Apa yang harus dilakukan saat ibu hamil mengalami kontraksi?

27 November 2018

Bunda pasti merasa harap-harap cemas ketika waktu perkiraan persalinan semakin dekat. Bunda merasa tak sabar menanti kelahiran si kecil. Pada saat yang sama, Bunda juga merasa cemas menghadapi proses persalinan.

Jika ini kehamilan pertama, mungkin Bunda bertanya-tanya bagaimana ciri-ciri kontraksi yang menjadi pertanda proses persalinan sudah dimulai? Saat kontraksi mulai terasa, apa yang terjadi pada tubuh Bunda? Perlukah Bunda langsung pergi ke rumah sakit saat kontraksi terjadi?

Untuk mempersiapkan diri menjelang persalinan, yuk cari tahu tentang kontraksi kehamilan selengkapnya di sini.

Apa Itu Kontraksi?

Sebelum kontraksi mulai terjadi, Bunda akan merasakan rasa nyeri yang mirip dengan rasa sakit yang Bunda alami saat menstruasi. Kontraksi terjadi ketika otot rahim meregang dan mengerut untuk membuka jalan rahim dan mendorong bayi ke leher rahim. Saat kontraksi terjadi, tahap persalinan pun dimulai.

Ciri-Ciri Kontraksi Melahirkan

Setelah mengetahui apa itu kontraksi? Berikut ini beberapa ciri kontraksi yang terjadi menjelang proses melahirkan :

1. Intensitas kontraksi berangsur semakin kuat

Intensitas kontraksi persalinan akan terus bertambah kuat dengan semakin dekatnya waktu persalinan. Rasa sakit bahkan tidak akan berkurang walaupun Bunda sudah mengubah posisi atau melakukan aktivitas apa pun.

2. Kontraksi semakin sering dan semakin lama

Frekuensi dan durasi kontraksi persalinan akan terus bertambah. Awalnya kontraksi terjadi dengan durasi sekitar 30-45 detik dan jarak antarkontraksi sekitar 5-30 menit. Semakin besar pembukaan, kontraksi akan terasa semakin kuat dengan frekuensi semakin sering dan durasi lebih lama, sekitar 45-60 detik dan jarak antarkontraksi 3-5 menit.

3. Rasa sakit pada punggung bawah

Pada awal proses persalinan, janin yang bergeser akan mulai menekan tulang belakang. Karena itu, awalnya kontraksi akan terasa pada bagian punggung bawah, lalu menyebar hingga perut bagian bawah. Beberapa wanita bahkan mengatakan rasa sakit saat kontraksi dirasakan pula hingga ke pinggang dan paha.

4. Ada bercak darah

Kontraksi persalinan bisa dibarengi dengan bercak darah dari vagina. Ketika rahim mulai membuka, gumpalan lendir lengket pada dinding rahim akan keluar bercampur darah. Hal ini menjadi salah satu tanda Bunda akan segera menjalani proses persalinan.

5. Pecah ketuban

Pada 15 persen proses persalinan, kontraksi dibarengi dengan ketuban yang pecah. Bisa jadi juga ketuban Bunda paru pecah selama proses persalinan atau dipecahkan oleh dokter Bunda. Namun, kalau kontraksi yang Bunda rasakan dibarengi dengan ketuban yang pecah, bisa dipastikan kontraksi yang Bunda rasakan adalah kontraksi yang sebenarnya.

Penyebab Kontraksi

Penyebab utama terjadinya kontraksi tentunya adalah proses persalinan yang mulai berjalan. Meski demikian, sebenarnya ada hal lain pula yang menyebabkan terjadinya kontraksi, di antaranya adalah:

1. Hubungan intim

Kontraksi yang sebenarnya merupakan bagian dari tahapan persalinan yang dimulai dengan dilepaskannya hormon prostaglandin dan oksitosin secara alami. Hormon ini memicu kontraksi dan rangkaian hal lain yang mempersiapkan tubuh Bunda untuk proses persalinan.

Saat berhubungan intim, tubuh Bunda mengeluarkan hormon oksitosin secara alami. Di sisi lain, sperma juga mengandung hormon prostaglandin. Kedua hal ini bisa menyebabkan terjadinya kontraksi pada Bunda yang sedang hamil.

2. Rangsangan pada puting

Pijatan lembut pada puting memicu pelepasan hormon oksitosin yang mendorong terjadinya kontraksi pada rahim. Hal ini bahkan terjadi ketika Bunda telah melahirkan si kecil. Saat menyusui si kecil setelah melahirkan, rangsangan pada puting Bunda akan menyebabkan kontraksi yang membantu mengembalikan rahim ke ukuran semula.

3. Akupuntur

Terapi akupuntur biasanya dilakukan untuk merangsang energi dalam tubuh menggunakan jarum tipis yang ditusukkan ke titik tertentu pada tubuh. Energi dalam tubuh akan bertindak atas fungsi sistem atau organ tertentu. Hal ini dapat merangsang aktivitas rahim dan pergerakan bayi sehingga bisa memicu kontraksi.

4. Berjalan

Aktivitas berjalan membantu bayi bergerak ke bawah menuju panggul Bunda sehingga leher rahim akan mulai terbuka sebagai jalan rahim. Hal ini kemudian memicu oksitosin yang menyebabkan kontraksi.

Mengetahui penyebab kontraksi akan membantu Bunda lebih berhati-hati, demi menghindari kontraksi di usia kehamilan terlalu dini yang bisa menyebabkan persalinan prematur. Sebaliknya, kalau usia kehamilan sudah cukup, bahkan hampir melewati due date, Bunda bisa melakukan hal-hal di atas untuk memicu persalinan secara alami. Tentu saja Bunda harus berkonsultasi pada dokter kandungan dulu, ya.

Cara Mengatasi Rasa Sakit saat Terjadi Kontraksi Melahirkan

Kontraksi persalinan memang akan terasa sakit, dan rasa sakitnya akan terasa semakin kuat ketika pembukaan semakin membesar. Masalahnya, waktu yang dibutuhkan mulai dari pembukaan 1 hingga 10 biasanya membutuhkan waktu yang lama. Tahap ini bisa berlangsung maksimal 20 jam pada Bunda yang baru mengalami kehamilan pertama! Padahal Bunda harus menyimpan energi untuk tahap persalinan berikutnya, yaitu tahap mengejan atau mendorong bayi. Tahap kontraksi jelas tak boleh menghabiskan energi Bunda.

Memang tidak banyak yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi rasa sakit yang Bunda rasakan. Bunda bisa mencoba melakukan beberapa hal berikut untuk membantu Bunda:

1. Teknik pernapasan

Teknik pernapasan saat persalinan biasanya dipelajari di kelas prenatal yang bisa Bunda ikuti sejak semester ke-2. Selain mengatasi kontraksi persalinan, teknik pernapasan juga memastikan janin mendapatkan oksigen yang cukup. Ini menjadikan tubuh tetap mendapatkan aliran darah dan pasokan nutrisi yang dibutuhkan.

2. Oksigen

Teknik pernapasan memang bisa membantu Bunda. Namun, saat intensitas rasa sakit semakin kuat, dokter biasanya akan memberikan Bunda tambahan oksigen agar persalinan berjalan dengan lancar. Bila mendapatkan oksigen cukup, Bunda bisa mendapatkan energi yang cukup pula.

3. Rileks

Membaca buku, mendengarkan musik, menonton TV, atau aktivitas lain yang membuat Bunda merasa rileks akan melepaskan hormon endorfin yang membantu mengurangi rasa sakit. Berpelukan dengan pasangan juga bisa membantu, lho.

4. Pijat

Minta suami atau pendamping Bunda saat melahirkan untuk memijat bagian bawah punggung atau bagian bahu Bunda untuk mengurangi rasa sakit. Pijatan juga membuat Bunda merasa rileks dan membantu tubuh melepaskan hormon endorfin. Agar lebih aman, pastikan kepada dokter kandungan atau bidan, apakah daerah tubuh yang boleh dipijat tanpa menghambat atau membahayakan proses persalinan.

5. Ubah posisi

Ada beberapa posisi yang bisa membuat Bunda merasa lebih nyaman sekaligus membantu proses persalinan. Bunda bisa mencoba berdiri atau menggerakkan pinggul untuk membantu bayi bergerak ke bawah. Bunda juga bisa memperlebar jalan keluar bayi dengan cara berlutut dengan salah satu kaki diangkat dan telapak tangan menempel pada lantai. Tidur menyamping atau menungging juga bisa Bunda coba. Hindari posisi telentang yang akan membuat kontraksi terasa lebih lama dan menyakitkan.

6. Kehangatan

Rasa hangat membuat otot Bunda menjadi lebih rileks dan meringankan rasa sakit. Bunda bisa mencoba mandi air hangat, kompres air hangat, atau menempelken botol berisi air panas pada tubuh Bunda. Agar lebih aman, botol air panas sebaiknya dibungkus dengan handuk atau kain tipis dulu, ya.

Ciri-ciri Kontraksi Palsu

Kontraksi palsu atau kontraksi Braxton-Hicks adalah hal normal yang terjadi pada kehamilan Bunda. Kontraksi ini biasanya terjadi saat kandungan berusia di atas 34 minggu, tapi kadang terjadi pula pada usia kehamilan trimester ke-2.

Bisa dibilang kontraksi palsu ini merupakan cara tubuh Bunda mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Kontraksi ini memang “menipu” karena persalinan tidak benar-benar akan terjadi. Namun, rasa sakit yang Bunda rasakan sekilas serupa dengan kontraksi yang sebenarnya.

Bagaimana cara membedakan kontraksi palsu dengan kontraksi yang sebenarnya? Berikut adalah ciri-ciri kontraksi palsu:

1. Tidak sakit

Braxton-Hicks memang membuat Bunda merasa tidak nyaman. Namun, intensitas rasa sakit kontraksi palsu tidak sekuat kontraksi sebenarnya.

2. Frekuensi tidak rutin

Kontraksi kehamilan yang sebenarnya terjadi dengan frekuensi rutin. Kalau kontraksi yang Bunda rasakan terjadi dengan tidak teratur, dengan jarak berbeda-beda, kadang-kadang cepat dan kadang lama, kemungkinan kontraksi yang Bunda rasakan adalah kontraksi palsu.

3. Jarak antarkontraksi tidak berkurang

Bila waktu persalinan semakin mendekat, jarak antarkontraksi yang Bunda rasakan akan semakin berkurang. Hal ini tidak terjadi kalau kontraksi yang Bunda rasakan adalah Braxton-Hicks.

4. Kontraksi berhenti atau berkurang bila Bunda mengubah posisi

Saat merasakan kontraksi, coba ganti posisi tubuh Bunda. Cari posisi lain yang lebih nyaman. Kalau kontraksi berhenti dan tidak kembali lagi, kontraksi yang Bunda rasakan adalah Braxton-Hicks.

5. Durasi kontraksi tidak bertambah lama

Durasi kontraksi menjelang persalinan akan terus bertambah lama seiring bertambahnya pembukaan rahim Bunda. Hal ini tidak akan terjadi pada kontraksi palsu.

6. Intensitas kontraksi tidak bertambah kuat

Kalau intensitas rasa sakit kontraksi yang Bunda rasakan tidak bertambah kuat, kontraksi yang Bunda rasakan adalah kontraksi palsu.

7. Kontraksi hanya terasa di bagian depan perut

Pada kontraksi palsu, kontraksi hanya terasa di bagian depan perut dan pelvis. Pada kontraksi persalinan yang sebenarnya, kontraksi mulai terasa di bagian punggung bawah dan bergerak ke bagian depan perut.

Pemicu Terjadinya Kontraksi Palsu

Kontraksi Braxton-Hicks memiliki peran dalam mengalirkan darah ke plasenta. Walaupun tidak mengakibatkan pembukaan rahim yang berujung pada proses persalinan, kontraksi ini bisa memiliki peran dalam pelemasan rahim. Ada beberapa hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya kontraksi palsu, di antaranya:

1. Saat Bunda atau janin sangat aktif

2. Bila seseorang menyentuh perut Bunda

3. Dehidrasi

4. Kantung kemih Bunda terlalu penuh

5. Hubungan intim

Kalau Bunda mengalami Braxton-Hicks, Bunda tentu akan merasa tidak nyaman. Bunda bisa mengatasi rasa tidak nyaman ini dengan berjalan selama beberapa saat. Atau sebaliknya, kalau Bunda mengalami Braxton-Hicks saat sedang berjalan atau melakukan aktivitas lain, cobalah untuk rileks dan beristirahat. Bunda juga bisa mencoba mandi air hangat, mendengarkan musik, menikmati teh atau susu hangat, atau aktivitas lain yang bisa membuat Bunda lebih rileks.

Proses persalinan memang proses yang sulit dan penuh perjuangan. Wajar saja Bunda merasa khawatir dalam menghadapinya. Dengan persiapan yang cukup dan pendamping serta dokter yang siap, proses persalinan bisa berjalan dengan lancar. Hal penting adalah Bunda tidak merasa stres karena justru bisa berdampak buruk terhadap proses persalinan Bunda.

Ingat bahwa setelah proses persalinan berakhir, Bunda akan bertemu dengan bayi kecil yang berada dalam perut Bunda selama 9 bulan. Rasa bahagia yang akan Bunda rasakan pasti akan sebanding dengan perjuangan Bunda selama proses persalinan.

Sumber:

americanpregnancy.org/labor-and-birth/braxton-hicks/

hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/ciri-kontraksi-palsu-tanda-melahirkan/

hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/8-hal-yang-dapat-memicu-melahirkan/

whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/labor-contractions.aspx

bidanku.com/tanda-tanda-akan-melahirkan

alodokter.com/komunitas/topic/berapa-lama-pembukaan-ke-2-10-anak-pertama

doktersehat.com/mengenali-jenis-jenis-kontraksi-saat-hamil/

bidanku.com/yuk-ibu-hamil-berlatih-olah-nafas

alodokter.com/kurangi-nyeri-persalinan-tanpa-disuntik

ayahbunda.co.id/kehamilan-gizi-kesehatan/belajar-nafas-lagi-si-ibu-hamil

bidanku.com/proses-melahirkan-apa-yang-terjadi-pada-fase-pembukaan

webmd.com/baby/guide/true-false-labor#1

healthline.com/health/pregnancy/types-of-contractions#7

alodokter.com/nyeri-persalinan-bisa-diatasi

Apa yang harus dilakukan jika terjadi kontraksi?

7 Cara Mengurangi Nyeri Kontraksi.
Membenamkan diri di air. Berendam di dalam air hangat menjelang persalinan cukup efektif mengurangi nyeri. ... .
Buat bebunyian. ... .
Ubah posisi Anda. ... .
Minta dukungan. ... .
Lakukan pijatan. ... .
Lakukan afirmasi. ... .
Pikirkan hal-hal yang menyenangkan..

Bolehkah ibu hamil tidur saat kontraksi?

"Boleh saja, tidak ada yang melarang. Kalau masih bisa tidur, sebaiknya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk beristirahat karena nanti saat pembukaan-pembukaan selanjutnya, akan semakin menguras tenaga. Saat mengejan untuk melahirkan juga membutuhkan banyak tenaga.

Berapa menit sekali kontraksi asli?

Awalnya, kontraksi akan terjadi setiap kira-kira 15–20 menit. Namun, lama-kelamaan kontraksi datang semakin cepat, kira-kira setiap 5 menit. Bila pernah melahirkan normal sebelumnya, Bumil bisa mulai bersiap-siap berangkat jika kontraksi terjadi setiap 10–15 menit.

Apa yang harus dilakukan ketika kontraksi ringan?

Kram atau kontraksi yang bukan merupakan tanda persalinan dapat diredakan dengan beberapa cara, seperti:.
Mengonsumsi air putih yang cukup..
Mengubah posisi tubuh, misalnya dari posisi duduk ke berdiri..
Beristirahat dengan berbaring miring ke kiri..
Mandi air hangat..