Apakah boleh setelah makan langsung minum obat?

Bobo.id - Makan dulu sebelum minum obat. Kata itu adalah kata yang sering kita dengar ketika sedang sakit. 

Nah, kenapa, ya, kebanyakan obat harus minum obat setelah makan?

Ini adalah tujuh alasan obat harus diminum setelah makan.

1. Agar Efek Obat Lebih Manjur

Beberapa obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri pada dada dan gangguan pencernaan lebih manjur atau efektif jika diminum setelah makan.

2. Agar Tidak Mual atau Muntah

Beberapa obat seperti madopar, bromocriptine, dan allopurinol memiliki efek samping yaitu menyebabkan mual dan muntah saat diminum.

Oleh karena itu lebih baik minum obat jenis ini saat setelah makan.

Baca Juga: Tak Perlu Langsung Minum Obat, Redakan Mual dengan Bahan Alami Ini

3. Agar Asam Lambung Tidak Naik

Beberapa jenis obat seperti aspirin dan obat gangguan pencernaan yang berkaitan dengan asam lambung lebih baik diminum saat setelah makan.

Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan gejala lain, yaitu asam lambung.

4. Agar Obat Mudah Diserap oleh Tubuh

Meminum obat setelah makan akan membuat obat lebih mudah diserap oleh tubuh. Hal ini juga memastikan agar obat yang diminum tidak terbuang begitu saja.

5. Agar Obat Mudah Diserap Darah

Obat perlu bantuan makanan ketika berada di lambung, usus, dan aliran darah. Hal ini agar obat dengan mudah diserap oleh darah.

6. Agar Makanan Lebih Cepat Diproses Oleh Tubuh

Obat yang diminum setelah makan dapat membantu mengurangi kadar gula pada darah. Oleh karena itu, obat untuk pasien diabetes rata-rata diminum setelah makan.

Baca Juga: Bukan Minum Obat, Beberapa Tanaman Hias Ini Bisa Bantu Redakan Alergi, Bagaimana Caranya dan Apa Saja Jenisnya, ya?

7. Agar Tidak Mulas

Obat yang berfungsi untuk diare dan gangguan pencernaan lainnya lebih efektif diminum setelah makan.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Apakah boleh setelah makan langsung minum obat?

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Video Pilihan

Jakarta - Ada obat yang harus diminum sebelum dan sesudah makan. Namun, sebenarnya berapa lama jeda antara waktu minum obat dan makan yang dianjurkan?

Menurut Staf Clinical Research Supporting Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr J Hudyono MS, SpOk, MFPM. Jika aturannya sesudah makan, tak masalah obat dikonsumsi langsung setelah makan.

"Tapi kalau sebelum makan, umumnya setengah jam sebelum makan," kata dr Hudyono di sela-sela Pfizer Journalist Class 'Konsumsi Obat yang Aman, Hindari Obat Palsu' di Almond Zucchini, Prapanca, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2016).

Baca juga: Obat Sisa Disimpan di Kulkas, Adakah Bahayanya?

Mengapa? Dengan jeda waktu 30 menit sebelum makan, diperhitungkan penyerapan obat lebih baik. Meskipun, ada pula obat yang tidak boleh dikonsumsi dalam kondisi perut kosong karena bisa memicu mual.

dr Hudyono menekankan, perhatikan lagi aturan minum obat tersebut. Jika memang harus dihabiskan, misalnya antibiotik, maka habiskan meski merasa dirinya sudah sembuh. Nah, jika obat sisa hendak disimpan, perhatikan anjuran suhu penyimpanannya. Pada jenis obat sirup, bisa disimpan maksimal 6 bulan jika tidak ada perubahan warna, bau, atau rasa.

Apalagi, ketika disentuh tangan, ada risiko kontaminasi pada leher obat. Pada obat strip atau kapsul, bisa disimpan sampai tanggal kedaluwarsa tetapi jangan dikonsumsi jika ada perubahan warna, bentuk, dan bau.

Baca juga: Peneliti Sebut Keseringan Konsumsi Obat Ini Tingkatkan Peluang Gagal Jantung

(rdn/vit)

Selain memperhatikan dosis, waktu minum obat sebelum atau sesudah makan merupakan hal yang tidak boleh disepelekan pula. Karena, hal itu dapat mempengaruhi performa obat dalam memerangi gangguan maupun penyakit dalam tubuh.  Oleh karena itu, Sahabat Kaef harus mengetahui efek makanan, sifat obat, dan sejumlah contoh hubungan antara sifat obat dan waktu meminumnya. 

Makanan Mampu Memicu Perubahan Dalam Tubuh

Pertama, penting untuk dipahami bahwa makanan mampu memicu perubahan di dalam tubuh. Beberapa contoh perubahan tersebut yakni seperti suplai darah dalam usus, peningkatan empedu, serta tingkat keasaman.

Berubahnya kebiasaan makanan dapat menentukan penyerapan obat. Maka demikian, makanan serta minuman yang dikonsumsi mempengaruhi pengobatan serta respon tubuh pada obat tersebut.

Sifat Dasar Obat-Obatan Oral

Obat merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai pengobatan atau pencegahan penyakit. Sejumlah gangguan kesehatan tertentu pun bisa dikendalikan melalui obat-obatan. 

Obat-obatan sendiri umumnya diklasifikasikan menurut cara memasukkannya dalam tubuh. Entah itu melalui oral, aplikasi lokal, injeksi, diberikan dalam lubang pada tubuh, atau dihirup. Nah, untuk obat yang diikuti anjuran sebelum atau sesudah makan adalah obat oral.

Berikut merupakan berbagai jenis kategori dalam obat oral:

  • Tablet = Terdiri atas beragam bentuk.
  • Pil = Berbentuk bulat.
  • Kapsul = Terdiri atas body dan cap.
  • Kapsul gelatin lunak (softgel) = Terdiri atas cangkang lonjong berisikan cairan.
  • Sirup = Berbentuk cair.
  • Bubuk atau butiran = Bubuk, butiran, atau kristal.

Obat-obatan tersebut sudah pasti dapat dikonsumsi sesudah atau sebelum makan.

Makanan Mempengaruhi Beda Waktu Minum Obat

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, minum obat baik sesudah maupun sebelum makan dapat menentukan performanya dalam tubuh. Beberapa di bawah ini merupakan sejumlah pengaruh makanan pada khasiat atau penyerapan obat:

  • Makanan Dapat Merangsang Peningkatan Asam Lambung

Sesudah makan, perut mampu memproduksi asam yang berguna untuk melancarkan pencernaan makanan. Nah, asam sendiri dapat mempengaruhi penyerapan kandungan obat yang dilakukan oleh tubuh. 

Sejumlah obat tertentu contohnya eritromisin, isoniazid, serta azitromisin bisa mengalami penurunan kinerja jika terkena suatu kondisi asam. Lingkungan asam dapat menyebabkan obat-obatan tersebut terdegradasi. 

Dengan begitu, penyerapan obat dapat berkurang, lalu tubuh memperolehnya dengan jumlah lebih sedikit. Ketiga obat tersebut menjadi kurang efektif. Jadi, waktu minum obat yang cocok untuk ketiga obat tersebut yakni sebelum makan. 

Namun, terdapat pula obat-obatan yang memerlukan lingkungan asam untuk bekerja optimal. Contoh obat-obatan yang harus dikonsumsi saat perut dalam keadaan tidak kosong atau sesudah makan ialah seperti itraconazole dan ketoconazole. 

  • Makanan Mampu Menghilangkan Bahan Aktif Obat Lewat Proses Khelasi

Sejumlah makanan mempunyai kandungan mineral, contohnya besi dan kalsium. Kandungan ini tentu dapat diperoleh sesudah makan. Nah, sejumlah obat seperti ciprofloxacin dan bifosfonat dapat bereaksi dan mengikat diri dengan mineral.

Proses tersebut dijuluki sebagai khelasi serta dapat mempengaruhi penyerapan obat-obatan tersebut. Mengetahui hal ini, maka sejumlah obat tersebut wajib dikonsumsi sebelum makan.

  • Makanan Mempengaruhi Sekresi Empedu yang Mampu Meningkatkan Penyerapan Obat

Ada atau tidaknya sekresi empedu dapat mempengaruhi kinerja obat-obatan. Nah, setelah makan, empedu mengeluarkan sekresinya, lalu sejumlah obat tertentu dapat terserap dengan baik. 

Penyerapan obat tertentu yang dipengaruhi oleh sekresi empedu contohnya seperti carbamazepine, tacrolimus, serta griseofulvin. Dengan demikian, contoh tersebut cocok untuk dikonsumsi sesudah makan.

Sekresi empedu meningkatkan penyerapan obat-obatan tertentu seperti tacrolimus, carbamazepine dan griseofulvin, sehingga waktu minum obat yang direkomendasikan untuk konsumsi obat tersebut yakni setelah makan.

  • Makanan Mempengaruhi Kecepatan Proses Pengosongan Lambung dan Penyerapan Obat

Makanan mengandung lemak dapat menurunkan kecepatan proses pengosongan lambung. Penurunan tersebut dapat menurunkan kecepatan penyerapan obat. 

  • Makanan Serat Tinggi Mempengaruhi Adsorpsi Fisik

Sejumlah obat tertentu contohnya digoxin mudah terserap oleh tubuh lewat adanya makanan tinggi serat. Maka, obat ini tidak diizinkan untuk dikonsumsi dengan makanan mengandung serat tinggi. Sebab dapat menimbulkan efek samping.

  • Makanan Dapat Memberi Efek Pada Sistem Saraf Pusat

Makanan maupun minuman beralkohol dapat menimbulkan depresi dalam sistem saraf pusat. Sejumlah obat tertentu contohnya hydroxyzine, chlorpheniramine, dexchlorpheniramine, dan triprolidine mampu memicu rasa kantuk. 

Dengan demikian, obat-obatan tersebut dilarang untuk dikonsumsi bersama makanan maupun minuman mengandung alkohol. Sebab, alkohol dapat mempotensiasi efek dari obat-obatan.

Sifat Obat Memengaruhi Beda Waktu Minum Obat 

Sifat obat mampu memberi pengaruh pada penyortiran apakah obat tersebut cocok dikonsumsi sebelum atau setelah makan:

  • Sifat Obat yang Menyebabkan Mual dan Muntah

Sejumlah obat contohnya allopurinol, bromocriptine, serta kombinasi antara levodopa dan benserazide bisa membuat mual dan muntah. Jadi, waktu minum obat tersebut yakni ketika sesudah makan demi mengurangi efek samping.

  • Sifat Obat yang Menyebabkan Iritasi, Masalah Pencernaan, dan Tukak Lambung

Obat-obatan yang bersifat seperti ini dapat membuat lambung iritasi. Maka, mereka wajib dikonsumsi sesudah makan. Contoh diantaranya yakni: asam asetilsalisilat, diklofenak, ibuprofen, prednisolon, dan deksametason.

  • Sejumlah Obat Khusus Refluks Asam Lambung dan Masalah Pencernaan

Antasida merupakan obat pereda refluks asam lambung serta masalah pencernaan yang disebabkan keluarnya asam lambung sesudah makanan masuk ke lambung. Jadi, waktu minum obat yang baik untuk antasida adalah sesudah makan.

  • Sejumlah Obat yang Kurang Efektif Apabila Dikonsumsi Sebelum Makanan

Terdapat obat yang berfungsi untuk mengatasi sariawan, contohnya sirup nystatin serta gel miconazole yang wajib dikonsumsi sesudah makan. Sebab, makanan dapat menghilangkan obat yang mana akan mengurangi khasiatnya.

  • Sejumlah Obat yang Efektif Apabila Dikonsumsi Setelah Makan

Terdapat sejumlah obat contohnya saquinavir, ritonavir, dan nelfinavir yang lebih mudah terserap lewat keberadaan makanan. Mengetahui hal ini, obat-obatan tersebut cocok untuk dikonsumsi setelah makan.

  • Obat Untuk Penderita Diabetes

Obat diabetes contohnya metformin serta gliclazide ideal untuk dikonsumsi dengan jarak durasi tidak terlalu jauh sebelum atau sesudah makan. 

Hal tersebut berguna demi mencegah hipoglikemia serta sekaligus memastikan kadar glukosa darah tidak terlalu tinggi sesudah makan.

Bagaimana Cara Mengenali Bedanya Waktu Konsumsi Obat Sebelum & Sesudah Makan?

Satu-satunya cara yakni dengan membaca dan memahami petunjuk cara minum yang tersedia pada leaflet produk. Apabila tidak mendapatkan selebaran tersebut, maka bisa menanyakan informasi pada apoteker.

Nah, jadi itulah pembahasan mengenai perbedaan waktu minum obat. Sebaiknya selalu disiplin dalam menaati waktu tersebut, agar terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan. Kalau tiba-tiba muncul reaksi alergi setelah minum obat, segera bicara pada dokter untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat. Tanpa harus antre, Sahabat Kaef bisa membuat janji dan bertemu dokter diklinik pilihan melalui aplikasi Kimia Farma Mobile . Yuk, download aplikasi Kimia Farma Mobile  sekarang juga di Google Play atau Apps Store!

Sumber

https://www.premiumtimesng.com/health/health-interviews/321376-when-is-the-right-time-to-take-drugs-before-after-or-with-meal.html

http://www.myhealth.gov.my/en/medicines-before-after-food/

https://health.grid.id/read/351673311/inilah-alasannya-kenapa-ada-obat-diminum-sebelum-dan-sesudah-makan?page=all

#DEKATCEPATSEHAT

Apakah setelah makan bisa langsung minum obat?

Selain interaksi dengan makanan, sifat dan efek dari obat juga menentukan kapan sebaiknya obat diminum ; sebelum, saat atau sesudah makan. Yang dimaksud obat yang diminum sebelum makan adalah obat diminum saat kondisi lambung dalam keadaan kosong. yakni 30-60 menit sebelum makan atau 2-3 jam setelah makan.

Berapa lama jarak minum obat setelah makan?

Hal tersebut agar kerja obat tidak terganggu. Begitu pula bila setelah mengonsumsi obat akan makan kembali, sebaiknya dapat memberikan jeda dalam waktu setelah 15 menit hingga 30 menit agar makanan yang sebelumnya dikonsumsi dapat dicerna oleh saluran pencernaan terlebih dahulu.

Kenapa setelah makan tidak boleh langsung minum?

Gangguan pencernaan yang terjadi akibat langsung minum setelah makan bisa saja menciptakan racun dari organ pencernaan. Gangguan ini juga dapat menghambat kemampuan tubuh dalam memecah lemak menjadi energi. Jika sudah demikian, kita akan menjadi lebih mudah merasa lapar.

Makanan apa saja yang tidak boleh dimakan setelah minum obat?

Berikut adalah sejumlah makanan dan minuman yang merupakan pantangan minum obat..
Pisang. Hindari pisang saat Anda mengonsumsi obat golongan ACE inhibitor, seperti captopril, enalapril, lisinopril dan ramipril. ... .
2. Sayuran Berdaun Hijau. ... .
3. Jeruk Bali (grapefruit) ... .
4. Bawang Putih. ... .
Kopi. ... .
6. Susu. ... .
7. Alkohol. ... .