Infertilitas Adalah Gangguan Reproduksi Suami Maupun Istri, Ketahui Penyebabnya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Apa Bahaya kerokan bagi ibu hamil?

Lalu, bolehkah ibu hamil kerokan? Sebenarnya kerokan saat hamil tergolong aman. Hanya saja, lebih baik tidak dilakukan saat memasuki trimester ketiga, atau dilakukan sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Apakah bumil trimester 1 boleh kerokan?

Pada ibu hamil, metode kerokan/gua sha ini tidak dianjurkan khususnya pada usia kehamilan trimester 1. Jika Anda merasakan keluhan keluhan akibat badan pegal, sakit, yang memang umum dijumpai pada wanita hamil, kami sarankan agar Anda berkonsultasilah dengan dokter kandungan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Apa yang harus dilakukan jika ibu hamil masuk angin?

Cara Mengatasi Masuk Angin pada Ibu Hamil.
Konsumsi makanan berserat. Serat bermanfaat untuk melancarkan feses agar mudah dikeluarkan ketika ibu hamil mengalami sembelit. ... .
Penuhi kebutuhan cairan tubuh. ... .
Makan sering dengan porsi kecil. ... .
Makan secara perlahan..

Kenapa ibu hamil sering masuk angin?

Mual dan kembung juga merupakan gejala dari dispepsia atau naiknya asam lambung yang umum terjadi saat hamil. Makanya, bila Anda merasakan sensasi masuk angin, bisa jadi Anda mengalami maag ataupun flu. Namun, faktor penyebab utama masuk angin pada ibu hamil ini adalah perubahan hormon.