Apakah hutan tropis yang subur cepat mengalami pelapukan

Ciri alam yang penting di daerah tropis seperti Indonesia adalah adanya intensitas penyinaran matahari dan curah hujan yang tinggi dan hampir merata sepanjang tahun.  Faktor geologi dan tanah dibentuk oleh kondisi tersebut dan menghasilkan suatu proses yang cepat dari pembentukan tanah baik dari pelapukan serasah maupun bahan induk.  Sebagai hasil dari proses tersebut, sebagian besar hara tanah tersimpan dalam biomassa vegetasi, dan hanya sedikit yang tersimpan dalam lapisan olah tanah.  Hal yang berbeda dengan kondisi di daerah iklim sedang dimana proses pertumbuhan vegetasi lambat dan sebagian besar hara tersimpan dalam lapisan olah tanah.  Oleh karena itu pengangkutan vegetasi ataupun sisa panen tanaman keluar lahan pertanian akan membuat tanah mengalami proses pemiskinan.

Karena keterbatasan pengetahuan, tuntutan keuntungan bisnis, dan batasan waktu, dalam membuka lahan, biasanya persayaratan yang tertentu untuk usaha pertanian tidak dipahami. Sehingga untuk mempercepat pekerjaan, digunakanlah mesin-mesin besar dalam memotong pohon, mengangkutnya dan meratakan tanah. Hasilnya, dalam bentuk permukaan tanah menjadi rata, tetapi ditinjau dari kualitas tanah telah menjadi rusak, karena bahan organik tanah yang juga merupakan bahan semen agregat, telah teraduk dan hilang. Jika kemudian turun hujan, maka dengan mudah tanah dihancurkan untuk kemudian hara terangkut oleh air limpasan permukaan.

Patandianan (1996) dalam Wiharto (2007) menyatakan, bahwa sifat tanah hutan hujan tropis adalah miskin hara sehingga tidak mampu mendukung produktivitas tumbuhan yang sangat tinggi. Namun, produktivitas yang sangat tinggi pada kawasan ini terjadi karena ekosistem hutan hujan tropis memiliki sistem daur hara yang sangat ketat, tahan kebocoran, dan berlangsung cepat (Resosoedarmo et al., 1986 dalam Wiharto, 2007).

Hutan hujan tropis memiliki curah hujan yang merata sepanjang tahun yakni berkisar 9 -12 bulan basah. Hujan selain berfungsi sebagai sumber air juga berfungsi sebagai sumber hara. Terjadinya petir selama musim hujan, menjadi energy alami yang dapat menyebabkan nitrogen terfiksasi dengan hydrogen membentuk nitrit yang dapat turun ke tanah bersama air hujan. Nitrogen termasuk unsur vital bagi tumbuhan karena merupakan bahan penyusun klorofil.

Produktivitas serasah hutan hujan tropis sangat tinggi dibandingkan dengan tipe ekosistem lain, sehingga penyediaan zat hara bagi tumbuhan sangat mendukung bagi peningkatan produktivitas. Data di bawah ini menunjukkan bahwa hutan hujan tropis memiliki laju dekomposisi serasah paling cepat yakni sebesar 0,45 %/hari dibanding dengan tipe ekosistem lain, seperti padang rumput 0,30%/hari, hutan aok 0,018 – 0,095 %/hari. Dengan kondisi lingkungan mikro yang sangat kondusif, proses dekomposisi serasah pada hutan hujan tropis berlangsung cepat. Hal ini berarti bahwa serasah yang jatuh dipermukaan tanah tidak akan lama tertimbun dalam lantai hutan tetapi dapat segera didekomposisi oleh mikroorganisme menjadi zat anorganik sehingga dapat segera diserap kembali oleh tumbuhan (Resosoedarmo et al., 1996 dalam Wiharto, 2007).

Potensi ketersedian hidrogen yang tinggi pada tanah-tanah tropis disebabkan oleh diproduksinya asam organik secara kontinu melalui respirasi yang dilangsungkan oleh mikroorganisme tanah dan akar (respirasi tanah). Jika tanah dalam keadaan basah, maka karbon dioksida (CO2) dari respirasi tanah beserta air (H2O) akan membentuk asam karbonat (H2CO3 ) yang kemudian akan mengalami disosiasi menjadi bikarbonat (HCO3-) dan sebuah ion hidrogen bermuatan positif (H+). Ion hidrogen selanjutnya dapat menggantikan kation hara yang ada pada koloid tanah, kemudian bikarbonat bereaksi dengan kation yang dilepaskan oleh koloid, dan hasil reaksi ini dapat tercuci ke bawah melalui profil tanah (Wiharto, 2007).

Hidrogen yang dibebaskan ke tanah sebagai hasil aktivitas biologi, akan bereaksi dengan liat silikat dan membebaskan aluminium. Karena aluminium merupakan unsur yang terdapat dimana-mana di daerah hutan hujan tropis, maka alminiumlah yang lebih dominan berasosiasi dengan tanah asam di daerah ini. Sulfat juga dapat menjadi sumber pembentuk asam di tanah. Sulfat ini dapat masuk ke ekosistem melalui hujan maupun jatuhan kering, juga melalui aktivitas organisme mikro yang melepaskan senyawa gas sulfur. Asam organik juga dapat dilepaskan dari aktivitas penguraian serasah (Jordan, 1985 dalam Wiharto, 2007 ).

Tanah tropis berkembang dalam lingkungan dan ekologi  yang sangat bervariasi pada permukaan tanah sangat tua atau muda, sehingga memiliki sifat yang sangat beragam (Sanchez cit. Rao et al. 1999). Semua (11) ordo tanah terdapat di daerah tropis. Sekitar 36% (1, milyar ha) memiliki cadangan hara rendah (mengandung <10% mineral dapat lapuk dalam fraksi pasir dan debu), dan 23% (1,1 milyar ha) memiliki kapasitas fiksasi tinggi. Dan 43% tanah tropis merupakan tanah yang kekurangan unsur fosfor, sehingga memerlukan pemupukan P yang cukup tinggi.

Apakah hutan tropis yang subur cepat mengalami pelapukan

Kunci Jawaban IPA Kelas 9 SMP MTs Uji Kompetensi Bab 9 Bagian A Nomor 6-10 halaman 197 dan 198. /Pixabay.com/ArtsyBeeKids

PortalJember.com - Artikel ini berisi kunci jawaban IPA kelas 9 SMP MTs Uji Kompetensi Bab 9 nomor 6-10 pada Buku Kemendikbud Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.

Adik-adik bisa menjadikan kunci jawaban ini sebagai referensi untuk mengerjakan soal IPA nomor 6-10 Uji Kompetensi Bab 9 pada halaman 197 dan 198.

Berikut kunci jawaban IPA kelas 9 SMP MTs Uji Kompetensi Bab 9 bagian A nomor 6-10 halaman 197 dan 198.

Baca Juga: Keuntungan Sistem Terasering di Daerah Pegunungan atau Perbukitan, Kunci Jawaban IPA Kelas 9 SMP MTs

Dilansir PortalJember.com dari alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember, Ninda Sintia Wulandari, S.Pd.

6. Sifat-sifat tanah berubah melalui proses alam dan aktivitas manusia. Berdasarkan pernyataan berikut yang menunjukkan perubahan tanah karena proses alam adalah ....

A. pengikisan nutrisi akibat hujan lebat

B. banjir akibat pembangunan bendungan

Baca Juga: Tabung Manakah yang Tanahnya Paling Cepat Mengendap? Kunci Jawaban IPA Kelas 9 SMP MTs Uji Kompetensi

Pertanyaan:

7. Pelapukan tanah terjadi secara biologi, kimiawi, dan fisika, diantara lokasi berikut yang paling cepat pelapukan tanahnya adalah daerah ....
A. Gurun pasir yang sangat panas
B. Hutan tropis yang ditumbuhi bermacam tumbuhan
C. Padang rumput yang kering
D. Memiliki curah hujan tinggi

(Soal No. 7 PG Bab Tanah dan Keberlangsungan Hidup BSE Kurikulum 2013 (Revisi 2016) Semester 2 Kelas 9, Kemendikbud)

Jawaban:

B. Hutan tropis yang ditumbuhi bermacam tumbuhan

Alasan:
Pelapukan adalah proses hancurnya bebatuan menjadi partikel-partikel yang lebih halus yang menghasilkan tanah, dipengaruhi oleh proses fisik, kimia, maupun biologi. Jenis-jenis pelapukan:

Pelapukan biologi: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya lumut

Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu, iklim atau unsur fisika lainnya. Contoh: perubahan cuaca, karena pengikisan angin, pengikisan air, dll.


Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat-zat kimia. Contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia.

Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin. Curah hujan rata-rata dapat mencerminkan kecepatan pelapukan, tetapi temperatur sulit dapat diukur. Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia akan meningkat dua kali dengan meningkat temperatur setiap 10 derajat celcius. Mineral basa pada umumnya akan lebih cepat lapuk dari pada mineral asam. Itulah sebabnya basal akan lebih cepat lapuk dari pada granit dalam ukuran yang sama besar. Sedangkan pada batuan sedimen, kecepatan pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan bahan semennya.

Apakah hutan tropis yang subur cepat mengalami pelapukan

Gambar 1. Proses pelapukan batuan secara fisika

loading...

loading...