Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam - Bercocok tanam merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya masa berburu dan meramu. Masa bercocok tanam ditandai dengan perubahan tradisi yang semula mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing). Show
Kegiatan bercocok tanam ini mulai dilakukan setelah manusia purba mulai menetap di suatu wilayah meskipun hanya bersifat sementara. Selain bercocok tanam manusia purba juga beternak hewan seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, anjing dan kuda. Masa bercocok tanam dan beternak ini diperkirakan terjadi pada zaman Mesolitikum. Sedangkan jenis manusia purba yang hidup pada masa ini adalah homo sapiens yang berasal dari rumpun melayu. Pada masa bercocok tanam hutan belukar dimanfaatkan untuk dijadikan ladang dengan menanam tanaman seperti padi, sukun, nangka, jagung, ketela, pisang dan kedelai. Lama-kelamaan tanah sekitar tidak dapat ditanami lagi sehingga mengharuskan berpindah mencari tanah yang lebih subur. Sistem berlandang secara berpindah ini disebut juga bergumah. Kegiatan seperti ini masih sering dijumpai di Indonesia seperti di pedalaman papua dan kalimantan. Adapun ciri-ciri kehidupan pada masa bercocok tanam dan beternak adalah sebagai berikut:
Sistem kepercayaan pada masa bercocok tanamPada masa ini manusia purba telah mengenal sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan manusia purba pada saat itu dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan animisme dan kepercayaan dinamisme. Sumber: dari berbagai sumber. Incoming search terms:
Ilustrasi manusia purba pada zaman praaksara.
TRIBUNNEWS.COM - Iklim dan bentuk muka bumi mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari corak kehidupan masyarakat Indonesia pada masa praaksara. Dikutip dari Buku SMP/MTS IPS Kelas VII 2017 oleh Ahmad Mushlih, dkk, kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga masa. Yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Baca juga: Mengenal Jenis Gerhana Matahari Total, Cincin, dan Sebagian, serta Gerhana Bulan Total dan Penumbra Baca juga: Mengenal Kondisi Bumi: Bentuk, Rotasi, hingga Revolusi Bumi Replika manusia purba di Museum Sangiran, Rabu (18/12/2019) (Ambar/TribunTravel)a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Kehidupan manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan dari sejak Pithecanthropus sampai dengan Homo sapiens sangat bergantung pada kondisi alam. Mereka tinggal di padang rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai. Daerah itu juga merupakan tempat persinggahan hewan-hewan seperti kerbau, kuda, monyet, banteng, dan rusa, untuk mencari mangsa. Hewan-hewan inilah yang kemudian diburu oleh manusia. Selain berburu mereka juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan seperti ubi, keladi, daun-daunan, dan buah-buahan.
Masa Bercocok Tanam – Dalam hal bercocok tanam tentu kita semua sudah tahu kegiatan bercocok tanam ini sudah ada dari zaman sejarah yang masih lestari hingga sekarang, untuk itu pada kesempatan ini dosenpintar.com akan membagikan sebuah artikel mengenai tentang masa bercocok tanam. Adpun yang akan kita bahas meliputi Pengertian Masa Bercocok Tanam, Jenis dan Ciri Manusia Purba Masa Bercocok Tanam, Ciri-Ciri Kehidupan Masa Bercocok Tanam, Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam, Alat-alat Peninggalan Masa Bercocok Tanam, Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam yang tentunya akan kita bahas satu persatu dibawah ini. Masa Bercocok TanamPengertian Masa Bercocok TanamMasa bercocok tanam adalah masa yang merupakan kelanjutan dari masa berburu dan kelanjutan dari masa meramu yang ditandai dengan memulai tinggal menetapnya manusia praaksara di suatu tempat karena semua kebutuhan makanan mereka mulai terpenuhi dengan kegiatan bercocok tanam di ladang dan juga memelihara hewan dengan beternak. Jenis dan Ciri Manusia Purba Masa Bercocok TanamAdapun jenis dan ciri manusia purba pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut. Homo MojokertensisPertama kali ditemukannya fosil ini oleh Von Koenigswald pada tahun1936 yang merupakan tengkorak kanak-kanak yang terletak di dekat Mojokerto. Dari bentuk gigi-giginya diperkirakan bahwa fosil ini adalah kanak-kanak yang belum melewati usia lima tahun. Wujud ini diberi nama Homo Mojokertensis. Dengan ciri ciri :
Baca Juga : Contoh Pamflet Meganthropus PaleojavanicusDi tahun 1941, disebuah daerah yang di kenal dengan sebutan Sangiran (lembah dari Sungai Bengawan Solo) Von Koenigswald telah menemukan sebagian dari tulang rahang bawah yang berukuran lebih besar dan cukup kuat daripada rahang dari Pithecanthropus Erectus. Kemudian seorang Von Koenigswald menyatakan bahwa bentuk jauh lebih tua daripada jenis Pithecanthropus Erectus mana pun. Mengingat dari bentuk tubuhnya yang sangat besar (megas), dan diberi nama Meganthropus Paleojavanicus. Adapun ciri-cirinya:
Homo SoloensisKemudian kepada specis ditemukan di dekat Ngandong (kawasan dari lembah Bengawan Solo, tepatnya di Kabupaten Blora), telah ditemukansejumlah sebelas fosil tengkorak oleh dua orang yaitu Von Koenigswald dan Weidenrich. Dengan ciri ciri :
Ciri-Ciri Kehidupan Masa Bercocok TanamAdapun ciri – ciri dari kehidupan pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut. Kehidupan SosialBerikut beberapa poin dari kehidupan bersosial media adalah sebagai berikut.
Baca Juga : Masa Perundagian Kehidupan BudayaDalam bidang budaya berikut ciri dari masa bercocok tanam, sebagai berikut.
TeknologiYang terjadi perubahan mendalam bagi teknologi pada masa ini adalah food gathering menjadi food producing. Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok TanamPada masa ini selain melakukan kegiatan bercocok tanam, pada masa ini manusia purba juga melaukan kegiatan berternak. Diperkirakan pada zaman Mesolitikum. Pada masa ini manusia yang tumbuh adalah (homo sapiens) yang berasal dari rumpun masyarakat melayu. Hutan belukar pada masa bercocok tanam dimanfaatkan sebagai tempat untuk bercocok tanam seperti sayur mayur, ubi-ubi, bertanam padi, buah sukun, buah nangka, bertanam ketela, pisang dan juga kedelai. Apabila dengan berjalannya waktu tanah tidak lagi subur, maka mereka akan secara serentak pindah bersama sama. Sistem berlandang dan sistem berternak dengan berpindah ini disebut bergumah. Kegiatan ini masih bisa ditemukan di Negara Indonesia di wilayah pedalaman kalimantan dan papua. Alat-alat Peninggalan Masa Bercocok TanamBerikut ini merupakan beberapa contoh mengenai alat peninggalan dari masa bercocok tanam, sebagai berikut. Beliung persegiPeralatan batu yang menonjol dari masa bercocok tanam ini, bentuknya mirip seperti cangkul, namun tidak memiliki ukuran sebesar cangkul zaman sekarang. Fungsinya bisa digunakan untuk mereka mengolah kayu, seperti halnya untuk membangun rumah dan juga perahu. Beliung persegi ditemukan di wilayah kepulauan Indonesia, yaitu wilayah nusa tenggara, pulau sumatra, pulau Jawa, dan Sulawesi. Kapak lonjongKapak ini terbuat dari batu nefrit berwarna lumut hijau yang berfungsi sebagai benda wasiat yang digunakan untuk berladang. Mata panahMata panah ini digunakan untuk berburu, memenah dan menangkap ikan, dengan bentuk seperti gergaji yang terbuat dari tulang, ditemukan didalam gua dipinggiran sungai, ditemukan di Papua dan Kalimantan. GerabahTerbuat dari tanah liat yang dipanaskan di api, sebagai alat rumah tangga seperti wadah air, masakan dan lain sebagainya. PerhiasanPada masa ini telah ditemukan perhiasan yang terbuat dari tanah liat, dari batu kalsedon, ada juga yang terbuat dari batu agat, batu jenis yaspur, dai cokelat merah, serta dari kulit kerang. Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok TanamAdapun sistem kepercayaan yang dianut pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut.
Jumlah dari anggota kelompok semakin lama dan semakin banyak sehingga membuat kelompok di dalam satu kampung tersebut. Manusia telah bisa memperoleh dan kembali menguasai alam di lingkungan. Hidup yang telah menetap merupakan bentuk awalnya perkembangan dan kehidupan manusia. Sistem perekonomian pada masa ini tumbuh dengan kegiatan tukar menukar yang dengan berjalannya waktu semakin berkembang pesat. Peninggalan dalam bidang budaya seperti peninggalan kerajinan yang terbat dari batu, tanah liat dan tulang. Seperti baliung, gerabah dan lain sebagainya. Pada masa ini, manusia memiliki waktu luang karena jarak panen dengan jarak tanam cukup jauh, maka dari itu mereka memanfaatkan waktu dengan menciptakan teknologi baru dengan menggunakan teknik seperti teknik tangan, teknik pukulan, teknik goresan, dan roda berputar serta teknik tatap batu. Demikianlah artikel mengenai Masa Bercocok Tanam, semoga bermanfaat dan semoga dapat menambah ilmu pengetahuan kita bersama. Baca Juga : |