Tekanan darah tinggi atau hipertensi tak hanya menyerang tubuh secara keseluruhan, tetapi juga bisa mengenai paru-paru. Penyakit
ini dikenal dengan istilah hipertensi paru atau pulmonal. Meski jarang terjadi, kondisi ini tak boleh dianggap remeh. Bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penderitanya berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi penyakit. Lantas, apa itu hipertensi pulmonal? Show
Apa itu hipertensi pulmonal?Hipertensi pulomal atau hipertensi paru adalah jenis tekanan darah tinggi yang spesifik memengaruhi pembuluh darah arteri di paru-paru (arteri pulmonal) dan bilik kanan jantung. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah pada pembuluh arteri pulmonal terlalu tinggi. Adapun arteri pulmonal adalah pembuluh darah yang membawa darah kurang oksigen dan kaya karbon dioksida dari bilik kanan jantung ke paru-paru. Peningkatan tekanan darah ini terjadi akibat adanya kerusakan pada arteri pulmonal, yang membuat arteri pulmonal menjadi sempit dan kaku, sehingga bilik kanan jantung menegang dan harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru. Semakin lama, kondisi ini bisa menyebabkan otot jantung Anda menjadi lemah dan menimbulkan gagal jantung. Perbedaan hipertensi pulmonal dengan hipertensi sistemikPenyakit hipertensi paru berbeda dengan hipertensi biasa alias hipertensi sistemik. Dokter spesialis jantung dan ahli hipertensi paru dari Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, dr. Lucia Kris Dinarti, Sp.PD, Sp.JP mengatakan, hipertensi sistemik lebih banyak berkaitan dengan bilik kiri jantung, sedangkan hipertensi pulmonal terjadi pada bilik kanan jantung. Berdasarkan American Heart Association, tekanan darah di paru-paru lebih rendah dari tekanan darah sistemik. Tekanan darah normal sistemik berada di kisaran 90/60 mmHg – 120/80 mmHg, sedangkan tekanan darah normal di paru-paru berada di kisaran 8-20 mmHg saat istirahat. Apa saja tanda dan gejala hipertensi paru?Secara umum, gejala hipertensi biasa dengan hipertensi paru itu berbeda. Menurut dr. Lucia Kris, gejala hipertensi paru lebih banyak mengarah pada masalah pernapasan. Sesak napas atau pusing selama beraktivitas merupakan gejala-gejala awal yang biasanya muncul. Denyut jantung juga dapat menjadi cepat (palpitasi). Seiring berjalannya waktu, gejala‐gejala lain muncul saat melakukan aktivitas ringan atau bahkan saat sedang istirahat. Gejala lainnya meliputii:
“Tidak mudah untuk mendeteksi tanda hipertensi paru, karena gejala-gejalanya memang tidak khas dan mirip dengan penyakit lain. Bahkan anak-anak sering salah didiagnosis dengan penyakit TBC. Padahal, sebetulnya bisa jadi hipertensi paru,” ungkap dr. Lucia Kris yang juga menjalin kerja sama erat dengan Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI). Selain yang disebutakan di atas, kemungkinan terdapat gejala dan tanda lain yang dirasakan. Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai gejala penyakit ini, silakan konsultasikan dengan dokter Anda. Apa penyebab hipertensi pulmonal?Penyebab hipertensi pulmonal, yaitu adanya penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah arteri pulmonal. Sebenarnya, penyebab kondisi tersebut tidak pernah jelas. Namun, ada dua faktor yang membuat seseorang biasanya terkena hipertensi paru, yaitu genetik atau keturunan dan kondisi medis tertentu. Adapun beberapa kondisi medis atau penyakit yang bisa menyebabkan hipertensi paru, yaitu:
Faktor risikoHipertensi pulmonal adalah kondisi kesehatan yang dapat terjadi pada hampir setiap orang. Namun, selain genetik dan kondisi medis tertentu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Meski bisa diderita oleh siapapun, tetapi hipertensi paru biasanya didiagnosa pada seseorang yang berusia antara 30-60 tahun.
Hipertensi paru lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Ini sama halnya dengan penyakit gagal jantung yang lebih sering terjadi pada wanita.
Hidup di dataran tinggi selama bertahun‐tahun dapat membuat Anda cenderung mengidap penyakit ini.
Mengalami obesitas atau kegemukan dapat memperbesar risiko mengalami hipertensi pulmonal.
Beberapa pengobatan yang dapat berpengaruh, misalnya obat penurunan berat badan (fenfluramin dan deksfenfluramin), obat kemoterapi untuk kanker (dasatinib, mitomycin C, dan cyclophosphamide), atau obat antidepresan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
Beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko hipertensi pulmonal, seperti penggunaan obat-obatan terlarang (kokain dan methamphetamin) dan merokok. Apa saja jenis hipertensi paru?Berdasarkan penyebabnya, hipertensi pulmonal dibedakan ke dalam beberapa jenis. Berikut adalah pembagian jenis hipertensi pulmonal berdasarkan standar World Health Organization (WHO): Kelompok 1Jenis hipertensi paru kelompok 1 umumnya terkait dengan masalah pada pembuluh darah. Berikut adalah penyebab hipertensi paru pada kelompok 1:
Kelompok 2Penyebab hipertensi paru kelompok 2 berhubungan dengan penyakit jantung, terutama yang menyerang sisi kiri jantung, seperti:
Kelompok 3Penyebab hipertensi paru kelompok 3 berkaitan dengan kondisi yang menyerang paru-paru, seperti:
Kelompok 4Penyebab hipertensi paru kelompok 4 dihubungkan dengan penyakit pembekuan darah. Entah itu pembekuan darah secara umum atau pembekuan darah yang hanya terjadi di paru-paru (emboli paru). Kelompok 5Hipertensi paru yang masuk kelompok 5 sering dipicu oleh masalah medis tertentu. Sayangnya, sampai saat ini tidak diketahui pasti kenapa berbagai masalah medis di bawah ini bisa menyebabkan hipertensi paru.
Sindrom EisenmengerSindrom Eisenmenger merupakan salah satu jenis penyakit jantung bawaan lahir dan dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi paru. Kondisi ini biasanya terjadi karena ada lubang di antara kedua ventrikel jantung, yang disebut dengan defek septum ventrikel. Bagaimana mendiagnosis penyakit hipertensi pulmonal?Hipertensi pulmonal sulit untuk didiagnosa pada tahap awal karena sering tidak terdeteksi dalam pemeriksaan fisik rutin. Bahkan ketika penyakit ini semakin berkembang, tanda‐tanda dan gejalanya mirip dengan penyakit jantung dan paru‐paru lain. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk membuat diagnosa yang tepat bila Anda dicurigai memiliki hipertensi paru. Tes ini meliputi:
Apa saja pilihan pengobatan untuk hipertensi pulmonal?Menurut Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K), FAsCC, FAPSC, FACC., ahli hipertensi paru dari Rumah Sakit Harapan Kita, hipertensi pulmonal adalah penyakit yang tidak bisa sembuh total. Apalagi jika sudah masuk tahap yang cukup parah. “Penyakit ini bukanlah kondisi yang berdiri sendiri, melainkan akibat dari penyakit tertentu. Oleh sebab itu, pengobatan yang dilakukan harus menyeluruh tidak bisa hanya mengobati penyakit hipertensi paru saja, ” ucap Prof. Bambang Budi. Perawatan yang diberikan dokter pada pasien hipertensi paru bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala, agar kondisinya tetap stabil guna memperpanjang angka harapan hidup. Pengobatan untuk setiap orang pun berbeda, tergantung pada kondisinya masing-masing. Konsultasikan dengan dokter untuk pengobatan yang tepat. Berikut beberapa pengobatan yang mungkin diberikan dokter:
Gaya hidup sehatUntuk membantu memperpanjang angka harapan hidup, selain pengobatan dari dokter, pasien hipertensi pulmonal pun perlu menerapkan hal lainnya, termasuk gaya hidup sehat. Hal ini juga penting untuk mencegah hipertensi pulmonal Anda semakin parah, yang berujung pada komplikasi hipertensi lainnya.
Mengapa terjadi hipertensi pulmonal?Penyebab Hipertensi Pulmonal
Pada hipertensi pulmonal, peningkatan tekanan darah terjadi akibat perubahan pada sel yang melapisi arteri pulmonal. Perubahan tersebut dapat menyebabkan dinding arteri pulmonal menjadi lebih tebal dan kaku, serta terbentuknya jaringan yang berlebih.
Hipertensi pulmonal obat apa?Ada banyak jenis obat-obatan yang bisa diberikan pada pengidap hipertensi pulmonal, antara lain: Antikoagulan, yaitu obat pengencer darah untuk menghambat terbentuknya gumpalan darah. Contoh antikoagulan yang sering digunakan adalah warfarin.
Apakah penyakit hipertensi pulmonal Menular?Hipertensi paru bukan penyakit menular, melainkan merupakan masalah kesehatan global yang cukup krusial.
Apakah hipertensi bisa menyebabkan sesak nafas?Namun, perubahan sel yang melapisi arteri pulmonalis menyebabkan dinding arteri menjadi kaku, bengkak, dan menebal. Perubahan ini menghalangi aliran darah melalui paru-paru sehingga menyebabkan tekanan darah di arteri paru meningkat. Akibatnya, sejumlah gejala hipertensi paru muncul, termasuk sesak napas.
|