Apakah flek paru bisa sembuh sendiri

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis biasa dikenal dengan sebutan TB, paru-paru basah, atau flek paru. TB pada umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang organ lain, seperti kelenjar getah bening, kulit, selaput otak, usus / saluran pencernaan, ginjal, tulang, dan lain sebagainya. Menurut WHO, sebanyak 10 juta orang di dunia terkonfirmasi menderita TB pada tahun 2020 dan Indonesia menyumbang sejumlah 351.936 kasus pada tahun yang sama. Biarpun mengalami trend penurunan kasus tiap tahunnya, Indonesia pernah menduduki peringkat kedua kasus terbanyak di dunia pada tahun 2016.

 

Tuberkulosis bukanlah penyakit keturunan, melainkan penyakit menular. Bakteri Mycobacterium tuberculosis ditularkan lewat udara dari pasien penderita TB ke orang yang berada di sekitarnya melalui percikan air ludah pasien pada saat berbicara, batuk, atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung, serta meludah di sembarang tempat. Bakteri ini bisa bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap, lembab, dan kurang sinar matahari langsung. Bakteri Tuberkulosis tidak dapat menular melalui perlengkapan sehari-hari pasien TB, seperti peralatan makan, mandi, pakaian, serta alas dan peralatan tidur yang dijaga kebersihannya dengan cara mencuci peralatan tersebut dengan bersih dan benar.

 

Gejala yang dialami oleh pasien yang terkonfirmasi TB biasanya batuk lebih dari 2 minggu, merasa sesak pada pernafasan, serta sering berkeringat tanpa sebab pada malam hari. Hal ini sering dikira guna-guna oleh masyarakat Indonesia. Belum lagi penanganan yang sangat lama, masyarakat Indonesia sering menyambungkan hal-hal mistis pada pasien yang terjangkit bakteri TB.

 

Penyakit Tuberkulosis dapat diobati dengan cara meminum obat anti TB secara terus menerus selama jangka waktu yang ditentukan oleh dokter tanpa boleh terputus. Apabila pasien berhenti sebelum jangka waktu yang disarankan oleh dokter, bakteri TB berpotensi untuk kebal terhadap obat-obatan yang diberikan. Hal ini bisa menyebabkan bakteri TB menjadi lebih berbahaya dan penyakit TB semakin sulit untuk diobati.

 

Obat-obatan yang diberikan kepada pasien TB biasanya terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid, dan Ethambutol. Obat-obatan ini diberikan secara bertahap dan dibagi dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan. Obat diberikan pada tahap awal bertujuan untuk menonaktifkan bakteri dalam tubuh. Pengobatan biasanya berlangsung selama 2 bulan dan diberikan setiap hari tanpa boleh putus. Pada tahap intensif, obat diberikan dengan tujuan untuk mematikan bakteri yang masih berada dalam tubuh pasien. Biasanya pada tahap ini pasien diberikan obat tiga kali seminggu atau sesuai anjuran dokter setelah pengobatan tahap awal berakhir. Tahap lanjutan bisa berjalan selama 4 hingga 6 bulan sesuai dengan berat ringannya penyakit TB dan saran dari dokter.

 

Dalam menangani kasus TB, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengadakan program TOSS TB (Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh). Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah menemukan, mengobati, dan menyembuhkan pasien TB demi menghentikan penularan TB di Indonesia. Puskemas, klinik, hingga rumah sakit pun diajak untuk bekerja sama dengan program TOSS TB ini agar pasien dapat dengan mudah terlayani dengan baik.

 

Rumah Sakit Santa Clara Madiun adalah salah satu rumah sakit yang bersinergi dengan Kementerian Kesehatan dalam menjalankan program TOSS TB. Penanganan pada pasien Tuberkulosis pun sangat gencar dilakukan secara intensif. Jalur fast track juga diberikan bagi pasien konfirmasi TB agar penanganan dapat dilakukan secara eksklusif dan meminimalisir adanya penularan di area rumah sakit. Obat-obatan diberikan langsung oleh Kementerian Kesehatan secara gratis kepada pasien yang sudah terkonfirmasi TB.

 

Segera periksakan kondisi anda di Rumah Sakit Santa Clara Madiun apabila anda mulai merasakan batuk yang tak kunjung sembuh, sesak pada pernafasan, atau sering berkeringat tanpa adanya aktivitas pada malam hari. Dapatkan pelayanan yang maksimal dan obat-obatan yang anda butuhkan.

GridHEALTH.id - Flek paru bisa disebabkan oleh banyak penyakit infeksi yang menyerang organ pari-paru.

Meski demikian, umumnya masyarakat Indonesia menganggap flek paru adalah penyakit TBC (tuberkusis).

Hal itu seperti yang dijelaskan artikel "Salah Kaprah "Vlek" pada Anak" yang dilansir dari laman idai.or.id (6/5/2015).

Baca Juga: Daripada Nyesel Bela-belain Budaya Pagi Hari Sejuta Umat Ini, Mulai Besok Stop, Berat Badan Cepat Naik dan Maunya Makan Melulu

Dimana penyakit infeksi TBC disebut sebagai flek paru lantaran untuk memperhalus penyebutan penyakit saja.

Diketahui pada masyarakat kita, pasien TBC masih memiliki stigma yang kurang baik.

Namun terlepas terkait flek paru atau penyakit TBC pada anak ini memang perlu penanganan serta pengobatan yang tepat dan segera.

Sebab jika penyakit TBC sudah menjadi aktif, ini dapat menular dan mematikan.

Yang perlu diketahui pada penyakit ini adalah bahwa pengobatan TBC harus melibatkan dokter dan perawat spesialis TBC.

Baca Juga: Cara Deteksi Infeksi Bakteri TBC, Mulai TBC Paru, Non-Paru dan Laten

Sebab pengobatan TBC dilakukan dengan menggunakan kombinasi antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Dilansir dari cdc.gov (5/4/2016), berikut pengobatan TBC pada anak, baik itu TBC Laten maupun TBC Aktif.

1. Pengobatan TBC Laten pada Anak

Anak-anak dengan infeksi TBC laten harus segera menerima pengobatan untuk mencegah infeksi berkembang menjadi penyakit TBC Aktif.

Konsultasi dengan ahli TBC anak dianjurkan sebelum pengobatan dimulai.

Baca Juga: Tolong Dong Jaga Prokes, Luhut Kecewa Jelang Akhir Tahun Masyarakat Makin Abai Prokes

Anak-anak di atas usia 2 tahun dapat diobati untuk infeksi TBC laten dengan obat antibiotik isoniazid-rifapentin sekali seminggu selama 12 minggu.

Pengobatan alternatif untuk infeksi TBC laten pada anak-anak termasuk 4 bulan rifampisin harian atau 9 bulan isoniazid setiap hari.

Regimen tersebut sama-sama dapat diterima, namun, dokter harus meresepkan rejimen pendek yang lebih nyaman, jika memungkinkan.

Terlebih akan lebih baik jika pasien lebih mungkin untuk menyelesaikan rejimen pengobatan yang lebih pendek.

Baca Juga: Tak Hanya Batuk, Ini Gejala TBC Pada Anak yang Perlu Diwaspadai

2. Pengobatan penyakit TBC Aktif pada Anak

Penyakit TBC Aktif diobati dengan meminum beberapa obat anti TBC selama 6 sampai 9 bulan.

Penting untuk dicatat bahwa jika seorang anak berhenti minum obat sebelum selesai, anak dapat jatuh sakit lagi.

Jika obat tidak diminum dengan benar, bakteri yang masih hidup dapat menjadi resisten terhadap obat tersebut.

TB yang resistan terhadap obat lebih sulit dan lebih mahal untuk diobati, dan pengobatan berlangsung lebih lama (sampai 18 sampai 24 bulan).

Untuk itu pengobatan TBC pada anak ini perlu pengawasan dan perhatian khusus para orangtua.

Selalu konsultasikan dengan dokter jika ada sesuatu yang membuat bingung perihal penngobatan TBC pada anak.(*)

Apakah flek di paru

Fase mengobati penyakit TB memang merupakan tahap paling krusial bagi penderitanya. Sekalipun membutuhkan waktu yang cukup lama, Anda harus disiplin dalam meminum obat sesuai anjuran dokter. Dengan demikian, flek paru-paru yang diderita bisa sembuh tanpa komplikasi yang berarti.

Apa yang dirasakan penderita flek paru?

Beberapa gejala flek paru-paru meliputi batuk dalam jangka waktu lama yang mengeluarkan lendir atau darah, nyeri dada saat bernapas atau saat batuk, penurunan berat badan yang sangat signifikan, kelelahan, demam, keringat malam, panas dingin, serta hilangnya selera makan.

Apa ciri ciri flek paru

Seperti apa Ciri-ciri dan Gejala flek paru-paru?.
Susah bernafas..
Rasa sakit di dada..
Batuk (biasanya disertai dahak)..
Keringat berlebih khususnya saat malam..
Mudah lelah..
Demam..
Berat badan turun drastis..
Timbul suara mengi..

Flek TB apakah bisa hilang?

Bisa. Apabila pengobatan telah selesai dan setelah melakukan serangkaian pemeriksaan Anda dinyatakan sembuh, maka bercak paru akan hilang. Namun pada penderita TB paru kronis, gambaran rontgen dapat menunjukkan bercak paru kronis (fibrosis).