Apa yang sebaiknya dilakukan apabila waktu yang telah berlalu tidak dimanfaatkan dengan sebaiknya

Palu – Life is too short. Oleh karena itu, waktu yang dihabiskan di kantor hendaknya diisi dengan kegiatan bermanfaat dan produktif. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto saat memberikan pembinaan para pejabat dan pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang hadir saat peresmian empat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) (15/04).  “Coba setiap seminggu, ada meeting rutin dengan tim penilai dan mereview ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penilaian,” ujar Hadiyanto ketika memberikan contoh cara memanfaatkan waktu luang di kantor.

Dalam acara yang diadakan di Aula KPKNL Palu ini, Dirjen Kekayaan Negara juga menjelaskan mengenai transformasi kelembagaan. “Transformasi kelembagaan itu berkaitan dengan perubahan, perubahan organisasi saat ini ke organisasi yang lebih baik lagi, meliputi berbagai penyempurnaan dari model bisnis, peningkataan kemampuan SDM (sumber daya manusia-red) dan perbaikan infrastruktur yang mendukungnya,” jelasnya. Tujuan dari transformasi kelembagaan adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan tidak akan tercapai jika tidak ada perubahan pola pikir dari pegawai Kementerian Keuangan dan continous improvement. Untuk itu, ia berharap agar bekerja dilandasi dengan hati dan nilai-nilai Kementerian Keuangan.

Dirjen Kekayaan Negara, dalam kesempatan ini, menghimbau untuk selalu kreatif, tidak stagnan pada satu titik jika menghadapi hambatan. Lingkungan kerja yang kondusif harus dijaga. “Sesama teman saling membantu, knowledge sharing dan tiada dusta di antara kita,” imbuhnya. Terakhir, ia menyarankan untuk menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab personal. “Bagaimana kita menyikapi peran dan tanggung jawab itu dengan sebaik-baiknya, sehingga akan menumbuhkan satu sikap ownership, sense belonging dan l'esprit de corps yang kuat, mensyukuri pekerjaan, dan merespon tantangan ke depan,” jelasnya. (johan-Humas)

Ilustrasi waktu/Pixabay/Geralt

Jakarta: Waktu adalah salah satu bentuk nikmat pokok. Tanpa waktu, semua yang dimiliki tidak akan berarti. Saking pentingnya waktu, Allah Swt pun bersumpah atas nama waktu melalui beberapa ayat yang tertera dalam Al-Qur’an. Hasan Al-Bashri pernah mengatakan;

Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.

Pada hakikatnya, waktu bagi manusia adalah umurnya sendiri. Apabila waktu berlalu, maka usianya pun semakin berkurang. 

Dilansir dari laman Oase.id, berikut adalah 3 hadis tentang pentingnya menghargai waktu;

Jangan tertipu dengan waktu luang

Nabi Muhammad bersabda:

"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Abdul Fattah bin Muhammad dalam Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama menjelaskan, kata "tertipu" dalam hadis ini bermakna merugi.

Banyak manusia yang merugi karena nikmat sehat dan waktu luang. Ada orang yang sehat fisiknya, namun ia seakan tak punya waktu untuk persiapan akhirat karena terlalu sibuk dengan kehidupan dunia.

Baca: Doa Terhindar dari Virus Korona

Ada pula orang yang punya cukup waktu untuk mempersiapkan akhirat, namun fisiknya sedang tidak sehat. Padahal, apabila memiliki keduanya, manusia dapat memanfaatkan waktunya untuk beribadah dan beramal saleh. Oleh karena itu, apabila diberikan nikmat sehat dan waktu luang, perbanyaklah ketaatan kepada Allah Swt. Sebab, masa sehat akan disusul sakit, dan waktu luang akan disusul kesibukan.

Jagalah 5 perkara sebelum 5 perkara

Rasulullah Saw pernah bersabda kepada seorang laki-laki dan menasihatinya;

"Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi).

Usia muda adalah masa emas dalam hidup, namun ia akan berlalu dan berganti tua. Sehat adalah nikmat terbesar, sebab saat sakit, seseorang akan kesulitan beraktivitas.

Begitu pula dengan kaya dan waktu luang, berapa banyak orang yang mengharapkan keduanya. Lebih parah lagi, keempat perkara ini bisa hilang begitu saja dengan dicabutnya ruh dari badan. Lima perkara pertama ini harus dimanfaatkan, sebab, Allah Swt akan menanyakannya di akhirat kelak. Rasulullah Saw bersabda:

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya." (HR Tirmidzi).

Usia umat Nabi Muhammad antara 60 sampai 70

Rasulullah Saw wafat dalam usia 63 tahun. Begitu pula dengan umatnya, beliau bersabda:

"Usia umatku (Muslim) antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit sekali dari mereka yang melewatinya." (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Hanya sedikit saja orang yang melewati batas usia ini. Sekalipun diberi umur lebih panjang, Allah Swt sedikit demi sedikit mengambil nikmatNya dari manusia. Jika sudah seperti itu, tubuh akan mudah terserang penyakit, kekuatan fisik semakin berkurang, penglihatan mulai buram, kulit kian mengendur, rambut memutih, dan ingatan tak lagi tajam.  Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu, sebab semua yang telah berlalu tak dapat kembali.  

Keterangan lebih lengkap, baca di sini.

Sumber: Disarikan dari beberapa hadis dalam Shahih Bukhari, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasai, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan Al-Baihaqi, dan keterangan dari Hilyatul Auliya wa Thabaqaatil Ashfiyaa karya Abu Nuaim al-Ashbahani, dan Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama karya Abdul Fattah bin Muhammad.

Editor : Sobih Abdul Wahid

Oase.id- Waktu adalah salah satu nikmat pokok. Tanpa waktu, semua yang kita miliki tidak akan berarti. Saking pentingnya waktu, Allah Swt pun bersumpah atas nama waktu pada beberapa ayat yang tertera dalam Al-Qur’an.

Hasan Al-Bashri pernah mengatakan;

Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.

Pada hakikatnya, waktu bagi manusia adalah umurnya sendiri. Apabila waktu berlalu, maka usianya pun semakin berkurang. 

Rasulullah Muhammad Saw seringkali memperingatkan umatnya tentang waktu, di antaranya:


Jangan tertipu dengan waktu luang

Nabi Muhammad bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Abdul Fattah bin Muhammad dalam Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama menjelaskan, kata "tertipu" dalam hadis ini bermakna merugi.

Banyak manusia yang merugi karena nikmat sehat dan waktu luang. Ada orang yang sehat fisiknya, namun ia seakan tak punya waktu untuk persiapan akhirat karena terlalu sibuk dengan kehidupan dunia.

Ada pula orang yang punya cukup waktu untuk mempersiapkan akhirat, namun fisiknya sedang tidak sehat. Padahal, apabila memiliki keduanya, manusia dapat memanfaatkan waktunya untuk beribadah dan beramal saleh.

Oleh karena itu, apabila diberikan nikmat sehat dan waktu luang, perbanyaklah ketaatan kepada Allah Swt. Sebab, masa sehat akan disusul sakit, dan waktu luang akan disusul kesibukan.

Jagalah 5 perkara sebelum 5 perkara

Rasulullah Saw pernah bersabda kepada seorang laki-laki dan menasihatinya;


اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

"Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi).

Usia muda adalah masa emas dalam hidup, namun ia akan berlalu dan berganti tua. Sehat adalah nikmat terbesar, sebab saat sakit kita akan kesulitan beraktivitas.

Begitu pula dengan kaya dan waktu luang, berapa banyak orang yang mengharapkan keduanya. Lebih parah lagi, keempat perkara ini bisa hilang begitu saja dengan dicabutnya ruh dari badan.

Lima perkara pertama ini harus dimanfaatkan, sebab, Allah Swt akan menanyakannya di akhirat kelak.

Rasulullah Saw bersabda:

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya." (HR Tirmidzi).

Usia umat Nabi Muhammad antara 60 sampai 70

Rasulullah Saw wafat dalam usia 63 tahun. Begitu pula dengan umatnya, beliau bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِى مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

"Usia umatku (Muslim) antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit sekali dari mereka yang melewatinya." (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Hanya sedikit saja orang yang melewati batas usia ini. Sekalipun diberi umur lebih panjang, Allah Swt sedikit demi sedikit mengambil nikmatNya dari manusia.

Jika sudah seperti itu, tubuh akan mudah terserang penyakit, kekuatan fisik semakin berkurang, penglihatan mulai buram, kulit kian mengendur, rambut memutih, dan ingatan tak lagi tajam. 

Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu, sebab semua yang telah berlalu tak dapat kembali.  

Sumber: Disarikan dari beberapa hadis dalam Shahih Bukhari, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasai, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan Al-Baihaqi, dan keterangan dari Hilyatul Auliya wa Thabaqaatil Ashfiyaa karya Abu Nuaim al-Ashbahani, dan Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama karya Abdul Fattah bin Muhammad.


(SBH)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA