Apakah fotografi termasuk seni rupa dua dimensi

FOTO SENI ( FINE ART PHOTOGRAPHY )

Fotografi merupakan kegiatan menggambar atau menulis menggunakan cahaya. Karena hasilnya yang berupa benda visual, dapat dikatakan pula bahwa fotografi merupakan salah satu alat komunikasi efektif yang digunakan oleh seorang fotografer kepada para penerima pesan. Sedangkan seni adalah kegiatan manusia dalam merefleksikan kenyataan ke dalam sebuah karya yang bentuk dan isinya memiliki daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu didalam rohani si penerima. Selain itu, seni juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara dalam mengkomunikasikan sebuah pesan dari seniman kepada para penerima pesan dengan memerhatikan aspek keindahan.

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa fotografi seni merupakan kegiatan transfer pesan secara visual yang berdasarkan pengalaman sang fotografer yang merangkap sebagai komunikator kepada penyampaian pesan secara visual dari pengalaman yang dimiliki fotografer kepada komunikan dengan tujuan untuk mempengaruhi jalan pikirannya. Menonjolkan aspek keindahannya merupakan ciri khas dari cara penyampaian pesan melalui fotografi seni ini jika dibandingkan dengan cara atau media penyampaian pesan lainnya. Untuk mencapai tujuan dari komunikasi melalui fotografi seni ini, perlu adanya pemenuhan beberapa persyaratan yang lebih dikenal dengan sebutan AIDA: Attention, Interest, Desire, and Action atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Perhatian, Ketertarikan, Keinginan, dan Tindakan.

Syarat pertama adalah harus menarik perhatian (attention) orang yang melihat. Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya seni lainnya akan sulit tersampaikan. Kedua, sebuah karya foto harus mampu menimbulkan ketertarikan (interest) terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah orang tertarik pada karya foto yang dibuat, maka dari sana proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan (desire) untuk mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Setelah timbulnya keinginan, maka akan timbul pula sebuah tindakan (action) yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh seorang fotografer. Jika kesemua syarat ini terpenuhi, maka foto yang dihasilkan oleh seorang fotografer tersebut dapat dikatakan berhasil sebagai media komunikasi.

Tindakan yang muncul dari seorang komunikan tersebut bisa beraneka macam tergantung pesan yang disampaikan. Tindakan-tindakan tersebut meliputi tindakan yang abstrak seperti munculnya.Banyak buku dengan referensi berbeda menjelaskan mengenai fotografi seni ini. Diantaranya disebut Art photography yang menekankan kepada sebuah bidikan di dalam fotografi diakui sebagai sebuah seni. Yang akan memberikan sebuah persepsi dan emosi hati dari seorang fotografer dan dapat membagikan karya tersebut ke khalayak ramai. Fine art photography sebagai sebuah gambar yang diproduksi demi penjualan suatu produk (komersial). Sebuah produksi gambar yang akan mengedepankan kepada pemenuhan kebutuhan visual fotografer demi mendapatkan hal yang enak dilihat oleh mata.

Defenisi selanjutnya berarti segala sesuatu yang sukar dipahami, tetapi ketika seorang fotografer mengambil gambar dan menjiwai daripada gambar yang akan diambilnya tersebut. Layaknya untuk penerbitan majalah seperti untuk fotografi pupular, dicetak, maupun sebagai pameran, bahkan perasaan tertentu (sedih, senang, marah, terharu, dan lain-lain) dan tindakan yang nyata seperti membeli produk yang ditawarkan oleh fotografer), memberikan bantuan kepada korban bencana alam, dan lain sebagainya.

History The Art of Photography

Pada akhir abad ke-10 Masehi, Ibnu al-Haitham bersama dengan Kamaluddin al-Farisi berhasil menemukan prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera dan menerapkannya dalam sebuah kamera kotak yang bernama Obscura. Kemudian kamera Obscura ini pun mulai diperkenalkan secara luas di Barat oleh Cardano Geronimo pada abad ke-16 Masehi dengan mengganti lubang bidik pada kamera dengan lensa. Tahun 1665, disusunlah kamera berukuran kecil yang fungsinya hampir sama seperti kamera Obscura.

Pada masa ini, perkembangan fotografi hanya berpusat pada pengembangan sistem kamera itu sendiri. Sedangkan hasil dari kamera, yang berupa gambar foto, fungsinya sebagai perekam suatu benda atau peristiwa tanpa dianggap sebagai suatu karya seni visual layaknya lukisan ataupun arca pada masa itu. Artis-artis visual berpendapat bahwa gambar foto yang dihasilkan oleh kamera bukan dengan kemahiran tangan fotografer, melainkan karena kecanggihan dari kamera itu sendiri. Oleh karena itulah mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa gambar foto merupakan suatu karya seni.

Namun, pada akhir tahun 1860an, muncul istilah aliran pictorialism yang diperkenalkan oleh Henry Peach Robinson, penulis asal Inggris, dalam bukunya yang berjudul Pictorial Effect in Pho-

tography (1869). Dan Alfred Stieglitz adalah tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan aliran ini demi diakuinya fotografi sebagai karya seni pada abad ke-20. Aliran pictorialism merupakan aliran dalam fotografi yang menekankan keindahan dari subjek, nada, dan komposisi daripada doku-

mentasi suatu realitas. Teknik fotografi yang digunakan dalam aliran ini diantaranya sengaja mengkaburkan fokus, menggunakan filter untuk kesan tertentu, membuat cetakan nada warnasepia dan memanipulasi foto di dalam ruang gelap agar foto yang dihasilkan menyerupai karya lukisan.

Terdapat pro dan kontra atas munculnya aliran pictorialism ini. Sebagai pihak yang kontra, Adams Ansel beserta beberapa fotografer lainnya, yaitu Mogen Cunningham, John Paul Edwards, Preston Holder, Consuelo Kanaga, Alma Lavenson, Sonya Noskowiak, Henry Swift, Willard Van Dyke, Brett Weston, and Edward Weston, mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Group f/64 yang resmi diumumkan pada tanggal 15 November 1932 di depan museum peringatan M. H. de Young, San Fransisco. Nama perkumpulan ini diambil dari ukuran aperture yang dapat mem-

berikan fokus pada gambar foto yang paling tajam, sesuai dengan unsur terpenting dalam pekerjaan anggota kelompok ini yaitu membuat gambar foto dengan kualitas ketajaman gambar yang terbaik. Perkumpulan ini mengatakan bahwa aliran pictorialism tidaklah menunjukkan identitas fotografi yang sesungguhnya. Maka dari itu, mereka terus memperjuangkan aliran straight photography yang mencoba untuk menggambarkan sebuah adegan secara lebih realistis dan objektif sesuai dengan yang ditampilkan oleh medium dan menolak adanya penggunaan manipulasi.


FOTO SENI ( FINE ART PHOTOGRAPHY )

Pengertian foto seni adalah suatu karya foto yang memiliki nilai seni, suatu nilai estetik baik yang bersifat universal maupun terbatas. hasil karya foto seni biasaya memiliki daya simpan dalam waktu lama tanpa mengurangi nilai seninya. Foto seni cukup berpengaruh pada cabang fotografi lain semisal foto jurnalistik.

Sebuah karya atau foto dapat dikatakan sebagai benda seni,ketika bukan hanya merupakan hasil upaya proses reproduksi belaka. pemunculan ide atau gagasan dalam menciptakan foto seni tidaklah muncul begitu saja dan terkesan dadakan. foto seni yang baik biasanya melalui suatu proses pengamatan empirik komparasi, perenungan, dan juga serangkaian mimpi-mimpi yang panjang dan lalu berakhir sebagai sebuah eksekusi :konsep dan visi dan misi yang transparan dan baru. foto seni bukan merupakan merupakan bagian dari cabang seni rupa yang paling muda.

penyempurnaan teknik dan kualitas gambar fotografi terjadi pada akhir abad ke-19, ketika pasaran Amerika dibanjiri oleh kamera kodak yang dipopulerkan oleh George Eastmen. Namun perkembangan foto seni di Indonesia sebenanya terjadi pada sekitar akhir abad delapan belas, ada warga indonesia yang telah mampu membuat foto-foto indah menawan daik di dalam studio maupun di alam bebas, dan memiliki kadar seni yang sangat baik. Perhitungan matang mengenai objek,lighting dan komposisinya jelas sangat diperhatikan.Meskipun pencetakan fotonya terhitung sangat baik namun foto yang dihasilkan pada jaman itu masih terkesan beku karena ketika memotret suatu objek semisal manusia, maka si model di haruskan diam untuk beberapa saat dikarenakan teknologi pada kamera saat itu masih sederhana.

Tokoh foto seni

Ansel Adam adalah seorang fine art photographer Amerika terbesar di abad ke-20. Adam tidak hanya dikenal sebagai seorang fotografer seni tetapi juga berkan konstribusinya di dunia pendidikan fotografi dengan menemukan metode Zone System bersama rekannya Fred Archer pada tahun 1940-an.

Metode zone system secara umum merupakan proses terencana dalam pembuatan foto mulai dari pra visulisasi, pengakumulasian cahaya, sampai memproses film cetakan foto yang berkualitas maksimal. Sehingga fotografer saat ini tidak lagi mengandalkan keberuntungan semata dalam pencahayaan hasil karyanya.

foto seni adalah foto-foto piktorialisme yang menonjolkan estetika yang meniru pencitraan gambar atau lukisan. foto seni lebih mengedepankan keindahan atau artistik yang terkandung dalam sebuah foto dibandingkan kandungan makna foto itu sendiri. Elemen-elemen yang dieksploitasi oleh fotografer foto seni biasanya adalah komposisi, penyinaran yang dramatis, dan nada warna.

Maka dapat disimpulkan bahwa foto seni merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsep perencanaan, pembuatan, penerapan teknis secara akurat termasuk pemrosesan film ataupun file digital. Menurut seorang fotografer ternama, hanya foto jurnalis yang harus apa adanya dan tidak boleh dimanipulasi, berbeda dengan fine art yang proses digitalnya hanya merupakan alat pembantu berkarya.

Dalam menciptakan karya seni konsep utama yang harus di persiapkan adalah idelisme pribadi.pengembangan konsep tersebut lalu disesuaikan dengan sarana yang ada, pengaruh lingkungannya, kesulitan yang mungkin terjadi, dan dukungan peralatan sebagai faktor teknis pendukung.

foto seni tidak sama dengan foto komersial yang dibuat untuk kepuasan konsumen, Foto seni lebih bertujuan untuk mencurahkan kreatifitas fotografer dalam mengambil gambar. Biasanya seorang fotografer membuat foto seni untuk kepuasan pribadi dan tidak memikirkan kompensasi dalam bentuk uang. oleh karena itu pekerjaan sebagai fotografer foto seni lebih dominan dilakukan sebagai hobi dibandingkan pekerjaan.

Dalam weekly phothography challenge dapat di tarik kesimpulan bahwa Fine Art photography membutuhkan keterampilan komposisi dimana fotografer memainkan elemen-elemen yang tersedia dalam objek sperti garis, bidang dan ruang yang tersedia. Juga unsur cahaya yang tersedia.

Fotografi seni jugatidak dapat secara baku di klasifikasikan sebagai suatu genre. Foto landscape, makro dan lain-lain dapat dibuat menjadi foto seni dengan permainan sudut pengambilan gambar dan imajinasi sang fotografer tanpa melupakan unsure cahaya dan pencahayaan yang merupakan unsure utama dari fotografi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil foto seni adalah fotografi seni mengutamakan objek sebagai bidang dua dimensi, sebagai contoh jika mengambil foto seni mengenai manusia maka yang diperhatika dalam foto seni adalah lekuk-lekuk anatomi, garis-garis rambut, alis dan pedar mata yang artistic. Sedangkan apa yang sedang di kerjakan oleh manusia itu sendiri cenderung di abaikan. Dalam pengambilan fotografi seni bendapun yang diutamakan adalah nilai estetika, sedangkan nilai gunanya cenderung diabaikan.

Ada perbedaan pandangan antara kegunaan fotografi seni dilihat dari segi komersilanya, dalam blog shutterbug dinyatakan bahwa foto seni dapat digunakan sebagai salah satu penambah pendapatan karena dapat di komersialkan sedangkan dalam dalam blog hitam putih penulis menemukan pernyataan bahwa foto seni diciptakan oleh seorang fotografer hanya untuk kepuasan sang fotografi tanpa memikirkan nilai jual dari foto tersebut sehingga foto seni lebih dianjurkan sebagai hobi saja bukan merupakan suatu pekerjaan.

Fine art dalam fotografi sama seperti cabang seni yang lain yang tidak terkait dengan fungsi yang merupakan sebagai media ekspresi atau simbol diri . Seni pada fotografi sering disebut Fine art.

Menurut Andreas Feininger (1955) kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan karya seni. Nilai yang terkandung lebih dari karya seni itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera tersebut

Ungkapan Feininger memang ada benarnya . Jika kamera diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang dapat memetik dawai gitar tersebut. Tetapi belum tentu orang tersebut mampu memainkan lagu yang indah dan enak didengar. Sama halnya dengan kamera, setiap orang bisa saja menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto . Tapi tidak semua orang yang mampu memotret itu dapat menghasilkan karya imajinasi yang indah dan mengesankan. Sebuah foto dinilai indah terdapat pada sebuah guratan warna dan komposisi gambarnya dan akan memiliki daya kejut yang lain . seorang fotografer professional, Ferry Ardianto mengemukakan mengenai foto yang bagus itu adalah foto yang informatif yang mencakup konteks, content , dan komposisi (tata letak dan pencahayaan). Maksud beliau, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan dengan jelas, misalnya tentang pemandangan .

Pertanyaan :

1. jelaskan definisi Foto seni (Fine art ) yang anda ketahui !

2.Apakah foto seni dapat dikomersilkan?jelaskan !

3.foto yang bagaimanakah yang disebut foto seni?jelaskan!


sumber :

//www.shutterbug.com/content/fine-art-photography-striking-balance

http : //fotografi.isi-dps.ac.id/berita/foto-seni-konsep-estetika-dalam-fotografi

//studiofotografi.com/2010/01/seni-tips-foto/

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA