Apakah hepatitis b dan c bisa disembuhkan

Kemunculan sejumlah kasus hepatitis di kalangan anak-anak mendapat perhatian Badan Kesehatan Dunia (WHO). Beberapa negara yang mendapat laporan dugaan kasus hepatitis akut ini juga meningkatkan kewaspadaan, termasuk Indonesia. Sebagian besar hepatitis akut sebenarnya bisa sembuh sendiri sehingga tidak ada cara mengobati hepatitis secara spesifik. Namun kasus hepatitis akut yang menyeruak pada April 2022 ini berbeda dengan hepatitis pada umumnya karena tak diketahui penyebabnya.


Seluk-Beluk Hepatitis

Hati adalah organ yang amat penting bagi manusia. Tapi orang-orang cenderung tidak terlalu memperhatikan pentingnya menjaga kesehatan hati. Padahal perannya tak kalah penting dibanding jantung atau paru-paru. Hati alias liver berfungsi membersihkan darah dari zat beracun, menyerap lemak, mendaur ulang sel-sel darah, dan lain-lain. Seperti organ vital lain, hati tak lepas dari risiko kesehatan. Salah satunya adalah peradangan hati atau hepatitis.

Sebanyak 300 juta lebih penduduk dunia tidak sadar bahwa mereka hidup dengan hepatitis. Secara global, hepatitis menyebabkan 1,34 juta kematian. Padahal hepatitis adalah penyakit yang bisa disembuhkan dan dicegah. Cara mengobati hepatitis pun tak selalu harus di rumah sakit.

Hepatitis terdiri atas dua jenis utama, yaitu akut dan kronis. Hepatitis akut adalah hepatitis yang terjadi dalam waktu singkat, sedangkan hepatitis kronis adalah hepatitis yang dialami dalam jangka waktu lebih lama. Jenis hepatitis yang umumnya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus adalah hepatitis akut.

Hepatitis lazimnya terjadi karena infeksi virus hepatitis A, B, C, D, atau E. Semuanya bisa bersifat akut. Hepatitis A bersifat akut. Sedangkan hepatitis B, C, dan D berpotensi menjadi penyakit kronis. Jenis hepatitis yang paling sering berkembang menjadi kronis adalah hepatitis C. Ketika hepatitis sudah bersifat kronis, ada risiko pasien mengalami penyakit hati yang lebih parah, seperti sirosis dan kanker hati, bahkan kematian.

Selain virus, penyebab hepatitis termasuk:

  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Obat-obatan
  • Zat beracun
  • Penyakit autoimun

Pada dasarnya, hepatitis mengacu pada kondisi peradangan hati terlepas dari apa penyebabnya. Jadi apa pun hal yang menyebabkan peradangan hati bisa disebut sebagai penyebab hepatitis.

Hepatitis tidak mengenal usia, ras, ataupun gender. Semua orang berisiko terkena peradangan hati baik yang disebabkan oleh virus ataupun faktor lain. Saat ini baru tersedia vaksin untuk hepatitis A dan B yang diterima secara global. Vaksinasi menjadi kunci utama untuk mencegah infeksi hepatitis. Adapun cara mengobati hepatitis bergantung pada sifat penyakit, penyebab dan atau  jenis virus yang menginfeksi.

Gejala Hepatitis

Orang bisa hidup bertahun-tahun lamanya tanpa tahu bahwa dia mengidap hepatitis. Ini karena hepatitis tidak selalu hadir dengan gejala yang konkret. Itu sebabnya ada risiko hepatitis akut berkembang menjadi kronis tanpa disadari. Cara mengobati hepatitis kronis lebih kompleks daripada hepatitis akut.

Pada hepatitis akut yang disebabkan oleh virus, gejala bisa muncul kapan pun dalam rentang waktu 2 minggu hingga 6 bulan setelah terpapar virus tersebut. Sedangkan gejala hepatitis kronis bisa jadi baru terasa hingga berpuluh tahun kemudian bahkan setelah timbul komplikasi.

Bila muncul, gejala hepatitis akut yang lazim antara lain:

  • Kelelahan
  • Demam
  • Nafsu makan menurun
  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri perut
  • Urine berwarna kuning
  • Tinja berwarna pucat
  • Nyeri sendi
  • Sakit kuning (kulit dan putih mata tampak menguning)
  • Gatal-gatal

Sedangkan gejala hepatitis kronis seringnya baru terasa ketika kerusakan hati sudah parah, misalnya pembesaran limpa, terlihat pembuluh darah yang mirip jaring laba-laba di kulit, telapak tangan memerah, penumpukan cairan di perut, mudah mengalami perdarahan, dan penurunan fungsi otak.

Pengobatan Hepatitis Alami

Ada dua macam cara mengobati hepatitis yang dikenal oleh masyarakat dan dunia medis. Cara pertama adalah pengobatan alami, yakni dengan bahan-bahan yang tersedia di alam tanpa pemrosesan secara farmakologis. Cara kedua adalah pemberian obat farmasi yang bisa ditindaklanjuti dengan tindakan medis sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Contoh obat hepatitis alami:

  • Sylmarin: hasil pengolahan bibit tanaman Silybum marianum ini dipakai untuk mengobati penyakit hati sejak ribuan tahun lalu. Obat alami yang kerap disebut milk thistle ini mengandung banyak antioksidan.
  • Schisandra: ini tanaman beri-berian asal Cina yang kaya akan kandungan antioksidan, anti-peradangan, dan antivirus. Banyak obat tradisional Cina yang menggunakan tanaman herba ini sebagai bahan pembuatan.
  • Kunyit: tanaman ini lazim menjadi bahan obat sekaligus bahan masakan. Kunyit mengandung curcumin yang disebut berguna untuk merawat penyakit hati.
  • Akar dandelion: dandelion adalah tanaman bunga yang memiliki kandungan hepatoprotrektif yang dapat melindungi kesehatan hati.
  • Teh hijau: teh hijau sudah puluhan ribu tahun menjadi bahan obat tradisional Cina. Kandungan antioksidan teh hijau bisa membantu mengurangi peradangan.
  • Bupleurum: tanaman ini banyak digunakan sebagai bahan obat herbal Cina dan Jepang, antara lain untuk mengobati penyakit hati.
  • Akar manis (licorice): banyak kebudayaan negara yang memakai akar manis sebagai bahan obat. Akar manis dipercaya memiliki kandungan yang dapat menjaga kesehatan tubuh, termasuk menangani infeksi hepatitis.

Pengobatan Hepatitis Farmasi

Jika pasien hepatitis mengalami gejala yang membuatnya harus dirawat secara medis, dokter akan memberikan obat-obatan farmakologis sesuai dengan kondisi pasien dan jenis virus hepatitis yang menginfeksi. Pasien hepatitis akut (A dan E) biasanya tidak memerlukan obat karena sistem kekebalan tubuh dapat melawan infeksi virus tersebut. Pasien hanya akan diminta beristirahat dan minum air putih dengan cukup.

Sedangkan obat hepatitis B biasanya hanya diberikan jika penyakit sudah menjadi kronis. Contohnya entecavir, tenofovir, lamivudine, adefovir, telbivudine dan golongan interferon (injeksi pegylated interferon (Peg-IFN). Hepatitis D umumnya menginfeksi bersama hepatitis B sehingga penanganannya bersamaan.

Adapun obat penyakit hepatitis C difokuskan untuk mencegah virus menggandakan diri dan mematikan virus yang ada di aliran darah baik dengan injeksi pegylated interferon (Peg-IFN) maupun direct-acting antiviral (DAA) tablet. Direct-acting antiviral tablet ini merupakan obat sangat aman dan efektif pada pengobatan  hepatitis C, oleh karena waktu pengobatan pendek  sekitar 12 hingga 24 minggu dan efek samping yang minimal jika  dibandingkan interferon. Beberapa obat golongan DAA yang telah di rekomendasikan dan sebagian  telah beredar di Indonesia dengan penggunaan tunggal maupun kombinasi yaitu ; sofosbuvir, simeprevir, dan daclatasvir, Velpatasvir, Elbasvir, Grazoprevir dan Ledipasvir.

Jika Anda didiagnosis menderita hepatitis, ketahui cara mengobati hepatitis yang aman dengan berkonsultasi kepada dokter. Pengobatan alami umumnya hanya menjadi alternatif atau pelengkap pengobatan farmasi.

Hepatitis jenis apa yang paling berbahaya?

Hepatitis B termasuk paling berbahaya karena mudah menular dan cenderung berkembang menjadi kanker hati; Hepatitis C terjadi ketika terkena darah atau menggunakan jarum suntik yang sama dengan penderita, baik saat menyuntikkan obat-obatan atau lewat jarum tato.

Apakah hepatitis B bisa di obati?

Kendati memiliki ancaman kematian yang tinggi, hepatitis bisa dicegah dan diobati. Pada Hepatitis B pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko serta memberikan kekebalan dengan imunisasi aktif dan pasif. Untuk pengobatan hepatitis B dilakukan dengan pemberian vaksin dalam jangka waktu seumur hidup.

Apa Perbedaan hepatitis B dan C?

Virus hepatitis B memiliki DNA sehingga dapat berintegrasi dengan DNA sel inang (manusia) yang diinfeksi. Beda halnya dengan virus hepatitis C yang merupakan virus RNA dan hanya dapat memanfaatkan sel inang untuk memperbanyak diri tanpa berintegrasi dengan DNA sel inang.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA