Partisipasi bersumber dari bahasa Inggris adalah “participation” adalah pengambilan bidang atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah sebuah gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam sebuah perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kedewasaan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu dijadikan sama berat dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Sah dari beberapa pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap cara yang menerapkan dalam anggota belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :
- Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha untuk pencapaian kebutuhan warga yang memerlukan pertolongan
- Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
- Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang bisa menunjang keberhasilan sebuah program
- Partisipasi keterampilan, adalah memberikan dorongan menempuh keterampilan yang dipunyainya untuk anggota warga lain yang membutuhkannya
Partisipasi buah tipu daya bertambah merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, gagasan atau buah tipu daya konstruktif, sama berat untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan ilmu artian mengembangkan cara yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas bisa dikenali bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
- Keterlibatan peserta didik dalam segala cara yang dilaksanakan dalam anggota belajar mengajar.
- Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam cara yang dilaksanakan dalam anggota belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan mampu dicapai semaksimal mungkin.
Tidak benar anggota belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Benar keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar supaya siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan cara yang tepat akan menentukan keberhasilan cara belajar mengajar. Cara belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang diterapkan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang bertambah kondusif karena siswa bertambah bertindak serta bertambah membuka dan sensitif dalam cara belajar mengajar.
Bentuk - Bentuk PartisipasiMenurut Effendi, partisipasi benar dua bentuk, adalah partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.
- Partisipasi vertikal adalah sebuah bentuk keadaan tertentu dalam warga yang terlibat di dalamnya atau mengambil bidang dalam sebuah program pihak lain, dalam hubungan mana warga berada sebagai posisi bawahan.
- Partisipasi horizontal adalah dimana warganya tidak tidak masuk tipu daya untuk memiliki prakarsa dimana setiap anggota / kelompok warga berpartisipasi secara horizontal selang satu dengan yang lainnya, sama berat dalam bangkit bersama, maupun dalam rangka memainkan cara dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya warga yang mampu dijadikan bertambah sempurna secara mandiri
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
- Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil sebuah keputusan atau anggota proyek pembangunan.
- Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta memiliki hak untuk memakai prakarsa tersebut terlibat dalam setiap anggota artian membangun diskusi tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
- Transparansi :Semua pihak harus bisa menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim mengadakan komunikasi membuka dan kondusif sehingga menimbulkan diskusi.
- Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Beragam pihak yang terlibat harus bisa menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
- Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Beragam pihak memiliki tanggung jawab yang jelas dalam setiap anggota karena demikianlah keadaanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam anggota pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.
- Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan beragam pihak tidak lepas sama sekali dari segala daya dan kelemahan yang dipunyai setiap pihak, sehingga menempuh keterlibatan aktif dalam setiap anggota cara, terjadi sebuah anggota saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
- Kerjasama : Diperlukan demikianlah keadaanya kerja sama beragam pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan artian mengurangi beragam kelemahan yang benar, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
Partisipasi pasif/ manipulatif | (a) Warga berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi; (b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek] tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat; (c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok tujuan. |
Partisipasi dengan cara memberikan informasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya; (b) Warga tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi anggota penyelesaian; (c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama warga. |
Partisipasi menempuh konsultasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara berkonsultasi; (b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kesudahan mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat; (c) Tidak benar peluang untuk pembuat keputusan bersama; (d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan warga (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. |
Partisipasi untuk insentif materil | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan konsumsi, upah, tukar rugi, dan sebagainya; (b) Warga tidak dilibatkan dalam eksperimen atau anggota pembelajarannya; (c) Warga tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang diterapkan pada saat [[insentif yang disediakan/diterima habis. |
Partisipasi fungsional | (a) Warga berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang mengadakan komunikasi dengan proyek; (b) Pembentukan kelompok (biasanya) sesudah benar keputusan-keputusan utama yang disepakati; (c) Pada awalnya, kelompok warga ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri. |
Partisipasi interaktif | (a) Warga berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan cara dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada; (b) Partisipasi ini cenderung melibatkan cara inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam anggota belajar yang terstruktur dan sistematik; (c) Kelompok-kelompok warga memiliki peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka memiliki andil dalam semua penyelenggaraan cara. |
Self mobilization | (a) Warga berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara lepas sama sekali (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki; (b) Warga mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan; (c) Warga memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang benar. |
Benar beberapa faktor yang bisa memengaruhi partisipasi warga dalam sebuah program, sifat faktor-faktor tersebut bisa mendukung sebuah keberhasilan program namun benar juga yang sifatnya bisa menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) menyebut partisipasi yang tumbuh dalam warga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang benar. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral untuk nilai dan norma warga yang bertambah mantap, cenderung bertambah banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya.2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur beragam bangsa menyebut bahwa pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang artiannya bahwa dalam banyak warga peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi makin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan demikianlah keadaanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang makin sama berat.3. Pendidikan
Dibicarakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap bisa memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap sekitar yang terkaitnya, sebuah sikap yang diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan semua warga.4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang sama berat dan mencukupi kebutuhan sehari-hari bisa mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan warga. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam sebuah cara, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan sekitar yang terkait tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Makin lama dia tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu, maka rasa memiliki terhadap sekitar yang terkait cenderung bertambah terlihat dalam partisipasinya yang luhur dalam setiap cara sekitar yang terkait tersebut. Rujukan- //www.canboyz.co.cc/2010/05/pengertian-definisi-partisipasi.html
- //id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2138028-tujuan-partisipasi-masyarakat/
- //sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/
edunitas.com
Page 2
Partisipasi bersumber dari bahasa Inggris adalah “participation” adalah pengambilan bidang atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah sebuah gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam sebuah perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kedewasaan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu dijadikan sama berat dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Sah dari beberapa pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap cara yang menerapkan dalam anggota belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :
- Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha untuk pencapaian kebutuhan warga yang membutuhkan pertolongan
- Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
- Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang bisa menunjang keberhasilan sebuah program
- Partisipasi keterampilan, adalah memberikan dorongan menempuh keterampilan yang dipunyainya untuk anggota warga lain yang membutuhkannya
Partisipasi buah tipu daya bertambah adalah partisipasi berupa sumbangan ide, gagasan atau buah tipu daya konstruktif, sama berat untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan ilmu artian mengembangkan cara yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas bisa dikenali bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
- Keterlibatan peserta didik dalam segala cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
- Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan mampu dicapai semaksimal mungkin.
Tidak berada anggota belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Berada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar supaya siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan cara yang tepat akan menentukan keberhasilan cara belajar mengajar. Cara belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang diterapkan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang bertambah kondusif karena siswa bertambah bertindak serta bertambah membuka dan sensitif dalam cara belajar mengajar.
Bentuk - Bentuk PartisipasiMenurut Effendi, partisipasi berada dua bentuk, adalah partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.
- Partisipasi vertikal adalah sebuah bentuk kondisi tertentu dalam warga yang terlibat di dalamnya atau mengambil bidang dalam sebuah program pihak lain, dalam hubungan mana warga berada sebagai posisi bawahan.
- Partisipasi horizontal adalah dimana warganya tidak tidak masuk tipu daya untuk memiliki prakarsa dimana setiap anggota / kelompok warga berpartisipasi secara horizontal selang satu dengan yang yang lain, sama berat dalam bangkit bersama, maupun dalam rangka memainkan cara dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini adalah tanda permulaan tumbuhnya warga yang mampu dijadikan bertambah sempurna secara mandiri
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
- Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil sebuah keputusan atau anggota proyek pembangunan.
- Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta memiliki hak untuk memakai prakarsa tersebut terlibat dalam setiap anggota artian membangun diskusi tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
- Transparansi :Semua pihak harus bisa menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim mengadakan komunikasi membuka dan kondusif sehingga menimbulkan diskusi.
- Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Beragam pihak yang terlibat harus bisa menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
- Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Beragam pihak memiliki tanggung jawab yang jelas dalam setiap anggota karena beradanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam anggota pengambilan keputusan dan langkah-langkah berikutnya.
- Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan beragam pihak tidak lepas sama sekali dari segala daya dan kelemahan yang dipunyai setiap pihak, sehingga menempuh keterlibatan aktif dalam setiap anggota cara, terjadi sebuah anggota saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
- Kerjasama : Diperlukan beradanya kerja sama beragam pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan artian mengurangi beragam kelemahan yang berada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
Partisipasi pasif/ manipulatif | (a) Warga berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi; (b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek] tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat; (c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok tujuan. |
Partisipasi dengan cara memberikan informasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya; (b) Warga tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi anggota penyelesaian; (c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama warga. |
Partisipasi menempuh konsultasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara berkonsultasi; (b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk berikutnya mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat; (c) Tidak berada peluang untuk pembuat keputusan bersama; (d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan warga (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. |
Partisipasi untuk insentif materil | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan konsumsi, upah, tukar rugi, dan sebagainya; (b) Warga tidak dilibatkan dalam eksperimen atau anggota pembelajarannya; (c) Warga tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang diterapkan pada ketika [[insentif yang disediakan/diterima habis. |
Partisipasi fungsional | (a) Warga berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang mengadakan komunikasi dengan proyek; (b) Pembentukan kelompok (biasanya) sesudah berada keputusan-keputusan utama yang disepakati; (c) Pada awal mulanya, kelompok warga ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada ketikanya mampu mandiri. |
Partisipasi interaktif | (a) Warga berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan cara dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada; (b) Partisipasi ini cenderung melibatkan cara inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam anggota belajar yang terstruktur dan sistematik; (c) Kelompok-kelompok warga memiliki peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka memiliki andil dalam semua penyelenggaraan cara. |
Self mobilization | (a) Warga berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara lepas sama sekali (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki; (b) Warga mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan; (c) Warga memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang berada. |
Berada beberapa faktor yang bisa memengaruhi partisipasi warga dalam sebuah program, sifat faktor-faktor tersebut bisa mendukung sebuah keberhasilan program namun berada juga yang sifatnya bisa menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) menyebut partisipasi yang tumbuh dalam warga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia adalah faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral untuk nilai dan norma warga yang bertambah mantap, cenderung bertambah banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia yang lain.2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur beragam bangsa menyebut bahwa pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang artiannya bahwa dalam banyak warga peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi makin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan beradanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang makin sama berat.3. Pendidikan
Dibicarakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap bisa memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap sekitar yang terkaitnya, sebuah sikap yang diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan semua warga.4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang sama berat dan mencukupi kebutuhan sehari-hari bisa mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan warga. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam sebuah cara, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan sekitar yang terkait tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Makin lama dia tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu, maka rasa memiliki terhadap sekitar yang terkait cenderung bertambah terlihat dalam partisipasinya yang luhur dalam setiap cara sekitar yang terkait tersebut. Rujukan- //www.canboyz.co.cc/2010/05/pengertian-definisi-partisipasi.html
- //id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2138028-tujuan-partisipasi-masyarakat/
- //sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/
edunitas.com
Page 3
Partisipasi bersumber dari bahasa Inggris adalah “participation” adalah pengambilan bidang atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah sebuah gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam sebuah perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kedewasaan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu dijadikan sama berat dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Sah dari beberapa pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap cara yang menerapkan dalam anggota belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :
- Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha untuk pencapaian kebutuhan warga yang membutuhkan pertolongan
- Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
- Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang bisa menunjang keberhasilan sebuah program
- Partisipasi keterampilan, adalah memberikan dorongan menempuh keterampilan yang dipunyainya untuk anggota warga lain yang membutuhkannya
Partisipasi buah tipu daya bertambah adalah partisipasi berupa sumbangan ide, gagasan atau buah tipu daya konstruktif, sama berat untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan ilmu artian mengembangkan cara yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas bisa dikenali bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
- Keterlibatan peserta didik dalam segala cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
- Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan mampu dicapai semaksimal mungkin.
Tidak berada anggota belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Berada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar supaya siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan cara yang tepat akan menentukan keberhasilan cara belajar mengajar. Cara belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang diterapkan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang bertambah kondusif karena siswa bertambah bertindak serta bertambah membuka dan sensitif dalam cara belajar mengajar.
Bentuk - Bentuk PartisipasiMenurut Effendi, partisipasi berada dua bentuk, adalah partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.
- Partisipasi vertikal adalah sebuah bentuk kondisi tertentu dalam warga yang terlibat di dalamnya atau mengambil bidang dalam sebuah program pihak lain, dalam hubungan mana warga berada sebagai posisi bawahan.
- Partisipasi horizontal adalah dimana warganya tidak tidak masuk tipu daya untuk memiliki prakarsa dimana setiap anggota / kelompok warga berpartisipasi secara horizontal selang satu dengan yang yang lain, sama berat dalam bangkit bersama, maupun dalam rangka memainkan cara dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini adalah tanda permulaan tumbuhnya warga yang mampu dijadikan bertambah sempurna secara mandiri
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
- Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil sebuah keputusan atau anggota proyek pembangunan.
- Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta memiliki hak untuk memakai prakarsa tersebut terlibat dalam setiap anggota artian membangun diskusi tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
- Transparansi :Semua pihak harus bisa menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim mengadakan komunikasi membuka dan kondusif sehingga menimbulkan diskusi.
- Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Beragam pihak yang terlibat harus bisa menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
- Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Beragam pihak memiliki tanggung jawab yang jelas dalam setiap anggota karena beradanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam anggota pengambilan keputusan dan langkah-langkah berikutnya.
- Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan beragam pihak tidak lepas sama sekali dari segala daya dan kelemahan yang dipunyai setiap pihak, sehingga menempuh keterlibatan aktif dalam setiap anggota cara, terjadi sebuah anggota saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
- Kerjasama : Diperlukan beradanya kerja sama beragam pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan artian mengurangi beragam kelemahan yang berada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
Partisipasi pasif/ manipulatif | (a) Warga berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi; (b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek] tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat; (c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok tujuan. |
Partisipasi dengan cara memberikan informasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya; (b) Warga tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi anggota penyelesaian; (c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama warga. |
Partisipasi menempuh konsultasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara berkonsultasi; (b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk berikutnya mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat; (c) Tidak berada peluang untuk pembuat keputusan bersama; (d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan warga (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. |
Partisipasi untuk insentif materil | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan konsumsi, upah, tukar rugi, dan sebagainya; (b) Warga tidak dilibatkan dalam eksperimen atau anggota pembelajarannya; (c) Warga tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang diterapkan pada ketika [[insentif yang disediakan/diterima habis. |
Partisipasi fungsional | (a) Warga berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang mengadakan komunikasi dengan proyek; (b) Pembentukan kelompok (biasanya) sesudah berada keputusan-keputusan utama yang disepakati; (c) Pada awal mulanya, kelompok warga ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada ketikanya mampu mandiri. |
Partisipasi interaktif | (a) Warga berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan cara dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada; (b) Partisipasi ini cenderung melibatkan cara inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam anggota belajar yang terstruktur dan sistematik; (c) Kelompok-kelompok warga memiliki peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka memiliki andil dalam semua penyelenggaraan cara. |
Self mobilization | (a) Warga berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara lepas sama sekali (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki; (b) Warga mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan; (c) Warga memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang berada. |
Berada beberapa faktor yang bisa memengaruhi partisipasi warga dalam sebuah program, sifat faktor-faktor tersebut bisa mendukung sebuah keberhasilan program namun berada juga yang sifatnya bisa menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) menyebut partisipasi yang tumbuh dalam warga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia adalah faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral untuk nilai dan norma warga yang bertambah mantap, cenderung bertambah banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia yang lain.2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur beragam bangsa menyebut bahwa pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang artiannya bahwa dalam banyak warga peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi makin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan beradanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang makin sama berat.3. Pendidikan
Dibicarakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap bisa memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap sekitar yang terkaitnya, sebuah sikap yang diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan semua warga.4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang sama berat dan mencukupi kebutuhan sehari-hari bisa mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan warga. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam sebuah cara, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan sekitar yang terkait tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Makin lama dia tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu, maka rasa memiliki terhadap sekitar yang terkait cenderung bertambah terlihat dalam partisipasinya yang luhur dalam setiap cara sekitar yang terkait tersebut. Rujukan- //www.canboyz.co.cc/2010/05/pengertian-definisi-partisipasi.html
- //id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2138028-tujuan-partisipasi-masyarakat/
- //sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/
edunitas.com
Page 4
Partisipasi bersumber dari bahasa Inggris adalah “participation” adalah pengambilan bidang atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah sebuah gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam sebuah perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kedewasaan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu dijadikan sama berat dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Sah dari beberapa pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap cara yang menerapkan dalam anggota belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :
- Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha untuk pencapaian kebutuhan warga yang membutuhkan pertolongan
- Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
- Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang bisa menunjang keberhasilan sebuah program
- Partisipasi keterampilan, adalah memberikan dorongan menempuh keterampilan yang dipunyainya untuk anggota warga lain yang membutuhkannya
Partisipasi buah tipu daya bertambah adalah partisipasi berupa sumbangan ide, gagasan atau buah tipu daya konstruktif, sama berat untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan ilmu artian mengembangkan cara yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas bisa dikenali bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
- Keterlibatan peserta didik dalam segala cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
- Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan mampu dicapai semaksimal mungkin.
Tidak berada anggota belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Berada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar supaya siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan cara yang tepat akan menentukan keberhasilan cara belajar mengajar. Cara belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang diterapkan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang bertambah kondusif karena siswa bertambah bertindak serta bertambah membuka dan sensitif dalam cara belajar mengajar.
Bentuk - Bentuk PartisipasiMenurut Effendi, partisipasi berada dua bentuk, adalah partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.
- Partisipasi vertikal adalah sebuah bentuk kondisi tertentu dalam warga yang terlibat di dalamnya atau mengambil bidang dalam sebuah program pihak lain, dalam hubungan mana warga berada sebagai posisi bawahan.
- Partisipasi horizontal adalah dimana warganya tidak tidak masuk tipu daya untuk memiliki prakarsa dimana setiap anggota / kelompok warga berpartisipasi secara horizontal selang satu dengan yang yang lain, sama berat dalam bangkit bersama, maupun dalam rangka memainkan cara dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini adalah tanda permulaan tumbuhnya warga yang mampu dijadikan bertambah sempurna secara mandiri
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
- Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil sebuah keputusan atau anggota proyek pembangunan.
- Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta memiliki hak untuk memakai prakarsa tersebut terlibat dalam setiap anggota artian membangun diskusi tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
- Transparansi :Semua pihak harus bisa menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim mengadakan komunikasi membuka dan kondusif sehingga menimbulkan diskusi.
- Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Beragam pihak yang terlibat harus bisa menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
- Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Beragam pihak memiliki tanggung jawab yang jelas dalam setiap anggota karena beradanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam anggota pengambilan keputusan dan langkah-langkah berikutnya.
- Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan beragam pihak tidak lepas sama sekali dari segala daya dan kelemahan yang dipunyai setiap pihak, sehingga menempuh keterlibatan aktif dalam setiap anggota cara, terjadi sebuah anggota saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
- Kerjasama : Diperlukan beradanya kerja sama beragam pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan artian mengurangi beragam kelemahan yang berada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
Partisipasi pasif/ manipulatif | (a) Warga berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi; (b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek] tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat; (c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok tujuan. |
Partisipasi dengan cara memberikan informasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya; (b) Warga tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi anggota penyelesaian; (c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama warga. |
Partisipasi menempuh konsultasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara berkonsultasi; (b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk berikutnya mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat; (c) Tidak berada peluang untuk pembuat keputusan bersama; (d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan warga (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. |
Partisipasi untuk insentif materil | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan konsumsi, upah, tukar rugi, dan sebagainya; (b) Warga tidak dilibatkan dalam eksperimen atau anggota pembelajarannya; (c) Warga tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang diterapkan pada ketika [[insentif yang disediakan/diterima habis. |
Partisipasi fungsional | (a) Warga berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang mengadakan komunikasi dengan proyek; (b) Pembentukan kelompok (biasanya) sesudah berada keputusan-keputusan utama yang disepakati; (c) Pada awal mulanya, kelompok warga ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada ketikanya mampu mandiri. |
Partisipasi interaktif | (a) Warga berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan cara dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada; (b) Partisipasi ini cenderung melibatkan cara inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam anggota belajar yang terstruktur dan sistematik; (c) Kelompok-kelompok warga memiliki peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka memiliki andil dalam semua penyelenggaraan cara. |
Self mobilization | (a) Warga berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara lepas sama sekali (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki; (b) Warga mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan; (c) Warga memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang berada. |
Berada beberapa faktor yang bisa memengaruhi partisipasi warga dalam sebuah program, sifat faktor-faktor tersebut bisa mendukung sebuah keberhasilan program namun berada juga yang sifatnya bisa menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) menyebut partisipasi yang tumbuh dalam warga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia adalah faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral untuk nilai dan norma warga yang bertambah mantap, cenderung bertambah banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia yang lain.2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur beragam bangsa menyebut bahwa pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang artiannya bahwa dalam banyak warga peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi makin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan beradanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang makin sama berat.3. Pendidikan
Dibicarakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap bisa memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap sekitar yang terkaitnya, sebuah sikap yang diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan semua warga.4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang sama berat dan mencukupi kebutuhan sehari-hari bisa mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan warga. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam sebuah cara, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan sekitar yang terkait tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Makin lama dia tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu, maka rasa memiliki terhadap sekitar yang terkait cenderung bertambah terlihat dalam partisipasinya yang luhur dalam setiap cara sekitar yang terkait tersebut. Rujukan- //www.canboyz.co.cc/2010/05/pengertian-definisi-partisipasi.html
- //id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2138028-tujuan-partisipasi-masyarakat/
- //sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/
edunitas.com
Page 5
Partisipasi bersumber dari bahasa Inggris adalah “participation” adalah pengambilan bidang atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah sebuah gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam sebuah perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kedewasaan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu dijadikan sama berat dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Sah dari beberapa pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah sebuah keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap cara yang menerapkan dalam anggota belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :
- Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha untuk pencapaian kebutuhan warga yang membutuhkan pertolongan
- Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
- Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang bisa menunjang keberhasilan sebuah program
- Partisipasi keterampilan, adalah memberikan dorongan menempuh keterampilan yang dipunyainya untuk anggota warga lain yang membutuhkannya
Partisipasi buah tipu daya bertambah adalah partisipasi berupa sumbangan ide, gagasan atau buah tipu daya konstruktif, sama berat untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan ilmu artian mengembangkan cara yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas bisa dikenali bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
- Keterlibatan peserta didik dalam segala cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
- Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam cara yang diterapkan dalam anggota belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan mampu dicapai semaksimal mungkin.
Tidak berada anggota belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Berada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar supaya siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan cara yang tepat akan menentukan keberhasilan cara belajar mengajar. Cara belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang diterapkan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang bertambah kondusif karena siswa bertambah bertindak serta bertambah membuka dan sensitif dalam cara belajar mengajar.
Bentuk - Bentuk PartisipasiMenurut Effendi, partisipasi berada dua bentuk, adalah partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.
- Partisipasi vertikal adalah sebuah bentuk kondisi tertentu dalam warga yang terlibat di dalamnya atau mengambil bidang dalam sebuah program pihak lain, dalam hubungan mana warga berada sebagai posisi bawahan.
- Partisipasi horizontal adalah dimana warganya tidak tidak masuk tipu daya untuk memiliki prakarsa dimana setiap anggota / kelompok warga berpartisipasi secara horizontal selang satu dengan yang yang lain, sama berat dalam bangkit bersama, maupun dalam rangka memainkan cara dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini adalah tanda permulaan tumbuhnya warga yang mampu dijadikan bertambah sempurna secara mandiri
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
- Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil sebuah keputusan atau anggota proyek pembangunan.
- Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta memiliki hak untuk memakai prakarsa tersebut terlibat dalam setiap anggota artian membangun diskusi tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
- Transparansi :Semua pihak harus bisa menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim mengadakan komunikasi membuka dan kondusif sehingga menimbulkan diskusi.
- Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Beragam pihak yang terlibat harus bisa menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
- Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Beragam pihak memiliki tanggung jawab yang jelas dalam setiap anggota karena beradanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam anggota pengambilan keputusan dan langkah-langkah berikutnya.
- Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan beragam pihak tidak lepas sama sekali dari segala daya dan kelemahan yang dipunyai setiap pihak, sehingga menempuh keterlibatan aktif dalam setiap anggota cara, terjadi sebuah anggota saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
- Kerjasama : Diperlukan beradanya kerja sama beragam pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan artian mengurangi beragam kelemahan yang berada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
Partisipasi pasif/ manipulatif | (a) Warga berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi; (b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek] tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat; (c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok tujuan. |
Partisipasi dengan cara memberikan informasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya; (b) Warga tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi anggota penyelesaian; (c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama warga. |
Partisipasi menempuh konsultasi | (a) Warga berpartisipasi dengan cara berkonsultasi; (b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk berikutnya mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat; (c) Tidak berada peluang untuk pembuat keputusan bersama; (d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan warga (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. |
Partisipasi untuk insentif materil | (a) Warga berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan konsumsi, upah, tukar rugi, dan sebagainya; (b) Warga tidak dilibatkan dalam eksperimen atau anggota pembelajarannya; (c) Warga tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang diterapkan pada ketika [[insentif yang disediakan/diterima habis. |
Partisipasi fungsional | (a) Warga berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang mengadakan komunikasi dengan proyek; (b) Pembentukan kelompok (biasanya) sesudah berada keputusan-keputusan utama yang disepakati; (c) Pada awal mulanya, kelompok warga ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada ketikanya mampu mandiri. |
Partisipasi interaktif | (a) Warga berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan cara dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada; (b) Partisipasi ini cenderung melibatkan cara inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam anggota belajar yang terstruktur dan sistematik; (c) Kelompok-kelompok warga memiliki peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka memiliki andil dalam semua penyelenggaraan cara. |
Self mobilization | (a) Warga berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara lepas sama sekali (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki; (b) Warga mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan; (c) Warga memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang berada. |
Berada beberapa faktor yang bisa memengaruhi partisipasi warga dalam sebuah program, sifat faktor-faktor tersebut bisa mendukung sebuah keberhasilan program namun berada juga yang sifatnya bisa menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) menyebut partisipasi yang tumbuh dalam warga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia adalah faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral untuk nilai dan norma warga yang bertambah mantap, cenderung bertambah banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia yang lain.2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur beragam bangsa menyebut bahwa pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang artiannya bahwa dalam banyak warga peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi makin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan beradanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang makin sama berat.3. Pendidikan
4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang sama berat dan mencukupi kebutuhan sehari-hari bisa mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan warga. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam sebuah cara, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan sekitar yang terkait tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Makin lama dia tinggal dalam sekitar yang terkait tertentu, maka rasa memiliki terhadap sekitar yang terkait cenderung bertambah terlihat dalam partisipasinya yang luhur dalam setiap cara sekitar yang terkait tersebut. Rujukan- //www.canboyz.co.cc/2010/05/pengertian-definisi-partisipasi.html
- //id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2138028-tujuan-partisipasi-masyarakat/
- //sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/
edunitas.com
Page 6
Portal BinatangArtikel PilihanGambar Pilihan
Artikel-artikelKategoriTahukah anda...
|
edunitas.com
Page 7
Ostracoda | Eoraptor lunensis | Megascops asio | Hesperiphona vespertina | Oncometopia orbona |
Portal BinatangArtikel PilihanGambar Pilihan
Artikel-artikelKategoriTahukah anda.......
|
edunitas.com
Page 8
Tags (tagged): portal, of, hindu, unkris, sm, sampai, 13, agama, merupakan, ketiga, dewa, kebijaksanaan, lukisan, patungnya, banyak, gambar, pilihan, lampu, lilin, saat, perayaan, deepavali, diwali, raya, penduduk, koloni, mendambakan, center, studies, org, berita, artikel, sunting, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia
Page 9
Tags (tagged): portal, of, hindu, unkris, anakbenua, india, sini, terdapat, sekitar, 90, berkepala, gajah, berlengan, empat, berbadan, gemuk, kompleks, candi, terbesar, indonesia, penting, terlibat, dalam, gerakan, kemerdekaan, dia, center, studies, sungai, gangga, itihasa, kosmologi, lingga, mitologi, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia
Page 10
Tags (tagged): portal, hindu, unkris, anakbenua, india, sini, terdapat, sekitar, 90, berkepala, gajah, berlengan, empat, berbadan, gemuk, kompleks, candi, terbesar, indonesia, penting, terlibat, dalam, gerakan, kemerdekaan, dia, pusat, ilmu, pengetahuan, sungai, gangga, itihasa, kosmologi, lingga, mitologi, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia
Page 11
Tags (tagged): portal, hindu, unkris, sm, sampai, 13, agama, merupakan, ketiga, dewa, kebijaksanaan, lukisan, patungnya, banyak, gambar, pilihan, lampu, lilin, saat, perayaan, deepavali, diwali, raya, penduduk, koloni, mendambakan, pusat, ilmu, pengetahuan, org, berita, artikel, sunting, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia
Page 12
| |||
edunitas.com
Page 13
| ||
edunitas.com
Page 14
| ||
edunitas.com
Page 15
| |||
edunitas.com
Page 16
Portal FilmSelamat datang di Portal FilmFilm yaitu gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan bagi 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup yaitu wujud seni, wujud populer dari hiburan, dan juga bidang usaha. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Selengkapnya...
|
Page 17
Tags (tagged): portal, film, articles, choice, articles choice, unkris, film setiap, pengguna, mengajukan artikel pilihannya, merupakan artikel, rintisan, artikel pilihan saat, 2, film artikel pilihan, 12 27, februari, 28 3, 2010, juli 2010, rumah, dara 8 portal, film artikel, pilihan, 7, center of, studies roman, twilight, film 28 thriller, rumah dara, sutradara
Page 18
Tags (tagged): portal, film, articles, choice, articles choice, unkris, telah akan, menjadi, artikel pilihan portal, sesuatu, ada, hubungannya film artikel, harus, bukan, merupakan, artikel rintisan artikel, pilihan saat, 2010, kandidat belum dijadwalkan, artikel telah, center, of studies potter, and the, half, blood prince sci, fi lihat, pula, artikel portal
Page 19
Tags (tagged): portal, film, artikel, pilihan, artikel pilihan, unkris, telah akan, menjadi, artikel pilihan portal, sesuatu, ada, hubungannya film artikel, harus, bukan, merupakan, artikel rintisan artikel, pilihan saat, 2010, kandidat belum dijadwalkan, artikel telah, pusat, ilmu pengetahuan potter, and the, half, blood prince sci, fi lihat, pula, artikel portal
Page 20
Tags (tagged): portal, film, artikel, pilihan, artikel pilihan, unkris, film setiap, pengguna, mengajukan artikel pilihannya, merupakan artikel, rintisan, artikel pilihan saat, 2, film artikel pilihan, 12 27, februari, 28 3, 2010, juli 2010, rumah, dara 8 portal, film artikel, 7, pusat ilmu, pengetahuan roman, twilight, film 28 thriller, rumah dara, sutradara
Page 21
Portal FilmSelamat datang di Portal FilmFilm merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Selengkapnya.....
|
Page 22
Portal FilmSelamat datang di Portal FilmFilm merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan kepada 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Selengkapnya.....
|
Page 23
Portal FilmSelamat datang di Portal FilmFilm merupakan gambar-hidup, juga sering dikata movie (semula pelesetan kepada 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dikata 'sinema'. Gambar-hidup merupakan bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Selengkapnya.....
|
Page 24
Tags (tagged): portal, film, articles, choice, articles choice, unkris, telah akan, menjadi, artikel pilihan portal, sesuatu, ada, hubungannya film artikel, harus, bukan, merupakan, artikel rintisan artikel, pilihan saat, 2010, kandidat belum dijadwalkan, artikel telah, center, of studies potter, and the, half, blood prince sci, fi lihat, pula, artikel portal
Page 25
Tags (tagged): portal, film, articles, choice, articles choice, unkris, film setiap, pengguna, mengajukan artikel pilihannya, merupakan artikel, rintisan, artikel pilihan saat, 2, film artikel pilihan, 12 27, februari, 28 3, 2010, juli 2010, rumah, dara 8 portal, film artikel, pilihan, 7, center of, studies roman, twilight, film 28 thriller, rumah dara, sutradara
Page 26
Tags (tagged): portal, film, artikel, pilihan, artikel pilihan, unkris, film setiap, pengguna, mengajukan artikel pilihannya, merupakan artikel, rintisan, artikel pilihan saat, 2, film artikel pilihan, 12 27, februari, 28 3, 2010, juli 2010, rumah, dara 8 portal, film artikel, 7, pusat ilmu, pengetahuan roman, twilight, film 28 thriller, rumah dara, sutradara