Apa yang terjadi bila terlalu banyak makan gorengan

Brilio.net - Gorengan merupakan makanan yang banyak digemari oleh banyak orang. Di Indonesia, gorengan menjadi salah satu makanan ringan yang populer. Banyak penjual gorengan yang mudah ditemui di tepi jalan, di antaranya berjualan gorengan tempe, ubi, singkong, hingga pisang. Biasanya, makanan tersebut dicampur dengan adonan berupa tepung sebelum melalui proses penggorengan.

BACA JUGA :
5 Minuman bikin ginjal sehat, bahannya mudah kamu temukan lho

Namun, yang perlu diperhatikan, gorengan tidak serta merta menyebabkan penyakit bagi orang yang mengonsumsinya. Ada faktor lain yang berperan seperti pola hidup yang tidak sehat hingga sistem kekebalan tubuh masing-masing orang.

Biar kamu tahu, dilansir dari berbagai sumber, brilio.net merangkum 10 dampak buruk terlalu sering makan gorengan bagi kesehatan, Rabu (24/4) berikut ini.

BACA JUGA :
Bekerja hingga subuh bisa tingkatkan risiko kematian

foto: healthbusiness.com

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Healt mengungkapkan risiko penyakit diabetes akan lebih tinggi bagi orang yang keseringan mengonsumsi makanan yang mengandung minyak. Hasil penelitian menemukan bahwa mereka yang makan gorengan sebanyak 4-6 kali dalam seminggu memiliki risiko hingga 39 persen untuk terkena diabetes. Sementara bagi mereka yang makan gorengan tujuh kali atau lebih dalam seminggu mengalami peningkatan risiko diabetes hingga 55 persen.

2. Memicu obesitas.

foto: nbcnews.com

Makanan tinggi lemak seperti gorengan biasanya juga mengandung tinggi kalori, sebab satu gram lemak setara dengan 9 kalori. Jika kamu sering makan gorengan, bukan tidak mungkin berat badan akan bertambah. Hal itu lah yang dapat memicu obesitas apabila terlalu sering mengonsumsi gorengan, sebab berat badan bisa naik secara drastis dalam waktu yang relatif singkat.

3. Mempercepat kulit keriput.

foto: liputan6.com

Sering makan gorengan ternyata mempercepat kulit kita keriput. Gorengan menyebabkan kerusakan kolagen pada kulit sehingga kulit cepat mengkerut. Gorengan mengandung indeks glikemik tinggi yang membuat proses antiaging tidak berjalan, sehingga sel-sel kulit akan mati. Penuaan pun akan terjadi lebih cepat.

4. Batuk-batuk.

foto: liputan6.com

Batuk-batuk bisa terjadi akibat terlalu sering makan gorengan. Hal itu disebabkan oleh kandungan minyak yang tinggi di dalam gorengan. Apalagi, seringkali minyak yang dipakai adalah minyak goreng bekas.

5. Tenggorokan gatal.

foto: liputan6.com

Selain meningkatkan jumlah kolesterol dan menyebabkan batuk, kandungan minyak yang digunakan untuk menggoreng makanan dapat memunculkan senyawa akrolein. Senyawa tersebut menyebabkan tenggorokan terasa gatal.

6. Kolesterol tinggi.

foto: hindustantime.com

Terlalu sering menyantap gorengan dapat meningkatkan kolesterol. Kandungan kolesterol terdapat pada minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng makanan. Semakin sering minyak goreng digunakan berulang-berulang, maka semakin tinggi pula lemak trans yang dapat meningkatkan jumlah kolesterol.

7. Meningkatkan risiko kanker.

foto: liputan6.com

Kerap mengonsumsi gorengan membuat kita terpapar acrylamide, yakni semacam senyawa yang bersifat karsinogen. Senyawa tersebut dapat menyebabkan penyakit kanker. National Cancer Intitute menyarankan untuk tidak berlebihan memakan gorengan yang menganduk lemak trans untuk mengurangi risiko kanker.

8. Gangguan sistem pencernaan.

foto: timesunion.com

Saat kita terlalu sering memakan makanan berminyak seperti gorengan, kandungan minyak yang berlebih akan berdampak pada sistem pencernaan. Lemak yang terkandung di dalam minyak sulit untuk dicerna oleh lambung, sehingga lambung memerlukan bantuan enzim untuk mencernanya.

9. Memicu jerawat.

foto: purewow.com

Makan gorengan memang tidak serta merta langsung menyebabkan munculnya jerawat. Meski demikian, sebagian jerawat muncul akibat ketidakseimbangan hormon akibat terlalu banyak makanan yang mengandung banyak minyak. Selain itu, kandungan minyak dalam gorengan dapat membuat kelenjar minyak di kulit memproduksi lebih banyak minyak.

10. Meningkatkan risiko kematian dini.

foto: liputan6.com

Para ahli kesehatan mengklaim makan gorengan setiap hari dapat meningkatkan risiko kematian dini. sejumlah riset membuktikan dampak negatif mengonsumsi gorengan dalam jumlah yang banyak, seperi riset yang dilakukan oleh University of Lowa dan Washington University. Oleh karenanya, periset menyarankan untuk mengurangi makanan gorengan seperti ayam goreng, kentang goreng, dan sejenisnya. Risiko kematian paling besar disebabkan oleh masalah pada jantung yang mengarah pada kematian dini.

Tak bisa dimungkiri bahwa gorengan menjadi salah satu jenis makanan yang dapat memanjakan lidah. Gorengan memang cocok dikonsumsi kapan pun dan di mana pun. Akan tetapi apakah kamu tahu kalau gorengan juga menyimpan berbagai risiko penyakit kronis? Sebenarnya beberapa makanan seperti tahu, tempe, dan ayam merupakan makanan yang sehat. 

Akan tetapi lebih banyak orang yang menyukai beberapa makanan tersebut ketika diolah dengan cara digoreng dibandingkan dengan direbus atau dikukus. Padahal, nilai gizi makanan yang sudah digoreng akan berkurang, sementara kalori dan kandungan lemak yang terdapat di dalamnya akan semakin bertambah. Merangkum dari Hellosehat dan Alodokter, berikut beberapa bahaya akibat sering mengonsumsi gorengan.

1. Minyak yang Sudah Rusak dapat Membentuk Radikal Bebas

Apabila minyak sudah mencapai smoke point, maka kualitas minyak tersebut biasanya sudah rusak. Dengan begitu gorengan yang dimasak menggunakan minyak tersebut tidak lagi baik untuk kamu konsumsi. Nah, semakin sering minyak tersebut digunakan maka akan semakin mudah pula minyak itu menguap dan menjadi rusak. Bahkan, minyak juga bisa mengalami oksidasi serta membentuk zat sisa yang biasa disebut sebagai radikal bebas. Hal ini berpotensi merusak sel tubuh dan juga meningkatkan risiko terserang sejumlah penyakit lain, seperti stroke, jantung, dan kanker.

2. Meningkatkan Risiko Terserang Penyakit Kardiovaskular

Makan gorengan juga bisa menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung. Telah diketahui bila ternyata gorengan bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas atau kelebihan berat badan. Sedangkan obesitas ini menjadi salah satu faktor penyebab terserang penyakit jantung. Dan minyak goreng sendiri mempunyai kandungan lemak jenuh serta lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Sementara itu, peningkatan kolesterol justru dapat menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, serangan jantung, dan juga penyakit jantung koroner. 

3. Menyebabkan Kelebihan Berat Badan

Pada umumnya makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak yang digunakan. Dengan demikian kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Sedangkan semakin tinggi asupan kalori harian yang dimiliki seseorang, maka akan semakin tinggi juga risiko mengalami kelebihan berat badan dan juga obesitas. Bahkan, kandungan lemak trans di dalam makanan yang digoreng juga dapat menyebabkan penambahan berat badan. Lemak inilah yang diketahui akan mempengaruhi kerja hormon penyebab meningkatnya nafsu makan dan juga menambah penyimpanan lemak.

4. Risiko Terserang Kanker Makin Besar

Bahaya ini bisa saja muncul saat zat akrilamida yang terbentuk ketika proses memasak menggunakan suhu tinggi, seperti halnya menggoreng. Makanan bertepung seperti ayam goreng tepung dan kentang goreng juga diketahui dapat mengandung akrilamida yang lebih tinggi saat keduanya terpapar oleh suhu tinggi. Apabila terlalu banyak dan sering kali dikonsumsi zat tersebut diduga akan menyebabkan beberapa jenis kanker, misalnya kanker ovarium. Bahkan, minyak trans di dalam makanan yang sudah digoreng juga bisa meningkatkan jumlah senyawa yang dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Dan hal ini semakin mendukung terjadinya peningkatan risiko kanker.

Mengonsumsi makanan yang digoreng sebenarnya bukan tidak boleh sama sekali, akan tetapi kamu harus membatasinya dan jangan sampai berlebihan. Selain itu tetap imbangi makanan yang dikonsumsi dengan yang sehat serta bergizi seimbang. 

Lihat Foto

adekabdullah

Gorengan

KOMPAS.com – Menggoreng adalah metode memasak yang umum digunakan di seluruh dunia.

Mengonsumsi makanan yang digoreng, termasuk ikan, kentang goreng, potongan ayam, tempe, tahu, dan bakwan bahkan bisa jadi adalah kegemaran bagi sebagian orang.

Gorengan atau makanan yang digoreng biasanya memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, sehingga sering kali menimbulkan "efek candu".

Baca juga: Bagaimana Minyak Jelantah Bisa Sebabkan Kanker dan Penyakit Jantung?

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa ada beragam risiko kesehatan yang mengintai jika gorengan terlalu sering disantap.

Apa saja bahayanya?

1. Makanan yang digoreng tinggi kalori

Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng menambah banyak kalori.

Pasalnya, makanan yang digoreng biasanya dilapisi dengan adonan atau tepung sebelum digoreng.

Selain itu, saat makanan digoreng dengan minyak, mereka kehilangan air dan menyerap lemak, yang selanjutnya meningkatkan kandungan kalorinya. 

Melansir Health Line, secara umum, makanan yang digoreng secara signifikan lebih tinggi lemak dan kalori daripada makanan yang tidak digoreng.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA