Apakah film KKN Desa Penari diambil dari kisah nyata?

Mengangkat 'kisah mistis' dan 'berhasil membangun rasa penasaran penonton' menjadi dua hal yang melatarbelakangi kesuksesan film KKN di Desa Penari.

Sejak ditayangkan perdana pada 30 April lalu, film ini telah disaksikan setidaknya 7,5 juta orang dan menjadikannya sebagai film terlaris Indonesia sepanjang masa -mengalahkan Warkop DKI Reborn:Jangkrik Boss! Part 1 yang mencatatkan 6,8 juta penonton.

Produser film dari MD Pictures, Manoj Punjabi, berharap KKN di Desa Penari menjadi titik tolak atau tonggak sejarah kebangkitan film Indonesia.

KKN di Desa Penari berawal dari sebuah utas di Twitter pada 24 Juni 2019 yang dibuat oleh akun anonim @SimpleMan. Utas itu kemudian menjadi viral karena diretweet sebanyak 74 ribu kali dan disukai hampir 200 ribu kali.

Usai heboh di jagat dunia maya, kisah perjalanan enam mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil dijadikan buku pada September 2019, dan selanjutnya diangkat ke layar lebar.

Sejak diputar di bioskop pada 30 April lalu, film besutan sutradara Awi Suryadi ini berhasil menjadi box office di Indonesia dan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Kritikus film, Wina Armada, mengatakan capaian tujuh juta penonton film KKN di Desa Penari 'mencengangkan'.

Kendati ia sudah memprediksi film ini akan meledak di pasaran, tapi perkiraannya hanya menembus angka empat juta penonton.

Dan menurutnya ada beberapa faktor mengapa film ini laris.

Pertama, karena ceritanya sangat dekat dengan karakter masyarakat Indonesia yang memercayai dan menggandrungi kisah-kisah mistis.

"Kalau kita perhatikan film-film Indonesia yang meledak umumnya ada dua; komedi atau humor dan mistis. Di Indonesia seseorang yang bergelar professor saja masih ada suka datang ke kuburan-kuburan keramat. Ini menunjukkan sains dan mistis masih berjalan paralel," ujar Wina Armada kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Jumat (20/5).

Itu mengapa, sambung Wina, film berlatar cerita mistis atau horor selalu bisa menembus satu juta penonton. Sebut saja film Jailangkung, Danur, Suzzanna: Bernapas dalam Kubur, dan Pengabdi Setan.

"Sedangkan film berbau seks ternyata bertentangan dengan asumsi banyak orang bahwa akan laku. Sebab hampir tidak ada yang meledak, apalagi setelah menjalarnya dunia digital."

Selain karena mengangkat kisah mistis yang dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, film ini dinilai berhasil membangun rasa penasaran masyarakat, kata kritikus film Eric Sasono.

Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, perilaku penonton berubah. Orang-orang menjadi terbiasa menonton film di rumah. Itu mengapa para pegiat film memutar otak bagaimana membuat mereka mau meninggalkan kursi nyamannya di rumah dan pergi ke bioskop.

Film KKN di Desa Penari yang telah tertunda penayangannya selama dua tahun, kata Eric, rupanya membentuk keingintahuan orang.

Penundaan penayangan yang turut dibicarakan di media sosial, secara tak langsung menarik perhatian terhadap film ini sehingga membentuk ekspektasi tertentu.

"Dua tahun orang-orang merasa kayak di-PHP-in [diberi harapan palsu]. Calon penonton yang sebegitu engaged dengan ceritanya tapi filmnya enggak ada-ada juga."

"Yang tadinya orang-orang nunggu benar enggak sih film ini bagus, akhirnya nontonlah orang-orang, mereka berdatangan."

"Rupanya ekspektasi penonton terpenuhi."

Catatan Eric, film garapan Awi Suryadi selalu konsisten meraup satu juta penonton. Itu artinya film-film horor buatannya digarap dengan baik atau tidak asal-asalan.

Dia juga berkata film horor hampir pasti selalu laris karena penggemarnya cukup banyak. Karena itulah bukan fenomena baru jika horor merajai perfilman Indonesia.

KKN di Desa Penari bercerita soal apa?

Cerita KKN di Desa Penari disebut berasal dari kisah nyata yang terjadi di sekitar tahun 1998. Kisah berkisar soal enam mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di suatu desa terpencil yang memiliki legenda urban berupa tempat keramat yang tidak boleh dimasuki manusia.

Di film tersebut, Badarawuhi adalah ratu penguasa lokasi keramat yang ada di desa KKN dilaksanakan. Badarawuhi digambarkan sebagai siluman ular yang sangat cantik dan merupakan penari dan pemilik sinden (tempat mandi para penari) yang berada di tempat keramat itu.

Namun sepasang mahasiswa peserta KKN melanggar aturan yang ditetapkan di desa itu sehingga mengundang amarah serta kutukan Badarawuhi.

Produser film, Manoj Punjabi, mengatakan biaya produksi film ini hingga marketing menelan biaya sampai Rp15 miliar.

Dikutip dari akun @bicaraboxoffice pada Jumat (20/05), estimasi pendapatan kotor KKN di Desa Penari mencapai Rp207 miliar.

Selama penayangan pula cerita viral adanya penonton yang kesurupan saat menonton bertebaran di media sosial.

Pangsa pasar film Indonesia terbuka lebar

Capaian penonton film KKN di Desa Penari, menurut kritikus film, Wina Armada, kemungkinan akan terus bertambah lantaran film ini belum akan turun layar.

Jika sampai akhir penayangan film tersebut bisa menembus angka 10 juta penonton, maka patut dicatat dalam sejarah film Indonesia yang belum tentu bisa digapai sekian tahun lagi oleh film-film lain.

Kendati demikian dengan catatan tujuh juta saja, Wina menilai pangsa pasar film di Indonesia sangat terbuka lebar.

"Jadi para pembuat film Indonesia harus percaya bahwa ada potensi pangsa pasar yang luar biasa yang dapat digarap."

"Tapi selain substansi film bagus, manajerial dari produksi film harus diperhatikan. Mungkin biaya promosi dengan produksi fifty/fifty atau bisa lebih mahal sehingga film enggak hanya selesa dibuat, namun setelah dibuat ada promosi yang luar biasa yang bisa memengaruhi persepsi masyarakat."