HIV tidak akan langsung merusak organ tubuh kita, penyakit ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mengakibatkan berbagai penyakit lainnya, terutama infeksi. Gejala pertama dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya, seperti demam, sakit kepala, merasa kelelahan, nyeri otot, kehilangan berat badan dan pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha. Jika HIV dibiarkan, kondisi ini bisa mengarah pada AIDS dengan gejala yang lebih parah seperti luka pada lidah atau mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur, infeksi jamur vagina yang parah atau berulang, penyakit radang panggul kronis, sering demam dan berkeringat di malam hari, batuk kering terus-menerus, perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa penyebab yang pasti, maupun mati rasa parah atau nyeri pada tangan dan kaki.
HIV ditularkan oleh orang yang telah terinfeksi HIV melalui hubungan seks berganti-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik dan peralatan suntik lainnya dengan orang yang terkontaminasi HIV, penggunaan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan dan pernah dipakai oleh orang dengan HIV, memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya seperti klamidia atau gonore karena virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah, sisa darah yang tertinggal pada jarum suntik, transfusi darah tanpa screening dan penularan dari Ibu ke bayinya saat proses kehamilan, melahirkan dan menyusui.
HIV terdapat di dalam darah, cairan sperma (air mani), cairan vagina, Air Susu Ibu (ASI) dari ibu yang tertular HIV. Namun demikian, jangan salah sangka, HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak sehari-hari seperti bersentuhan, berjabat tangan, berpelukan atau berciuman, batuk dan bersin, menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama, berbagi peralatan makan atau makanan yang sama maupun tertular dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya. HIV tidak dapat hidup dalam darah yang mengering lebih dari 1 jam, dalam air mendidih atau panas kering dengan suhu 56 derajat celcius selama 10-20 menit, serta bahan kimia seperti Nonoxynol-9 untuk mencegah kehamilan/kondom maupun bahan pemutih pakaian (bleach). Meskipun demikian, ada penelitian yang menyatakan bahwa HIV dapat hidup dalam darah yang tertinggal di tabung suntik selama 4 minggu.
Saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV dan AIDS, namun telah disediakan obat Anti Retro Viral (ARV) yaitu obat untuk mengendalikan jumlah virus HIV dan meningkatkan kualitas hidup Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat dilakukan para ODHA antara lain konsumsi makanan dengan gizi seimbang, menghindari daging mentah, telur mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, makanan laut mentah serta memperbanyak sayur, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Istirahat yang cukup serta rutin berolahraga juga dapat membantu tubuh agar tetap bugar. Selain itu, hindari konsumsi obat-obatan terlarang termasuk alkohol dan jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis memegang hewan peliharaan. Dengan mengatur pola hidup sehat, kita dapat memperlambat perkembangan penyakit HIV AIDS dan meningkatkan harapan hidup penderita.
Kontributor :
Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (UPKRS)
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Author Info
Humas Sardjito
Divisi Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta